Tandai kalau ada typo
Happy reading pren
***
Warna jingga yang menghiasi langit bagian barat, menjadi backroud perjalanan Ardan menuju rumah Mika sore hari ini.
Cowok itu tak tenang jika belum memastikan Mika sudah sampai dengan selamat atau belum, ia sedikit mencepatkan laju motornya, agar segera sampai di rumah gadis itu.
Ardan memelankan laju motornya, ia sudah sampai di rumah mewah milik keluarga Raka, setelah memarkirkan motornya di halaman depan. Ardan bergegas mengetuk pintu ber cat putih itu.
Beberapa detik kemudian, muncul wanita paruh baya dari balik pintu, wanita itu tersenyum ke arah Ardan. "Eh ada Ardan," sapa bi Maya.
Ardan membalas ucapan bi Maya dengan senyum manisnya.
"Kok sendiri, non Mika nya mana?"
Ardan mengernyit, Mika belum pulang? kemana perginya gadis itu?
"Mika belum ada pulang bi? dia gak ada ngabarin?" tanya Ardan dengan raut khawatirnya.
Bi Maya menggeleng, "gak ada Dan, bibi kira dia sama kamu."
Setelah mendapat jawaban dari bi Maya, Ardan buru-buru berjalan ke arah motornya. Ia berpamitan ke bi Maya kemudian bergegas pergi mencari Mika.
Diperjalanan Ardan sama sekali tak merasa tenang, pikirannya hanya tertuju pada Mika, ia takut terjadi sesuatu pada gadis itu. Beberapa kali Ardan juga menghubunginnya, tapi nomornya tak aktif.
Ardan menatap langit, beberapa menit lagi matahari akan terbenam sempurna, awan hitam juga tampak mengumpul, menandakan akan turun hujan sebentar lagi.
"Lo di mana Ay, gue khawatir.
°○°○°○°○
"Motor sialan, make mogok segala," Gadis itu menggurutu sambil mendorong motor matic keluaran terbaru miliknya.
Sudah sekitaran 15 menit gadis itu mendorong sepeda motor nya, tapi tak ada tanda-tanda ada bengkel disekitarnya.
"Tau gitu naik motor gue aja tadi," sahut Mika yang ada dibelakang Raya, temannya.
"Beli motor lagi deh lo, biar gak mogok-mogok."
"Nanti gue yang beliin deh."
Bukannya membantu, Mika malah sibuk mendumel, gadis itu berjalan santai sambil sesekali mengibaskan tanggannya.
"Bantuin kek, capek banget njir," keringat sudah memenuhi wajah Raya, gadis itu memilih untuk menepi, kemudian bersender di bawah pohon yang rimbun.
"Capek ya?"
Raya menatap sinis ke arah Mika, jika saja dia bukan temannya sudah dipastikan akan ia tendang sampai luar angkasa.
Mika menyengir memamerkan deretan gigi putihnya. "Hehe, maaf ya Ray."
"No problem."
"Lo tunggu sini ya, biar gue yang cari bengkel." Kata raya bersiap siap untuk pergi dari tempatnya.
"Gak mau ah, nanti kalau gue diculik setan gimana?" Mika bergidik ngerih melihat kesekelilingnya, sepi. Langit pun sudah mulai gelap.
"Ck, gak ada setan yang mau nyulik lo, yang ada setan yang takut sama lo."
"Udah ah keburu gelap, gue pergi dulu. Byee Mika jagain motor gue dulu ya."
Setelah mengucapkan itu, Raya berlalu pergi meninggalkan Mika dan motornya, ia berjalan ke depan arah gang, siapa tau ada bengkel di daerah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aydan
Ficção AdolescenteAyo mampir, buruan tambahin AYDAN di perpus kalian, baca dan jangan lupa votee yaaaaaa man-teman. follow sebelum baca!! Namanya, Mikhayla Anindhita. Putri tunggal dari pasangan Raka Adinata dan Rahayu Fitri. Mikhayla atau biasa dipanggil dengan sebu...