Affair | 03

2.7K 257 23
                                    







Seminggu sudah berlalu sejak Gaby tinggal dengan kakaknya, Caca. Sejak saat itu juga Jeffrey mati-matian mengendalikan nafsunya. Jeffrey menyadari sifat buasnya ini muncul begitu gadis itu datang. Jeffrey pria baik-baik dengan reputasi baik memiliki fantasi gila dengan adik iparnya sendiri. Siapa yang tidak jijik jika mengetahui kebejatannya itu?

Jeffrey berdecak melonggarkan dasinya. Masih dikantor miliknya, Jeffrey tidak berniat pulang sama sekali padahal sudah sejam sejak waktunya pulang tapi pria itu betah disini seperti rutinitasnya akhir-akhir ini untuk mengendalikan pikiran kotornya. Karena nanti jika sudah ada dirumah penampilan gadis itu bisa membuatnya gila. Dengan dress tipis bodycon, siapa yang tidak gila menatap itu. Ingin rasanya Jeffrey sobek lalu menyetubuhi gadis itu dengan paksa juga keras hingga suara desahannya mengisi seluruh sudut rumah.

Sial, Jeffrey tidak kuat lagi namun otaknya masih waras. Ia meraih ponsel miliknya. "Gue mau make LC lo harus rambut pendek blonde. Bentar lagi gue kesana!"

Belum menerima jawaban dari sana Jeffrey sudah mematikan ponselnya. Ia terburu-buru meraih ponsel dan tas kerjanya lalu masuk menuju lift untuk pergi menuju tempat tujuan.

Sampai disana Jeffrey diantar ke ruang yang di sewa olehnya. Ruang yang gelap dengan pencahayaan samar-samar. Sesuai kemauan Ellard menyiapkan gadis dengan rambut pendek blonde yang kini duduk di lantai menunggunya. Gadis itu bergerak hendak membuka celana dalamnya namun Jeffrey menghentikan. "Just blowjob."singkatnya.

Wanita itu mengangguk memulai aksinya dengan milik Jeffrey. Jeffrey mendongak menikmati sensasi hangat dari mulut salah satu pelacur yang ia sewa pertama kali seumur hidupnya. Wanita itu bergerak cepat membuat Jeffrey meringis. "Lakuin perlahan, saya gamau kamu profesional. Lakukan seperti gadis polos."

Wanita itu menyeringai. "Bapak suka yang polos polos ya."

"Berisik!"

Jeffrey terdiam sesekali berdesis sembari memejamkan mata. Pikirannya terbayang-bayang wujud Gaby yang memuaskannya. Siluet polos tapi seksi berusaha memuaskan dirinya dengan tatapan polos itu. "Shit."

Wanita itu mendongak mendapati umpatan Jeffrey kemudian menyeringai. Seperti bersyukur dirinya berhasil memuaskan pria tampan itu hanya dengan bibirnya. Terlebih rambutnya kini dijambak keras lalu dorongan kuat ia terima. "Saya gak izinin kamu natap saya."geram Jeffrey, ia menarik kuat dasinya untuk menutupi mata lancang itu.

Menganggu fantasinya saja. Tatapan wanita itu jelas berbeda dengan Gaby yang lembut dan polos. Ia butuh pelampiasan atas Gaby, bukan pelampiasan napsu gilanya atas seks. Ia kembali bersandar santai saat mata kurang ajar itu tertutup, kembali menikmati euphoria seks dengan bayangan Gaby di pikirannya. Menjilat miliknya perlahan-lahan dengan tatapan takut dan sedikit isakan. Senyum kenikmatan Jeffrey keluarkan sesekali bersorak. "Panggil saya Mas."

"Mas."

"Bukan, Panggil dengan lembut dan bergetar."

"M-mas.."

Jeffrey menyeringai puas sembari mengerang membawa kepala wanita itu untuk menekan habis miliknya. "Ya Gaby sayang."



°°

"Anjing lo Jer!"maki Jeffrey menerima tonjokan dari Jeriko tiba-tiba.

Jeriko menyeringai. "Perdana seorang Carens terhormat nyewa cewek gak bener buat muasin diri."

Jeffrey berdecak tampak lelah duduk bersandar di salah satu sofa club. Club Ramai seperti biasanya dengan Dj terbaik dan penerangan samar-samar. Jeffrey meraih bir dimeja lalu menenggaknya habis. "Gue jadi ketularan brengsek kayak lo berdua."

[ADULT] AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang