Tandai kalau ada typo
***
Usai kejadian beberapa hari yang lalu, Ardan tak mau lagi membiarkan Mika pulang dengan temannya. Sesibuk apapun dirinya mengurus segala keperluan untuk menjadi ketua osis cowok itu tetap menyempatkan dirinya untuk mengantar Mika pulang terlebih dahulu.Seperti siang hari ini, Ardan tengah menunggu gadis itu di parkiran. Meski 15 menit lagi akan diadakan rapat bagi calon ketos dan waketos tapi cowok itu tetap akan mengantat Mika pulang, memastikan sendiri gadis itu sampai dengan selamat.
Ardan tersenyum tipis melihat Mika yang tengah berjalan ke arah parkiran, tubuh gadis itu terhalang oleh beberapa siswa siswi yang juga berjalan hendak pulang. Gadis mungil yang tingginya hanya 148 cm itu terlihat sangat menggemaskan di mata Ardan.
"Bukannya lo mau rapat?" Ardan terbelalak kaget. Bagaimana tidak kaget, tiba-tiba saja gadis itu berada dihadapannya, padahal beberapa saat lalu Ardan masih melihatnya beberapa meter di depan sana.
Mika mengambil tumbler di tas nya, kemudian meneguk air yang ada di dalamnya hingga habis, ia kesal karena orang-orang di depannya berjalan lambat. Jadi mau tak mau gadis itu harus berlari agar cepat sampai ke parkiran.
Ardan mengambil helm yang tadi diletakkannya di motor kemudian memakaikannya ke Mika. "Gue anter lo pulang dulu." Katanya.
Mika mengangguk, kemudian naik ke motor dengan dibantu oleh Ardan.
Walaupun sebenarnya sedang buru-buru tapi Ardan sama sekali tidak ingin mengendarai dengan kebut-kebutan. Ia akan memastikan Mika aman dan nyaman.
Usai mengantar Mika ke rumahnya, Ardan kembali bergegas menuju sekolah, ia melihat ke arah arlojinya. 5 menit lagi rapat akan dimulai, Ardan mempercepat laju motornya agar segera sampai.
Ardan memarkirkan motornya lalu berlari ke arah ruang osis. Terlihat seorang gadis tengah berdiri di depan pintu ruang osis, gadis itu adalah Jesica valensya. Fatner ardan untuk mencalon sebagai ketua osis.
"Maaf kak agak lama, saya gak telat kan?" Ardan mengatur nafasnya yang sedikit ngos-ngosan, karena mengejar waktu membuat cowok itu sedikit panik dan terburu-buru.
Gadis dihadapannya menggeleng, "rapatnya belum dimulai kok," katanya kemudian masuk ke dalam ruangan bersama Ardan.
Mereka berdua duduk di bangku yang telah tersedia di sana, Ardan bernafas lega untungnya ia belum telat.
"Rapatnya emang belum dimulai, tapi usahakan datang lebih cepat sebelum rapat dimulai." Kata Jesica sambil mengeluarkan alat tulis dan beberapa lembar tissue. "Nih, muka lo keringetan."
Ardan mengambil tissue yang diberikan Jesica kemudian mengelap bulir-bulir keringan yang ada di wajahnya.
"Lo calon ketua osis, usahain disiplin."
Ardan mengangguk saja menanggapi ucapan kakak kelasnya itu, Ardan yakin Jesica adalah orang yang sangat tegas. Melihat wajah gadis itu saja Ardan sedikit takut.
Kemudian rapat dimulai dengan tenang tanpa ada keributan, para calon akan mengambil nomor urutnya dan menentukan visi dan misinya untuk menjadi ketua dan wakil ketua osis.
°○°○°○°○
Mika merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, gadis itu belum mengganti seragam sekolah rasanya malas sekali untuk mengganti pakaian. tangannya diulurkan ke arah meja yang ada di samping temoat tidurnya, ia melihat jam di hanphone nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aydan
Teen FictionAyo mampir, buruan tambahin AYDAN di perpus kalian, baca dan jangan lupa votee yaaaaaa man-teman. follow sebelum baca!! Namanya, Mikhayla Anindhita. Putri tunggal dari pasangan Raka Adinata dan Rahayu Fitri. Mikhayla atau biasa dipanggil dengan sebu...