♧||11 JV♧

88 11 4
                                    

Ngakak banget baca komen😭🙏🏻
Niatnya mau ganti, tapi malah ke pencet publish!!

Jennie, perempuan hamil itu terus melihat perut telanjangnya di cermin full body dengan tangan yang menyangga perut bagian bawahnya. Karena sungguh perutnya ini sudah sangat besar dan berat diusianya yang mulai memasuki minggu ke 20.

"Hamil kembar emang gini ya? Perasaan gede banget deh perut gue!" Jennie masih terus memperhatikan perutnya.

"Bayi didalem lagi ngapain? Kalian pasti gendut gendut ya sampai bikin perut aku besar gini?" Tiba tiba sebuah tangan kekar melingkar dibawah perutnya membuat dirinya tersentak kaget. "Bayi lagi olahraga Mama. Biar gak gendut"

"J-Jack? Udah pulang?Kok cepet banget?"

"Mungkin guru guru nya mau rapat"

Jennie mengangguk mengerti pasalnya jam masih menunjukan pukul 12.30 siang membuat dirinya terheran heran saat melihat suaminya sudah pulang.

"Mau makan gak?" perempuan hamil itu kembali bertanya yang membuat Jack menganggukan kepalanya.

Dimeja makan Jennie melayani suaminya dengan cekatan. Kebiasaan itu timbul begitu saja tanpa harus diminta dan dilatih. Mungkin jiwa ibu-ibu rumah tangganya sudah mulai keluarkeluar saat ini.

"Jen ka-?"

"Habisin dulu makanan nya. Baru ngobrol!" Tegur Jennie yang membuat Jack kembali menyuapkan makanannya.

Setelah menghabiskan makannya laki laki itu kembali bertanya "Jen nanti jam dua kita temui kak Thefany"

"Loh buat apa? Kan belum waktunya check up?"

"Kata bunda periksa buat ambil test kesehatan kamu buat ikut ke New York" Jelas Jack.

"Lah emang harus gitu yaa?"

"Yaiyalah kan lo lagi bunting. Pasti banyak pertimbangan ini itu" Jack berucap sedikit menaikan nada suaranya.

"Yaudah si biasa aja"
Jennie bangkit perlahan kemudian membawa piring bekas makan mereka  berdua ke wastafel dapur. Sementara Jack? Ia menghembuskan nafasnya jengah, lupa kalau mood Jennie semakin sensitif akhir akhir ini.

Memang setelah seluruh keluarganya tahu bahwa Jennie hamil, mereka menunda keberangkatan ke New York karena kondisi Jennie saat itu tidak memungkinkan untuk bepergian menggunakan pesawat.

Mau ditinggal dirumah pun tak ada yang menemani baik dari pihak keluarga Jack maupun keluarganya sendiri. Akhirnya setelah dirundingkan bersama dokter dan seluruh keluarganya. Jennie dizinkan pergi asal jika kandungan nya sudah memasuki trimester kedua.

pranggg....

Jack langsung berlari menghampiri suara pecahan yang berasal dari dapur. Ternyata dugaannya benar itu ulah Jennie yang kini tengah berdiri sambil memegang perutnya

"Jen lo gak papa?"

Jennie masih diam tak bergeming dengan kedua tangan yang masih bertengger diperut nya "Aahh...."

"Kenapa kenapa?" Jack benar benar panik kemudian membawa istrinya untuk duduk di pantry. Sekarang tangan laki laki itu juga sudah mengusap perut istrinya dengan gerakan memutar.

"Ehh" Jack menatap mata istrinya yang berkaca kaca. "J-Jen itu a-apa?" sungguh dirinya terkejut bukan main saat merasakan dan melihat perut istrinya yang bergelombang.

"Kayaknya pergerakan bayi bayi udah mulai terasa deh V. Mereka udah besar"

"Sakit gak?"

Bukannya menjawab perempuan itu malah meringis sambil memejamkan kedua matanya membuat air bening yang menumpuk dimata nya tadi kini meluncur keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang