Sepulang sekolah Jennie duduk termenung di kamarnya, ia menatap hadiah pemberian dari Rose tadi, perempuan itu juga melirik kalender yang berada dinakas, ia ingat jika dirinya belum pernah datang bulan sejak kejadian satu bulan yang lalu.
Mengehmbuskan nafasnya lelah, Jennie bingung. Apakah kejadian itu membuahkan hasil? Ia harus mencoba memeriksa nya, tapi kalo difikir fikir dirinya sama sekali tidak pernah merasakan gejala kehamilan seperti mual muntah dan sebagainya, ketakutan itu selalu muncul 'bagaimana jika hasilnya positif?' pertanyaan itu terus berputar di otaknya tanpa henti. Tapi kalau tidak di test, ia akan selalu dihantui rasa takut dan juga penasaran .
Dengan tekad yang kuat akhirnya perempuan itu masuk ke kamar mandi dengan tangan yang menenteng beberapa testpack tadi, ia mulai mencoba menggunakan testpack tersebut dengan melihat petunjuk yang tertera dalam kemasan.
Suaminya sedang pergi bersama kedua mertuanya kekantor karena akan ada rapat penting disana. Sedangkan Rosé? Ia sedang pergi berbelanja bersama pacarnya. Jadi ini waktu yang sangat tepat untuk ia melakukan test.
Suara alarm berbunyi pertanda jika testpack itu sudah menunjukan hasilnya, dengan ragu dan tangan yang bergetar Jennie mengambil salah satu testpack tersebut dan hasilnya
Deg...
Air mata itu meluncur begitu saja saat melihat hasil dari testpack tersebut "Gak....g-gak mungkin!" Ucap Jennie histeris, dengan tangan yang masih bergetar ia mengambil 9 sisa testpack yang ia celupkan tadi kedalam air seni nya.
Namun tetap saja nihil hasil dari ke 10 testpack itu ternyata positif membuat Jennie meluruhkan badannya kelantai kamar mandi yang dingin, Jennie menangis sesegukan hingga dirinya kesulitan bernafas, tangan nya juga tak berhenti memukul perutnya yang sedikit keras.
"Hiks.. Mamiii Jen gak mauu...huwaaa"
Perempuan itu menatap nanar ke 10 testpack yang menujukan tanda positif, ia menggeleng tak percaya pasti hasilnya salah, iya salah! Ia harus mengeceknya lagi besok, karena menurut artikel yang ia baca tadi, hasilnya akan lebih akurat lagi jika dilakukan dipagi hari.
"Untung Rose kasih 20 testpack jadi gue bisa cek lagi besok
Hiks..."**✿❀ ❀✿**
Setelah dua jam lamanya menangis, akhirnya perempuan yang bisa dikatakan sedang hamil tersebut kini sedang tertidur lelap, sungguh perutnya tadi sangat sakit entah karena apa yang jelas dirinya tertidur hanya untuk meredakan rasa sakit diperutnya. Jika tidak sakit mungkin sampai saat ini ia masih menangis.
Ceklek....
Pintu kamar terbuka, menampilkan Jack dengan wajah lelahnya. Ia menatap sang istri yang sedang tertidur sebelum memasuki kamar mandi membersihkan badannya yang terasa sangat lengket.
Jam menunjukan pukul 19.00 malam, V akan turun kebawah untuk makan malam bersama namun sebelumnya ia akan membangunkan istrinya terlebih dahulu.
"Jen..." Ujarnya sambil menepuk lengan bagian atas istrinya.
"Bangun... Disuruh makan bareng dibawah" V menghembuskan nafasnya, sungguh istrinya sangat kebo, sangat susah untuk dibangunin.
"Jen ayo cepet elah..." V membalikan badan Jennie ,alangkah terkejutnya saat ia melihat wajah sembab nan pucat istrinya.
"Heh.. Bangun lo!"
Emhhhh...hah
Jennie membuka matanya, yang ia lihat pertama kali adalah sosok wajah tampan Jack di hadapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER
Teen FictionJennie Ruby Jane tidak pernah menyangka takdirnya menikah dengan laki laki yang bernama Jack atau biasa dipanggil V. Dirinya juga tak menyangka akan menjadi seorang mama muda diumurnya yang baru saja memasuki usia 16 tahun