sebelum baca, yang belum follow bantu follow dulu dong, pren.
bintangnya juga jangan lupa, gratis kok.
komennya juga jangan pelit-pelit, klo boleh setiap paraghraf komen, hehe.
kenalan yuk
aku memel, kamu?
****
happy reading.Ardan menatap rumah nya, kemudian menunduk menatap sebuah kunci yang ada di telapak tangannya. Ia beralih menatap Raka yang tersenyum di sampingnya. "Bisa kita pergi sekarang?" Raka mengusap lembut rambut Ardan.
Ardan mengangguk, kemudian mengambil tas yang ada di samping nya.
Hari ini Raka meminta Ardan untuk tinggal bersamanya, Ardan sempat menolak. Sebab, berat baginya meninggalkan rumah yang sedari dulu tempatnya dibesarkan. Ada banyak kenangan suka dan duka di rumah itu.
Dengan segala bujukan, akhirnya Raka berhasil membawa Ardan untuk tinggal bersama nya. Raka nantinya juga akan merenov rumah Ardan, sehingga Ardan bisa lebih nyaman tinggal di rumah itu.
Kurang lebih satu bulan lagi, Ardan akan masuk kejenjang SEKOLAH MENENGAH ATAS, Raka tentunya sudah menyiapkan itu semua, mulai dari sekolah yang akan dimasuki Ardan nanti, sampai barang-barang yang akan Ardan butuhkan, semua sudah disiapkan oleh Raka.
Raka sudah menganggap Ardan sebagai anak kandungnya sendiri, Hal itu bukan tanpa sebab Raka lakukan. Ia ingin membayar apa yang telah ia perbuat, mungkin itu hanya sebuah kecelakaan, tapi mampu menghilangkan nyawa seorang ibu dari anak yang kini berada di sampingnya.
Ardan sudah menjadi tanggung jawabnya, semenjak ia tak sengaja menghilangkan nyawa ibu Ardan.
Raka melihat ke arah Ardan yang ada di sampingnya, kini mereka berdua tengah menuju ke rumah Raka. Raka menatap amplop yang ada di tangan Ardan.
"Tabungan Ardan udah cukup nek. Nenek bilang, nanti kalau umur Ardan udah 15 tahun, Ardan boleh beli motor."
"Ardan mau beli motor?" Ardan yang tengah melamun, sontak beralih menatap Raka yang tengah menyetir.
"Mau beli motor apa?" tanya Raka lagi, sambil fokus ke arah jalanan yang sore hari ini tengah padat diisi oleh para pengendara lainnya.
Ardan beralih menatap amplop yang ia pegang, uang nya tak terlalu banyak, ia sadar itu. Mungkin hanya cukup untuk membeli motor second saja.
"Yang cukup sama uang Ardan, om."
Jika menuruti keinginannya, sebenarnya Ardan sangat ingin membeli motor bagus dan keren seperti teman-temannya, tapi di sisi lain, ia juga sadar akan kekurangan itu. Jika ditanya apakah Ardan bisa mengendarai motor, maka jawabanya adalah 'bisa'. Walau selama ini ia hanya menaiki sepeda peninggalan sang ayah, tapi Ardan juga memiliki banyak teman yang baik, mereka sudah mengajari Ardan untuk mengendarai motor, bahkan terkadang mereka juga meminjamkan motornya ke Ardan. Namun, Ardan menolaknya karena tidak ingin merepotkan.
°○°○°○°○
"Laki-laki."
Mata Mika langsung membulat sempurna, ia menatap sang mama, percayalah, jiwa kepo Mika sedang meronta-ronta saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aydan
Fiksi RemajaAyo mampir, buruan tambahin AYDAN di perpus kalian, baca dan jangan lupa votee yaaaaaa man-teman. follow sebelum baca!! Namanya, Mikhayla Anindhita. Putri tunggal dari pasangan Raka Adinata dan Rahayu Fitri. Mikhayla atau biasa dipanggil dengan sebu...