♧||1 JV♧

120 15 3
                                    

♧||1 JV♧

"Jen!"

Panggilan itu membuat seorang gadis tersentak dari lamunannya, ia membalikan badan ternyata suaminya lah yang sedari tadi memanggilnya.

"Makan!" Ketus V dengan wajah datarnya, sebenarnya V itu bukan tipe cowok yang cool cool amat, laki laki itu termasuk golongan cowok playboy  yang setiap hari kerjaannya menggoda wanita kemudian pergi meninggalkan pas lagi sayang sayangnya.

Jennie hanya menurut, perempuan itu melangkahkan kakinya menghampiri suami dan juga meja yang sudah dipenuhi makanan.

Hanya ada keheningan dikamar hotel type suite  ini, tidak ada yang bersuara hanya dentingan sendok garpu  beradu dengan piring yang menimbulkan suara sedikit nyaring dan menggema.

"Ambilin gue minum!" Titah V pada istri barunya itu.

Jennie menatap tajam suaminya nyalang kemudian berdecih  "Buka mata! Jelas jelas minumannya ada disebelah lo" ujarnya kesal, sangat kesal. Bukan hanya pada V tapi pada semua orang yang telah membuatnya terikat dengan cowok playboy ini.

Lelaki itu malah dengan santainya membuka dan meminum botol yang berisikan air mineral tersebut, tunggu tunggu 'air mineral?'

"Rasanya kek aneh gitu" monolog Jennie ditengah tengah minumnya membuat V mengerenyit, 'benar juga' batinnya, padahal sedari tadi  minum, bahkan kini air minumnya sudah tinggal setetes dirinya tidak merasakan apa apa.

"Airnya tipe suite juga kali!" Ujar V sambil terus mengipasi tubuhnya, entah kenapa tiba tiba dirinya merasa gerah sekarang.

Jennie yang mendengar itu hanya mengangguk percaya kemudian menghabiskan Air minumnya yang tinggal setengah.

"V, AC nya turunin dong! Gerah banget ini" ujar Jennie setelah hampir 30 menit selesai dari acara makannya.

V berdecak, ia juga sama gerah nya dengan Jennie bahkan kini keadannya sudah shirtless
"Suhunya udah terendah" ujarnya serak.

"Tapi panas banget V, gerah gak kuat!"

Cowok itu terkejut saat melihat perempuan dihadapannya membuka kaos oversize miliknya hingga menyisakan bra dan hotpants hitamnya.  Membuat si adik dibalik celananya yang tadi hampir bangun sekarang sudah bangun dengan tegak, entah kenapa nafsunya sangat cepat naik malam ini.

Tidak memperdulikan lagi kedepannya lelaki itu langsung beranjak bersiap akan menggempur istri barunya malam ini. Bibirnya tersenyum lebar saat Jennie tidak menolak sentuhannya, bahkan perempuan itu meminta hal lebih pada dirinya.

◇◇◇

Waktu menunjukan pukul 10.00 siang, hari ini adalah Weekday dimana semua orang akan kembali sibuk dengan pekerjaannya masing masing.

Berbeda dengan pasangan Suami Istri muda yang baru saja melepas keperjakaan-nya dan juga keperawanan-nya tadi malam. Mereka kini masih bergelut dengan kasur dan selimut yang menghangatkan tubuh mereka.

Perempuan cantik itu terusik kala merasakan sebuah tangan bertengger didadanya-ralat lebih tepatnya payudaranya yang tak tertutupi apapun karena selimutnya melorot sampai batas perut.

Alangkah terkejutnya saat ia membuka mata ternyata tangan suaminya lah yang dengan santuy nya berdiam diri disana.

"Aakkk... VIII, Tangan lo kemana kemana anjir!" Pekik Jennie heboh setelah kesadarannya terkumpul.

Perempuan itu menyingkirkan tangan yang sedari tadi berdiam diri didadanya,  kemudian dengan perlahan ia bangkit dari tidurannya dan bersandar pada Headboard.

Ia meringis kala tidak bisa menggerakan kakinya, bagian kemaluannya sangat terasa sakit dan perih, tiba tiba ingatannya kembali pada malam panjang yang tadi ia bersama V lakukan. Sungguh mengingatnya saja membuat air matanya jatuh seketika.

"Huhuhu... mamii Jen udah gak ting ting lagi.. hiks!" Isaknya pilu.

Ia melirik kearah suaminya yang masih tertidur dengan pulas. Entah ada dorongan dari mana perempuan itu mengambil bantal kemudian menutup wajah suaminya agar berhenti bernafas, sontak sang empu bangun dan terkejut saat dirinya kesulitan  mengambil oksigen .

"GILA LO?! Lo mau bunuh gue?" Amuknya setelah berhasil melepaskan bantal yang istrinya bekap tadi.

"LO YANG GILA! NGAPAIN AMBIL KEPERAWANAN GUE SEMALEM? LO UDAH LUPA AMA PERJANJIAN KITA, HAH?" Tanyanya nyalang, dadanya bergemuruh menahan emosi dan sesak sungguh dia tidak menyangka takdirnya akan seperti ini.

V diam, ia memperhatikan tubuh polos istrinya "Tutupin dulu dada lo!" Jennie yang sadar selimut yang sedari tadi menutup kedua buah dadanya melorot, langsung menutupnya kembali dengan wajah yang memerah 'Omaigad, mau taro dimana muka gue!!' Pekiknya dalam hati.

"Gue tahu semalem gue salah, karena gak bisa kontrol nafsu gue yang udah diujung tanduk, apalagi ngeliat lo yang buka baju!" Ujar V santai.

"Lagian lo juga gak nolak, malah minta lebih malah" lanjutnya menggoda.

"Ihh.. Vii gue bingung, gue takut,  gue juga maluu hiks.." perempuan itu menangis lagi.

V tentu saja gelagapan dengan lembut ia menarik tubuh istrinya untuk didekapnya lembut namun hal itu diurungkan saat Jennie malah mencubit perutnya keras.

"Modus!" Cibirnya disela isakan tangisnya.

V berdecak kemudian ia bangkit, memakai celana pendeknya, laki laki itu juga mengecek kembali makanan dan minuman yang membuat birahinya naik semalaman, bayangkan saja ia menggempur istrinya dari pukul 22.00 sampai pukul 04.00 pagi.

"Ck.. ternyata minumannya udah dicampuri obat perangsang" ucap V supaya istrinya itu juga bisa mendengarkannya.

Cowok itu melangkahkan kakinya untuk menelpon resepsionis hotel.

"Ngapain lo kirim minuman obat peransang kekamar gue?" Tanyanya Setelah telpon itu terhubung.

[Maaf pak, memang minuman itu selalu disediakan oleh pihak hotel, jika bapak ingin minuman lainnya bapak bisa request sebelum pesanan diantar]

"Sialan" laki laki itu mengakhiri telponya. Memang waktu pesan kemarin ia tak memesan minuman satu pun, alasannya tentu saja karena ia lupa, jadi sudah sangat jelas jika semua ini memang salahnya.

V kembali menghampiri istrinya yang masih terisak pilu, ia mengelus surai istrinya lembut "Udah ya! Gue minta maaf, sekarang lo mandi siap siap kita pulang sekarang"

Jennie hanya diam saja dengan isakan yang masih terdengar membuat V geram. "Jen?" Tidak ada jawaban membuat laki laki itu mengembuskan nafasnya.

"Kenapa?" Tanyanya sekali lagi.

Jennie mendonggak menatap wajah  suaminya dengan pandangan yang sangat menyedihkan.

"Vii... itu gue sakit banget hiks.. gak bisa digerakin huhuhu" tangisnya pecah kembali membuat sang suami mengerenyit bingung. Setelah tersadar ia tersenyum miring kemudian dengan cepat menggendong istrinya ala bridal style menuju kamar mandi.

2024.04.03
21.49

FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang