V menggeliat tak nyaman saat tidurnya terusik oleh suara aneh yang berasal dari kamar mandi. Dengan malas laki laki membuka matanya dan berdecak kesal saat melihat jam yang masih menunjukan pukul 02.20 dini hari.
"Ck... Berisik banget si?" Ucapnya jengah.Laki laki itu melirik ranjang disebelah nya, kemudian mengerenyit bingung 'loh kemana Jennie?' batinnya bertanya-tanya.
Mengumpulkan kesadarannya, V baru sadar jika suara muntahan itu berasal dari suara istrinya sendiri. Dengan langkah gontai cowok itu pergi menyusul ke kamar mandi.
"Kenapa?" Tanyanya penasaran
Jennie hanya melirik V sekilas kemudian menunduk dan kembali memuntahkan cairan bening yang sedari tadi ia keluarkan.
Sudah sekitar satu minggu Jennie mengetahui jika dirinya sedang berbadan dua, dan selama itu pula ia selalu merasa baik baik saja karena tidak mengalami gejala kehamilan seperti ibu hamil pada umumnya. Hingga pada saat tadi ia tertidur pulas, cewek itu merasakan gejolak aneh didalam perutnya. Mau tak mau ia harus membuka mata dan bergegas menuju toilet untuk memuntahkan isi perutnya.
Rasanya sangat tidak puas, perutnya bergejolak seperti akan memuntahkan semua isi perutnya namun kenyataan yang keluar hanyalah cairan bening membuat dirinya terus memasukan jari telunjuknya kedalam mulut, untuk memancing muntahannya yang tak kunjung keluar.
"Masuk angin?" Tanya V saat melihat Jennie terdiam sambil menunduk tak lupa matanya yang terpejam berusaha menetralisir perutnya yang terus bergejolak.
"Kenapa?" Tanyanya sekali lagi.
V ikutan terdiam saat mendengar isak tangis dari istrinya,dengan sigap laki laki itu langsung memeluk istrinya, mengendong ala bridal style dan menaruhnya di kasur berukuran king size.
Jennie masih terus menangis sambil mengusap perutnya yang mual juga terasa sedikit keram, mungkin karena ia terlalu memaksa untuk menguluarkan isi perutnya tadi.
"Nih pake, olesin ke perut lo!" Ujar V sambil menyerahkan sebotol minyak angin ditangannya.
Jennie terdiam membuat V mendengus kesal, dengan cekatan cowok itu menyingkap piyama yang dikenakan sang istri kemudian mengoleskan minyak angin yang ia bawa tadi.
"Masuk angin ini, perutnya keras banget" Ucap V sambil menekan pelan perut istrinya.
"Ih V jangan diteken!" Ujar Jennie kesal walau masih dengan nada lirihnya.
"Makanya jangan petakilan jadi orang, tau sendirikan jadi masuk angin, kembung banget nih perut!" V kembali menepuk perut yang sedikit buncit itu pelan.
V tidak tau saja, jika perutnya itu bukan kembung karena masuk angin melainkan karena ada bayi didalamnya.
Jennie diam termenung menikmati kenikmatan yang hadir saat suaminya itu mengelus perutnya, rasa mual yang sedari tadi dialaminya kini hilang seketika. Cewek itu jadi bingung sendiri, bagaimana cara memberi tahukan V soal masalah kehamilannya ini?
"Udah sekarang lo tidur, masih jam 02.30 ini!" Laki laki itu menghentikan elusan tangannya. membuat Jennie merasakan kembali gejolak di perut nya yang tadi sedikit mereda.
V terkejut saat melihat Jennie yang pergi ke kamar mandi dan kembali memuntahkan isi perutnya, dengan langkah gontai cowok itu kembali menyusul istrinya.
"Lo tidur duluan aja!....hmpph...huek" Ujar Jennie disela sela muntahannya.
Laki laki itu mengerenyit, sungguh ia tak tega melihat Jennie kesakitan seperti itu, tapi mau bagaimana lagi dirinya sangat mengantuk. Hingga ia memutuskan untuk kembali ke kasur dan melanjutkan tidur nya yang tadi sedikit tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER
Novela JuvenilJennie Ruby Jane tidak pernah menyangka takdirnya menikah dengan laki laki yang bernama Jack atau biasa dipanggil V. Dirinya juga tak menyangka akan menjadi seorang mama muda diumurnya yang baru saja memasuki usia 16 tahun