~•~
Aku tau dari awal ini salah dan gak akan menyelesaikan apapun yang telah kacau sejauh ini. Tapi sungguh, rasanya akan lebih hancur bila aku terus mencoba bertahan lebih lama lagi.
Maaf karena aku menjadi pengecut seperti ini dengan memilih untuk mengakhiri segalanya lebih awal. Aku gak bisa memikirkan apapun lagi. Setiap hari bangun dan menghadapi dunia yang sama membuatku semakin tercekik hari ke hari. Aku punya rumah, tapi berada disana hanya membuat tersiksa.
Pa, tau gak kenapa aku menyerah pada musik yang amat aku sukai? Karena setiap nada selalu terdengar menyakitkan dan aku selalu saja merasa mau mati tiap harmoninya mengalun indah. Entah kapan, tapi aku gak bisa menikmati apapun lagi tentang musik seperti dulu. Itu menyiksa ku. Rasanya menyakitkan sesuatu yang aku cintai setengah mati berbalik menjadi hal buruk yang tak pernah aku harapkan.
Kalaupun bisa memilih, aku pun gak ingin hal itu terjadi. Tapi semua udah terlanjur jadi begini…
Terus memangnya aku bisa apa?
Aku pun muak karena terus hidup setiap hari, terus menghirup udara dengan bebas sementara Renja harus mengubur mimpi-mimpinya begitu awal karena aku.
Papa tau? Renja itu adikku, adik yang aku sayangi melebihi diriku sendiri. Dan setelah semua yang terjadi pada Renja, aku pun merasa tak sanggup hidup lebih lama lagi tanpa adanya dia.
Umur kami selisihnya bahkan tak sampai dua tahun. Orang-orang bilang kami kayak anak kembar yang apa-apa selalu bareng. Renja itu lebih pinter dan dewasa dari aku. Tapi ada kalanya dia benar-benar jadi sosok adik yang manja dan membuat aku kerepotan.
Dan memikirkan aku tak akan pernah lagi diganggu oleh rengekan menyebalkannya, membuat aku mendadak buta arah. Aku gak tau lagi harus hidup untuk apa. Aku gak tau harus melangkah kemana.
Aku kebingungan pa…
Adikku tiba-tiba hilang tanpa bisa lagi aku peluk. Meski aku panggil berkali-kali juga dia gak akan menyahut. Semua nada-nada yang aku susun untuk dia pun seketika berantakan.
Renja itu hidupku. Aku butuh dia lebih dari apapun. Kalau dia gak ada.. aku hancur.
Aku tau tanpa perlu papa ingatkan sekalipun rasa bersalah itu sudah membelit aku sejadinya. Aku sekarat. Dan cara terbaik mengakhiri penderitaan ini hanyalah dengan mati.
Maaf karena aku bikin masalah lagi kesekian kalinya untuk papa. Ini yang terkahir, aku janji. Aku cuma mau ketemu adikku. Aku mau peluk dia dan minta maaf ribuan kali sampai dia mau menjawabnya.
Dan kalaupun setelah mati Tuhan tetap tak mau mempertemukan kami, aku akan terus menyesali dan membawa rasa bersalah itu entah sampai kapan. Aku akan terus memohon.
Setidaknya… sampai aku dibiarkan memeluk adikku sekali lagi saja untuk terkahir kalinya.
~•~
KAMU SEDANG MEMBACA
campur aduk
Randomsesuai judul isinya emang campur aduk hoho (>o<) #family #brother #school #friend #etc