Affair | 09

2.6K 280 19
                                    

V/N : VOTE DULU!





Dering ponsel berbunyi hingga mengisi seisi ruang, Gaby mengerjab berusaha meraih ponsel diranjangnya dengan susah payah sembari berusaha mengumpulkan nyawa agar matanya benar-benar terbuka. Gaby menghela nafas ketika membuka mata tangan kekar di perutnya melilit dirinya hingga sulit bergerak. "Mas."

Jeffrey melenguh sebentar tanpa berniat melepaskan pelukannya. Mau tidak mau Gaby mengalah, memutuskan perlahan-lahan untuk duduk tanpa menganggu tidur nyaman pria itu lalu meraih ponselnya. "Halo?"

"Gaby sayang, kok lama banget ngangkatnya?"

Gaby berdehem pelan. "Iya Ma, Gaby dari toilet tadi."

Mama disana berohria saja. "Kamu gak kangen sama Mama apa?"

"Kok Mama bilang gitu, Gaby kangen dong iyakali udah hampir tiga bulan gak ketemu Gaby gak kangen."

"Yaudah kalo gitu sini ke tempat, Oma!"

"Iya-" Gaby yang semula santai lantas mendelik. "Kerumah Oma?"

"Iya sayang, Mama di Jakarta. Ini dirumah Oma kangen banget tau pengen ketemu Gaby."

Mati aku, batin Gaby. Gadis itu panik lantas berdiri membuat tangan Jeffrey yang setengah memeluknya terlepas dengan kasar hingga membuat pria itu terbangun. "Gabriella, kenapa dilepasin pelukannya?"

Gaby berbalik menatap khawatir Jeffrey membuat pria itu duduk dari tidurnya. "Kenapa sayang?"

"Mama di Jakarta, Mas. Aku harus kesana."

Jeffrey meraih tangan Gaby cepat sebelum gadis itu pergi. "Kamu bisa kerumah Oma besok atau nanti malam, hari ini habisin waktu dulu sama suami kamu."

Gaby menatap tidak enak. "Tapi Mas, Mama nyuruh Gaby kesana takutnya kalo gak kesana Mama nyusul kesini. Gimana kalo Mama curiga? Kita cuma berdua dirumah. Mba Caca udah disana dari semalem."

Jeffrey menghela nafas, bangkit dari ranjang dengan tubuh telanjangnya lalu memeluk Gaby. "Tapi suami kamu belum puas, Gab. Udah tiga harian Mas nahan diri untuk gak berhubungan seks karena kamu sibuk di Rumah sakit dan sekarang ada waktu kamu mau ninggalin gitu aja, hm?"

"Tadi malem udah Mas, masa iya lupa."

"Udah tapi belum puas."dumel Jeffrey sembari meremas buah dada Gaby, entah kenapa akhir-akhir ini pria dingin itu menunjukkan sisi lain seperti ini padanya.

Gaby terdiam lalu berbalik. "Yaudah puasin dulu, tapi nanti jangan halangi Gaby pergi."

Jeffrey terdiam, dia yang memberi saran tapi dirinya juga yang tidak rela. Jeffrey mengangguk saja lantas membawa tubuh itu terbaring diranjang lagi lalu menyerangnya dengan ciuman dalam lalu berakhir dengan decitan ranjang.

Gaby membuka lebar mulutnya menahan rasa geli dibawah sana saat bibir vaginanya dijamah Jeffrey. Rambutnya dijambak sendiri sembari sesekali melihat Jeffrey dibawah yang tidak melepaskan tatapannya. Jeffrey berdiri sedikit menyeka bibirnya yang basah akibatnya cairan milik Gaby laku bergerak naik ke ranjang disisi sebelah Gaby. Gaby bingung mendapati itu dengan nafas yang terengah-engah Gaby menoleh, Jeffrey menyentuh miliknya sesekali berdesis didepan wajah Gaby.

Gaby semula bingung pun paham lantas membuka mulutnya. Jeffrey sontak mengerang menggigit keras bibirnya menahan sensasi hangat mulut istri keduanya itu. Yang Jeffrey sadari, Gaby mulai terbiasa dengan hal itu setelah sebelumnya masih kaku. Mulut kecil itu sudah mulai lihai memuaskannya, menjilat sesekali menghisapnya. "Istriku sayang."desis Jeffrey turut menggerakkan pinggulnya.

Suara kuluman itu menggema didalam ruang menambah kesan panas dalam sesi seks mereka kali ini. Nafas Gaby terengah-engah melepaskan milik Jeffrey dari mulutnya belum sempat bernafas lega Jeffrey langsung menyerangnya. Membawa bibir merah itu ke dalam ciuman panas bibirnya. Dihisap dan digigit bergantian hingga liur keduanya berantakan.

[ADULT] AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang