Happy reading
tandai kalau ada typo👇👇
seorang anak laki-laki ber-umur sekitar lima tahunan, sedang menangis di samping gundukan tanah yang masih basah serta bunga-bunga yang baru saja ditaburi di atas makam itu.
Anak itu menangis sambil mengusap papan yang bernama-kan seorang perempuan. Anak itu tak kuasa menahan airmata nya, tubuhnya yang mungil bergetar karna tangisannya, ia terus menangis sambil memanggil "ibu".
"Sudah nak, ikhlaskan ibu mu, ya," ucap wanita paruh baya yang berada di samping anak itu, mata wanita tersebut juga terlihat sembab karena menangis, bahkan air matanya juga masih belum mengering. Ia sama rapuhnya seperti anak laki-laki yang sekarang berada dipelukkan nya.
Ada dua orang yang sedang kehilangan hari ini. Ardan kehilangan ibunya, dan Mila kehilangan anaknya. Sekuat mungkin Mila terlihat baik-baik saja didepan Ardan, untuk menenangkan anak itu.
Mila tak menyangka, diusia yang masih dini, Ardan harus menjadi seorang anak yatim piatu. Baru dua tahun lalu Ardan kehilangan sosok ayahnya. Kini, ia harus merasakan lagi kehilangan itu.
"Kami turut berduka cita ya, bu," ucap seorang pria yang ada didepan nenek Mila, di samping pria itu juga ada seorang wanita muda yang merupakan istri dari pria tadi.
"Ayo bu, sebaiknya kita pulang, sebentar lagi hujan turun," Ajak wanita muda itu.
Nenek Mila mengangguk kemudian mengajak Ardan untuk bangkit "Ayo dan kita pulang".
"Adan mau temenin ibu, nek," tutur Ardan.
Seorang pria tadi berjalan mendekat Ardan, kemudian ia berjongkok disampingnya "Nak, kita pulang dulu ya, besok kita kesini lagi. Kasian ibu mu kalau kamu nangis terus," ucapnya menenangkan anak kecil itu.
Dengan segala bujukan, akhirnya Ardan mau meninggalkan pemakaman itu. Kini mereka berjalan kearah mobil sedan hitam. Kemudian pulang kerumah nenek Mila.
Sesampainya dirumah, Nenek Mila mempersilahkan kedua pasangan itu untuk masuk dan duduk disebuah bangku yang terbuat dari bambu.
Di dalam rumah sederhana ini, Ardan dan nenek Mila tinggal. Dulu ber empat dengan ayah dan juga ibu Ardan. Tapi ajal dan maut tidak ada yang tau, hingga kini hanya tersisah mereka berdua yang tinggal dirumah itu.
Ardan kecil sekarang tengah tertidur, Nenek Mila sudah memindahkannya kekamar. Ardan sangat sedih sampai tertidur.
"Izinkan saya bertanggung jawab ya nek, saya bersedia merawat Ardan sampai dia dewasa nanti," ungkap pria berjas itu.
"Maaf, tapi saya masih bisa mengurus Ardan," kata nenek Mila sambil mengulas sedikit senyuman.
"Tapi nek, saya juga harus bertanggung jawab atas apa yang saya sudah perbuat".
"Saya menganggap itu semua kecelakaan, tuan," ucap nenek Mila lagi.
Tadi malam, saat Wina-ibunya Ardan, pulang kerja. Ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan nyawanya.
Pukul 22.00 WIB, Wina baru pulang dari salah satu rumah makan tempat ia bekerja. Malam tadi kota Bandung dilanda hujan yang sangat deras. Saat Wina menyebrang jalanan, tiba-tiba saja dari arah kirinya ada mobil yang melaju sangat kencang. Mobil itu adalah mobil yang tengah dikentadari oleh pria yang saat ini ada dihadapan nenek Mila.
Pria tersebut mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi karena ia dikabari bahwa anaknya, dirumah tengah mengalami demam tinggi. Pria tersebut panik, hingga harus mengendari mobil dengan kecepatan tinggi. Hingga dipertengahan jalan, ia mendapat telfon dari istrinya, bahwa anaknya sudah dibawa kerumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aydan
Teen FictionAyo mampir, buruan tambahin AYDAN di perpus kalian, baca dan jangan lupa votee yaaaaaa man-teman. follow sebelum baca!! Namanya, Mikhayla Anindhita. Putri tunggal dari pasangan Raka Adinata dan Rahayu Fitri. Mikhayla atau biasa dipanggil dengan sebu...