09.|Senja dan laut

14 6 5
                                    

Tandai kalau ada typo

*******

Jauh dari orang tua, salah satu hal yang menyakitkan bukan?

Entah itu jauh karena akan menempuh pendidikan atau masa depan, Entah juga jauh karena kesibukan orang tua, seperti Mika. Atau.....

Bukan lagi jauh yang karena jarak memisahkan, tetapi sebuah perpisahan selamanya, perpisahan yang memang akan terjadi pada setiap orang, perpisahan yang kekal, yaitu kematian. Seperti Ardan yang kini telah ditinggal pergi keluarganya.

Ditinggal pergi yang menyakitkan.

Pergi yang tak akan pernah kembali.

Pergi yang kekal, dan hanya menyisahkan kenangan.

Pergi karena tuhan memintanya untuk kembali.

pergi untuk selamanya.....

Pagi ini kedua orang tua Mika akan pergi ke Lampung, untuk urusan bisnis Mama nya. Mereka sudah tiba disalah satu bandara kota Bandung. Pesawat yang akan menghatarkan Raka dan Rahayu ke pulau sumatra.

Air mata Mika tak berhenti turun sejak tadi masih di rumah, tangannya terus menggandeng erat lengan sang Mama. "Jangan lama-lama ya baliknya," kalimat yang sudah entah berapa kali Mika ucapkan sejak pagi tadi.

"Sayang, jangan sedih dong, kan biasanya juga sering Mama tinggal ke luar kota," Rahayu menghapus air mata di pipi anak gadisnya.

Ardan mendekat ke arah Mika, ingin membantu menenangkan gadis itu. Raka yang baru saja kembali dari membeli minuman, pun ikut membantu membujuk anak gadisnya yang kini meraung- raung, orang disekitarnya pun jadi menatap ke arah mereka.

Rahayu merasa malu melihat tatapan dari orang-orang itu, rasanya ingin sekali ia mencampakan Mika ke got. Tapi sayang, anaknya hanya ada Mika.

"Kan nanti bisa vidio call, sayang," Raka mengusap surai hitam Mika, kemudian mengecup kening anak gadisnya.

"Ada Ardan juga, dia pasti jagain kamu, dia pasti nggak buat kamu kesepian atau pun sedih."

"Iya kan, Dan?," Raka melihat ke arah Ardan.

"Iya om," ucapnya sambil mengangguk. "Gue bakal berusaha buat lo bahagia dan nggak ngerasa kesepian."

"Udah ya, jangan sedih."

"Senyum biar cantik."

○°○°○°○°○°○°

Mika dan Ardan tengah berada di dalam mobil yang dikendarai oleh supir pribadi kepercayaan Raka. 10 menit yang lalu Raka dan istrinya sudah memulai penerbangan ke pulau Sumatra.

Mika menatap lesu ke luar jendela, tak ada percakapan diperjalanan pulang kali ini, Mika masih sedih karena harus jauh dari orang tuanya. Ardan yang duduk di sampingnya juga tak tau harus berbuat apa, ia juga hanya menatap ke luar jendela, melihat para pengendara lain.

Tiba-tiba Ardan terpikirkan oleh satu tempat yang dulu selalu ia kunjungi jika ia merasa sedih. apa ia harus mengajak Mika ke tempat itu?

"Mika, nanti sore liat sunset ayo," Mika menoleh ke arah Ardan. Matanya sedikit berbinar mendengar kata sunset.

"Di pantai?"

Anggukan dari Ardan kembali membuat Mika merasa bersemangat, ia suka sunset, apalagi jika melihatnya di pantai, jujur saja Mika belum pernah, selama ini ia hanya melihat sunset dari balkon kamarnya saja. Mika ini tergolong anak strict parents, tapi Mika nya saja yang bandel, selalu melanggar aturan orang tuanya.

AydanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang