Affair | 04

2.8K 257 23
                                    











Hari minggu, penghujung hari yang biasanya jadi hari libur untuk semua orang. Gaby yang biasanya dapat jadwal hari itu malah sekarang kedapatan libur. Sesuai rencananya dan Caca mereka akan piknik di halaman belakang hari ini. "Non ini ditaruh mana?disini?"teriak Bibi dari halaman.

"Iya disitu, bik. Bibik bisa bantu Gaby bawa ini?"

"Oiya Non, tunggu."

Caca menatap saja tanpa niat bantu sembari mengajak Kalila bercanda. Salah satu pekerja rumah menatap itu heran dan bersyukur. Kalau tidak ada Gaby pasti semua orang di semprot Caca. Semua serba yang dikerjakan selalu serba salah dimatanya dan lihat sekarang padahal adiknya bantu-bantu pekerja dia cuma duduk aja disamping anaknya yang duduk diam di stroller padahal kan tidak butuh pengawasan. "Ga sopan natap nyonya kayak gitu nduk."cicit Bibik disebelah Siti salah satu pelayan rumah.

Siti nyengir doang. "Enggak papa kok, bik. Cuma bersyukur aja sejak ada Non Gaby disini semua pekerja jadi gotong-royong terus kerjanya juga santai."

Bibik mengangguk. "Iya alhamdulillah, kalo gitu kamu yang bener kerjanya biar Non Gaby seneng."akhir Bibik diangguki siti.

"Mba gamau mandi dulu apa? Biar Kalila Gaby pegang."

Caca menggeleng. "Mba udah mandi tadi malem, Gab. Kenapa mandi lagi coba? Udah kamu ambil alih masak aja, Mba kan gabisa masak."

Gaby menghela nafas lantas mengangguk. "Padahal itu bujukan terakhir Gaby biar bisa gendong Kalila tau."cicit Gaby bergerak menuju dapur membuat Caca terkekeh. "Kapan-kapan kalo itu."

"Is Mba!"

"Anu Nyonya itu ada Nyonya Janetta dateng."

Senyum sumringah Caca sontak luntur ia bangkit memberikan Kalila untuk digendong Bibik lalu jalan menuju ruang tamu sementara Gaby menatap itu bingung. "Siapa bik?"

Bibik meringis lantas menunduk. "Anu non, itu kakaknya Tuan Jepri. Mereka berdua gak akur, dari dulu Nyonya sama Tuan emang gak direstui Nyonya Janetta makanya tadi muka Nyonya langsung masem."

"Kak Caca gak bakalan diapa-apain kan, Bik?"

Bibik menunduk. "Kalo itu saya gak tau, non."




"Kakak ngapain kesini?"

Janetta berdecih. "Kakak? Berani banget lo manggil gue gitu. Mana Jeffrey? Gue ada urusan sama dia, minggir lo!"

"Mami jangan gitu."

"Diem, Clarissa."

Ketiganya mematung saat Gaby menghalangi jalan Janetta untuk masuk lebih dalam. Janetta menoleh bersamaan dengan Gaby menoleh. "Loh Mba Janet?"

Senyum masam Janetta sontak luntur berganti senyum sumringah. "Gaby, why are you here?"

Gaby meringis lantas nyengir. "Sorry banget kak tapi Caca itu kakak aku, aku tinggal disini."

"What? Are you kidding me?"

Gaby menghela nafas. "No, i'm not she's my sister."

"Wtf, gabisa terima fakta ini sih kamu dokter tauuu kok bisa?"elak Janetta masih tak percaya sementara Gaby segera membawa wanita itu untuk duduk ke sofa ruang tamu sementara matanya mengkode Caca untuk lekas pergi supaya keributan tidak terjadi namun sialnya Caca tidak menurut dan tetap berdiri malah sekarang ikutan duduk disofa samping Janetta dan Gaby.

Gaby mau tidak mau pasrah saja sembari menghela nafas. "Memang kenapa sama saya?"

Janetta menatap sinis Caca. "I'm not talking to you."

[ADULT] AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang