bungkus!

542 54 4
                                    

Alloo

Ni cuman gabut aja ya isinya random dan cuman potongan2 ide yang pernah terlintas dan saya ketik

Haha nikmatin aja

....

Kenzie itu berandal. Nyebat, bolos, berantem, pokoknya semua jenis kenakalan ia lakuin. Untungnya masih dibatas normal. Sebab Kenzie pandai membatasi diri agar dirinya tak terjerumus ke hal-hal yang terlalu dalam.

Namun normal versi Kenzie itu jauh beda dengan normal versi orang lain. Senormal-normalnya dia, seenggaknya orang akan mengatainya gila.

Keluarganya pun sampai angkat tangan. Kakeknya aja sampai bilang, 'Asal jangan sampe bunuh orang aja, selebihnya terserah mu Ken!'

Capek banget ngurusin Kenzie tuh. Lelah mental kakeknya ngadapin dia yang udah ada jiwa-jiwa pemberontak sejak dini.

Kenzie memang diasuh oleh kakeknya sejak orangtuanya meninggal dalam kecelakaan sewaktu dia berumur 8 tahun. Dia pun anak tunggal. Meski begitu keinginan terbesar Kenzie adalah mempunyai seorang adik...

... untuk diperbudak tentunya.

Ini menjadi dendam tersendiri. Karena dia yang paling muda diantara sepupu-sepupunya. Mereka kerap kali menyuruhnya ini itu dengan membawa-bawa umur. Menyebalkan. Apalagi sepupunya itu kadar kewarasannya bahkan jauh lebih minim ketimbang Kenzie.

Kadang Kenzie merasa kasian pada kakeknya. Di usia tua bukannya ditemani cucu yang berbakti dan berbudi pekerti luhur, pria tua itu malah dikelilingi oleh cucu-cucu laknat yang sinting.

Ah, lupakan soal itu. Ini akan berfokus pada keinginan Kenzie untuk punya adik. Dia rasa, dia sudah menemukan solusinya.

Itu terjadi ketika Kenzie mengunjungi sebuah toko mainan. Dia mau membeli boneka barbie yang paling sepupunya, Frans, benci. Haha.. anggap saja ini cinta kasihnya sebagai seorang adik. Frans harusnya bersyukur.

Hingga ketika berkeliling, dia terhenti di rak khusus boneka. Ada banyak jenis yang ukurannya lumayan besar dan terlihat empuk untuk dipeluk. Salah satunya yang terjepit di rak paling bawah.

Kenzie berjongkok. Mata birunya yang jernih meneliti jenis boneka canggih yang bahkan bisa berekspresi layaknya manusia itu.

Tangan Kenzie melambai memanggil penjaga toko yang kebetulan lewat.

"Ya, ada yang bisa saya bantu mas?"

"Mbak," masih dalam posisinya berjongkok Kenzie menoleh. Sementara telunjuknya mengarah pada buntelan lemak lucu yang tengah menatapnya kebingungan. "..ini harganya berapa?"

Sesaat ada hening yang menyergap mereka. Hingga si penjaga toko terkejut setelah selesai mencerna informasi.

"Ehh???! Itu bukan produk kami mas!"

"Lho?" Atensi Kenzie teralihkan saat sepasang tangan mungil menggenggam jarinya. Lalu anak manusia yang ia kira boneka itu tersenyum manis begitu mata mereka saling bertemu.

"Adek ini, adeknya mas ya?" Tanya si penjaga toko.

Tapi Kenzie diam saja.

"Mas?"

Lelaki 18 tahun itu pun menoleh dengan wajah memerah dan mata berbinar, "Saya beli yang ini."

"...eh?"

"Gak mau tau berapapun harganya, pokoknya sama mau yang ini! Bungkus!"

•••••

"Ya gitu deh."

campur aduk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang