15:37
Kini semua windara besaudara berada di dalam kamar halilintar mereka memandangi si bungsu yang masi tertidur lelap dengan infus di tangan kanannya dan kompres yang menempel di dahinya solar.
"Bang dimana bajingan itu?" Tanya blaze.
"Di tempat itu, "
sungguh dia benar benar emosi saat mengetahui selama ini solar mendapat kekerasan dari guru privatnya itu bukan hanya blaze namun keeenam besaudara itu benar-benar emosi bagaimana bisa mereka tidak sadar bahwa akhir akhir ini adik bungsu mereka selalu menggunakan pakaian lengan panjang padahal solar tipikal orang yang mudah kegerahan.
"Jangan mengotori tangan kalian untuk di sialan itu, biarkan anak buahku yang mengatasinya" ucap halilintar kembali.
"Tapi bang kali ini menyangkut dedek loh! " Tentang blaze ia sangat emosi saat ini.
Ice yang melihat blaze yang tersulut emosi itupun bangkit dari duduknya dan menarik tangan blaze lalu memeluk hangat saudaranya itu.
Mendapatkan perlakuan seperti itu pun blaze membalas pelukan ice lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher ice, ia berusaha merendamkan emosinya hal ini biasa di lakukan ice saat blaze tersulut emosi, memberikan pelukan hangat dan menjadi tempat ternyaman blaze saat sedang lelah.
"Dedek val aku gaterima dedek digituin kita bahkan ga pernah main kasar sama dedek, aku takut dedek seperti hari itu val hari dimana kita hampir kehilangan dedek" Cicit blaze dengan suara yang pelan namun begetar karna ia menahan isakan yang ingin keluar dari mulutnya itu.
"Shhhtt shhhtt bang jean dengerin aja kata bang zeo memang ga seharusnya kita mengotori tangan kita untuk bajingan seperti itu dan satu lagi kejadian itu tidak akan terulang lagi oke, sekarang abang tenang ya" Ice pun mengusap lembut punggung blaze berusaha menenangkan abang ke 4 nya itu.
"Hiks... Hiks kenapa t... tangan adek pakai inpuss huaaa gamau pake inpus abang lepass hiks"
Semua mata pun teralihkan saat mendengar suara beserta tangisan solar.
"Adekk/dedek! "
"Lepas a-abang gamau pake ini huaaa"gempa menghampiri solar lalu memeluk sambil menenangkan nya.
"Adek~infusnya jangan di lepas ya biar adek cepat sembuh dan... Maaf abang telat sadar tentang keadaan adek maaf ya?" Solat mendongak mereka semua yang berada di ruangan dapat melihat wajah solar yang sangat menggemaskan saat menangis oh sungguh mereka sepertinya akan sering membuat solar nangis.
"Duhhhh~ emes banget si dedek abang yang satu ini" Taufan mendekat sambil mencubit cubit gemas pipi solar.
"Ihhhh abang leo sakit hiks"taufan berhenti saat mendengar isakan di mulut taufan seketika tubuhnya pun menegangkan saat mendapatkan tatapan tajam dari gempa.
"E-eh jangan nangis dek lagian gemesin sih maaf ya"
"Adek makan dulu ya biar cepat sembuh biar infusnya juga cepat di lepas," Bujuk gempa pada solar awalnya solar menggeleng kan kepalanya namun halilintar mengancam dia akan membakar lab nya jika tidak makan tentu saja solar yang mendapatkan ancaman itu langsung takut dan menerima tawaran gempa.
Solar tau halilintar tak akan pernah main-main dengan ucapannya, ucapan halilintar itu mutlak!.
Gempa keluar dari kamar halilintar lalu kembali dengan tangan yang membawa nampan berisikan nasi dan sop ayam karna solar itu tidak suka makan-makanan lembek seperti bubur mau dipaksa bagaimana pun solar tetap menolak.
"Buka mulut nya aaaaa~" Solar membuka mulutnya menerima suapan dari gempa namun baru tujuh sendok solar menggeleng kan kepalanya perut nya mual tak sanggup menerima makanan lagi.
"Sesuap lagi dek"
"Udah bang mual"
"Yasudah sekarang minum obatnya ya dan juga vitamin nya"solar menatap obat itu dengan tatapan jengah ia tak suka dengan obat ia muak namun mau bagaimana lagi ia tetap harus meminum nya kalau tidak ingin labnya di buakar.
"Wihh~ dedek abang pintar minum obat sekarang dedek tidur ya biar cepet sembuh" Ucap thorn sambil mengelus surai rambut solar. Namun tiba-tiba thorn tersentak karna solar memeluk dirinya.
"Mau sama bang aksa~" Rengek solar sungguh gemas sekali thorn dengan adiknya ini, dan mereka tau saat sakit pasti solar akan 4x lipat lebih manja apalagi dengan thorn.
"Iya,iya abang sama dedek disini sekarang tidur ya" Thorn mengecup puncuk kepala solar lalu membaringkan tubuh solar agar dia mendapatkan posisinya dan tentunya pelukan itu tidak terlepas.
"Yasudah abang tidur dikamar jua,aksa temenin adek ya kalau ada apa-apa panggil kami"
Sebelum pergi dari kamar halilintar mereka menyempatkan diri untuk memberi kecupan di dahi solar.
"Adek jangan sakit sakit ya abang ga bisa liat adek kayak gini" Lirih blaze namun masi biasa didegar mereka semua.
"Blaze mau tidur dikamar ku?" Tanya ice dan langsung di angguki oleh blaze tentu blase sangat girang sekarang ia paling senang tidur di kamar ice entah mengapa sangat nyaman setelah kamar solar tentunya.
"Ayo ice kita tidurrrr!" Ajak blaze moodnya berubah 180° sekarang.
"Dasar".
Lalu windara bersaudara itupun pergi satu persatu dari kamar halilintar menuju kamar mereka kecual ice dan halilintar tentunya.
Jangan lupa tinggalkan jejak
Klik bintang ⭐Semangat up ku ada di vote mu dan komenan mu
KAMU SEDANG MEMBACA
beloved ray of light
Fantasykisah si bungsu yang tidak diperbolehkan keluar dari rumah nya sejak umur 8tahun dan bagaimana rasa nya menjadi bungsu dari 6 elemental bersaudara itu?! walaupun terkurung dirumah seperti ini aku tidak masalah karena abang'ku selalu memberika...