Affair | 11

2.2K 307 38
                                    

V/N : VOTE DULU BABYJO!







"Mas mau bawa Gaby ke mana, Mas? Ini bukan jalan kerumah Oma."

Jeffrey terdiam mengabaikan eksistensi Gaby disebelahnya yang sejak tadi duduk tidak tenang. "Nanti kamu tau, Gabriella. Mending sekarang tidur aja, ini masih jauh sampai ke tempat tujuan."

"Tapi Mas, Gaby ada jadwal bedah pagi ini. Gimana kal-"

"Kak Janetta yang punya Rumah sakit, kamu gausah khawatir. Tadi Mas ngabarin dia kalo kamu ada urusan mendadak hari ini jadi jadwal bedah kamu digantikan yang lain."ucap Jeffrey santai dengan senyum tipis.

Gaby tidak punya argumen apapun lagi untuk membantah pria itu. Kalau Jeffrey sudah mengambil keputusan tidak ada yang bisa mencelanya baik yang baik ataupun yang buruk, pria itu punya berbagai cara agar keputusannya bisa terlaksana meski sebagian besar menyulitkan orang.

Wanita itu melirik sebentar pada Jeffrey sebelum akhirnya menatap luar. Ada yang aneh dengan senyuman pria itu, entah apa yang dia lakukan kali ini. Setelah mencoba mengabaikan Jeffrey dan fokus pada pemandangan, Gaby terpesona. Sepanjang jalan yang ia lewati banyak hamparan bunga yang tidak pernah Gaby kira akan tumbuh subur di Indonesia.

Matanya berbinar dengan mulut terbuka dalam gerakan reflek gadis itu meraih ponselnya untuk mengabadikan itu. Jeffrey  melihat itu tersenyum lebar membawa badannya sedikit condong kesamping lalu iya kecup rambut Gaby lalu kembali fokus menyetir.

Gaby tidak berbalik karena malu pipinya merona mendapatkan perlakuan lembut itu. Hatinya menghangat, entah kenapa sisi Jeffrey yang seperti ini sedikit menyenangkan Gaby.

Keduanya sibuk fokus dengan dunianya sendiri hingga tidak lama Gaby tertidur menyadari suasana tenang dan jauh dari kebisingan kota mendukung kenyamanannya untuk tidur.

Suara kebisingan orang memalingkan dan mesin entah apa itu membangunkan Gaby ditengah tidur nyamannya. Gadis itu mengerjab lalu menoleh ke samping dan tidak ada Jeffrey disana. Matanya bergulir mencari dimana Jeffrey berada, ternyata disana. Ia berbincang dengan salah satu pekerja dengan helm putih dan Jeffrey mengenakan juga dengan warna lain.

Gaby menatap kaca dashboard membersihkan sedikit wajahnya yang kusut akibat tidur ayamnya lalu keluar dari mobil. "Sayang!"

Baru keluar selangkah, Jeffrey langsung menyambutnya dengan kepanikan. Gaby pun bingung. "Kamu jangan keluar tanpa helm, nanti kejatuhan batu proyek gimana?"kata Jeffrey dengan suara panik.

Gaby nyengir menatap Jeffrey yang sibuk memasangkan helm yang ia pakai sembari merapikan rambut Gaby. "Mas aja gapake."goda Gaby.

"Ya nanti Mas pake, ini pakein kamu dulu. Kebiasaan nyelonong gak liat situasi."sahut Jeffrey, Gaby tertawa kecil melihat itu.

Jeffrey yang gemas mencubit pelan pipinya lalu meraih helm yang baru saja diserahkan pekerja tadi. "Oh ini istri Pak Jeffrey?"

Jeffrey tersenyum lembut lalu mengangguk  membawa pinggang Gaby untuk merapat padanya, jiwa posesif dan cemburuannya meronta-ronta. Pekerja itu pun tersenyum kikuk, ternyata bos mereka tidak suka wanitanya ditanya-tanya. "Baik Pak, kalo gitu saya lanjut ngawas pekerja yang lain. Bapak bisa ke sisi yang sudah jadi atau boleh lihat-lihat dulu."saran Pekerja itu sekaligus pamit dan diangguki Jeffrey.

Gaby tidak banyak bicara dibawa Jeffrey jalan. Ia menoleh ke kanan dan kiri sembari menerka-nerka proyek apaan ini? Kenapa harus diberi pagar mewah dan halaman yang luas. "Kamu suka?"

Gaby menoleh menatap suaminya. "Suka, tapi ini proyek apaan Mas?"

Pria itu tersenyum membawa tangan Gaby untuk ia kecup. "Mansion mewah untuk istri tercinta."

[ADULT] AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang