10. Apa Mereka Juga Keluarga?

102 25 26
                                    

Tolong di tandain dengan komentar di paragraf yang ada typo nya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong di tandain dengan komentar di paragraf yang ada typo nya ya.

─ׅ֟͠─ꢸ─ׅ֟͠─


Pagi itu seperti biasanya, kedua putra Gautama melaksanakan aktifitasnya masing-masing. Mulai dari Dipta yang memang selalu bangun lebih dulu untuk mempersiapkan apapun sebelum nanti rumahnya itu kosong, karena ia tinggal bekerja dan Biru ke sekolah. Kini Dipta tengah sibuk di dapur mempersiapkan sarapan untuk ia bawa dengan Biru nanti.

Mereka mulai jarang sarapan di rumah di karenakan sering terlambat, alhasil mereka akan makan di tempat yang mereka tuju masing-masing. Biru kini baru selesai mandi, ia langsung bergegas ke kamar untuk memakai seragam sekolah. Sebelum turun ke bawah, Biru kembali memeriksa seluruh buku pelajaran yang ada di tasnya, Biru takut ada yang tertinggal, Biru juga memeriksa semua PR nya. Setelah selesai memeriksa semuanya, Biru turun untuk menghampiri Dipta. Dipta selalu mengantarkan Biru ke sekolah sebelum ia berangkat bekerja.

Biru kemudian bertanya kepada Dipta soal alat bantu dengarnya yang sempat rusak kemarin. Pasalnya Biru menyuruh Dipta untuk memperbaiki sebisanya, entah apa tujuannya, Dipta tetap memperbaiki alat tersebut.

"Mas, alat bantu dengar Biru sudah di perbaiki?"

"Oh iya, udah. Mas taruh di laci sebelah kursi ruang tamu" Biru lantas berjalan menuju laci untuk mengambil benda tersebut.

"Memang buat apa sih Ru? pendengaran mu kan sudah normal, apa masih butuh alat itu?"

"Biru pengen simpan aja mas, jaga-jaga kalau nanti Biru tiba-tiba gak bisa denger lagi." Dipta yang mendengar itu lantas mengangguk paham.

Setelah selesai dengan semua urusan di rumah, dua anak tersebut melangkahkan kaki keluar, keduanya di sambut oleh matahari dengan sinarnya yang begitu terang. Biru segera memakai sepatunya, sedangkan Dipta tengah mengambil motornya di garasi samping rumah. Setelahnya di antara lah Biru lebih dulu ke sekolahnya.

Jam menunjukkan pukul 08.45, cuaca masih begitu cerah, panas yang begitu menyengat untuk para siswa yang kini tengah berada di lapangan, termasuk Biru. Bukan terlambat, Biru tadi datang tepat waktu. Ini adalah pelajaran olahraga. Biru terpaksa harus ikut lari karena untuk tambahan nilai, Biru sebenarnya tidak kuat, di tambah dia lupa tidak membawa inhaler nya.

Setelah mencapai garis finish, Wijaya dan Wisnu segera menghampiri Biru dengan sebotol air mineral yang sudah siap untuk di teguk. Wisnu menepuk pelan serta mengelus punggung Biru, mungkin itu sedikit membantu Biru untuk menetralisir nafasnya yang kini tersenggal.

Bohong jika Biru baik-baik saja, nafasnya tak beraturan. Tapi dia tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja, Biru tidak ingin merepotkan teman-temannya dan juga para guru. Pasalnya Biru selalu masuk UKS dan berakhir pulang jika selesai pelajaran olahraga. Dia juga sudah sangat merepotkan Dipta karena harus menjemput ke sekolahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIRU TIDAK KUAT, AYAH - NA JAEMIN [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang