Affair | 02

2.6K 280 24
                                    

VOTE AND COMMENT JUSEYO!








Gaby bangun pagi lebih awal dari semua orang, seperti kebiasaannya sejak dulu. Ia bangun lalu mandi pagi dan melakukan peregangan di balkon kamar hanya dengan celana pendek miliknya itu. Suasana di Indonesia benar-benar suasana yang amat sangat ia rindukan. Begitu matahari muncul, senyum Gaby merekah. Ia menyambut hari-hari dengan pikiran positif sehingga auranya tampak menarik.

Gaby turun mendengar tangisan Kalila lantas membawa balita itu kedalam gendongannya. "Udah bangun ponakan onti yah?"

"Loh, Non udah bangun?"tanya Bibik yang tampaknya tadi juga lari namun kalah cepat dengan Gaby.

Gaby tersenyum lantas mengangguk. "Gaby boleh minta tolong siapin air buat Kalila mandi, Bik?"

"Aduh Non, tapi nyonya biasanya mandiin Non Kalila jam sepuluhan. Ini masih jam 7, nanti nyonya marah."

Gaby mengernyit. "Siang banget mandiin nya, balita bagus mandiin itu pagi bik. Sekitar pukul 6 sampe 8 pagi terus lanjut berjemur biar dapat asupan vitamin D."

Bibik membuka mulut sembari mengangguk-angguk paham. "Udah sekarang bibik siapin aja, nanti urusan Mba Caca biar Gaby yang hadepin."

Bibik mengangguk dengan sigap menyiapkan air untuk Kalila mandi. Sembari menunggu Bibik, Gaby bergerak menyiapkan keperluan Kalila seperti bedak, lotion, juga baju lucu untuk ponakan. Gaby memandikan Kalila dengan damai sembari menanggapi celotehan balita itu.

Sekarang Kalila sudah wangi dan juga rapi dibawa keluar oleh Gaby. Tidak sampai bersentuhan langsung dengan matahari hanya menerima pantulan dari atap bening yang didesaign khusus dirumah Caca. Gaby terkekeh begitu Kalila gembira diajak bercanda Bibik di balik kaca. Gaby sekarang sibuk memasak, tadinya Bibik mau bantuin cuma Gaby nya gamau. Malah nyuruh Bibik jagain Kalila yang lagi jemuran, takut jatuh dari stroller.

Ia sibuk menyajikan banyak menu hari ini, seperti kata bibik tadi biasanya Mba Caca nyuruh dia masak 4 menu setiap pagi. Jadi ya Gaby nurut, berbekal ilmu masak sedikit-sedikit. Masakan Gaby tidak pernah gagal, Mama sama Papa selalu muji. Oleh karena itu akhirnya bikin Gaby percaya diri dan tidak pernah sungkan disuruh masak dimanapun.

Jeffrey terbangun mencium bau masakan yang pagi-pagi sekali ia hirup. Tidak seperti biasanya jam segini Caca udah didapur, mustahil pikir Jeffrey sembari meletakkan kacamata yang sejak tadi malam tidak lepas darinya. Jeffrey tidak tidur dikamar karena masih ribut dengan Caca, ia memilih tidur dan berkutat dengan laptopnya semalaman diruang kerja. Sedikit mabuk juga semalam, malas kembali ke kamar dan mendengar omelan Caca lagi.

Benar saja ia turun bukan Caca yang berkutat, tapi adiknya Gaby. Jeffrey berhenti diujung tangga menatap siluet gadis bersurai pendek itu yang tengah lihai dan cekatan dengan masakannya sesekali bersenda gurau dengan Anaknya Kalila dari balik kaca. Mata Jeffrey terbelalak menatap Kalila yang sudah cantik dan rapi dengan gaun mininya itu. Siapa yang mendandani nya hei?

"Loh Mas Jeffrey, baru bangun?"

Jeffrey tersentak menoleh mendapati Gaby tersenyum manis padanya dengan gaun floral dan rambut dicepol rapi. Sedang masak saja penampilan gadis itu tetap mempesona. "Iya."jawab Jeffrey singkat.

"Yaudah sini sarapan dulu, Mba Caca belum bangun ya?"

Jeffrey menggeleng tampak ragu dan sedikit kikuk mendekati meja dan meraih kursi meja makan lalu duduk menatap lauk-pauk yang dimasak Gaby untuk mereka. Gaby baru saja menurunkan piring lauk yang terakhir. "Kok belum bangun ya."cicit Gaby.

"Duh ya ampun istri idaman banget ni adik aku."puji Caca, saat turun dari tangga.

Gaby baru melepaskan celemek dari tubuhnya usai menyiapkan makanan dimeja. Ia terkekeh. "Panjang umur mba, baru diomongin. Sini duduk, Gaby udah masakin nih tinggal makan aja."

[ADULT] AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang