01

925 97 8
                                    

"Oi Nie Huaisang! Apa yang sedang ku cari di tempat ini!" Seorang anak laki laki dengan pakaian serba ungu nya tampak kesal dengan seorang anak laki laki lain nya dengan pakaian berwarna hijau lumut yang di padukan dengan coklat.

"Saudara Jiang! Hutan ini masih alami, pasti banyak hewan bagus di dalam nya." Sahut seorang anak yang di panggil Nie Huaisang

"Ya sangat bagus, kau bisa saja mati di sini." Sahut anak dengan pakaian serba emas.

"Ehehe, saudara Jin ucapan mu agak menakutkan." Nie Huaisang tertawa canggung.

"Hutan ini lebat, segera kembali sebelum gelap." Ucap seorang anak laki laki dengan pakaian serba putih kebiruan nya.

"Lan Wangji benar, kita semua akan mendapatkan masalah jika orang tua tau." Jiang Wanyi

"Tapi kelincinya bagaimana?" Nie Huaisang
"Kelinci apa?! Sejak tadi aku tidak melihat kelinci yang kau katakan." Jin Zixuan tampak kesal.

"Kau tidak melihat nya, tapi aku melihat nya." Nie Huaisang
"Mungkin saja mata mu itu sudah mulai rabun kan." Sambung nya

"Kau!" Jin Zixuan tampak semakin kesal
"Hahh.. mereka mulai lagi." Jiang Wanyi mengikuti langkah Lan Wangji yang telah pergi lebih dulu.

"Humph!" Jin Zixuan pun menyusul.
"Eh! Tapi aku sungguhan melihat kelinci!" Nie Huaisang mengejar mereka. Ia tampak melihat sekeliling terus berjalan sambil melihat kebelakang. Sampai, ia tidak sengaja melihat seorang anak laki laki berlari di antara semak.

"HANTUU!" jerit nya panik.
"Hantu?!" Jin Zixuan menoleh cepat

"Dimana hantu?!" Jin Zixuan
"Di sana! Di sana!" Nie Huaisang menunjuk semak sambil menutup mata nya.

"Tidak ada apa pun!" Jin Zixuan tampak kesal, jeritan Nie Huaisang membuat nya sungguh kaget.
"Nie Huaisang, apa kau mulai berhalusinasi?" Jiang Wanyi menatapnya jengah.

"Tidak! Aku melihat nya dengan jelas! Dia kurus, pucat, kuku kaki dan tangan nya panjang. Setinggi pinggang ku dan rambut nya juga acak acakan!" Nie Huaisang tampak menjelaskan nya dengan kesal.

"Lihat kesana! Semak itu bergoyang padahal tidak ada angin!" Nie Huaisang
"Hantu tidak menyentuh benda mati." Jiang Wanyi

"Ayo periksa." Lan Wangji
"Ha?" Jiang Wanyi
"Hahhh.." ia dan Lan Wangji melangkah lebih dulu, mendekati semakin semak itu. Saat mereka menerobosnya. Mereka melihat seorang anak laki laki kecil. Tampak duduk di tanah sambil memeluk seekor kelinci gemuk berwarna putih. Kaki anak itu tampak terluka.

"Anak kecil?!" Jiang Wanyi
"Bagaimana bisa ada anak kecil di dalam hutan seperti ini." Jin Zixuan mendekat, langkah nya membuat bocah itu melemparkan apa saja yang ada di dekat nya.

"Hei! Mengapa kau melempar ku hah!" Jin Zixuan tampak kesal.
"Jin Zixuan jangan mendekat." Lan Wangji

"Adik kecil, apa yang kau lakukan di sini?" Ia berlutut, menyamakan tinggi nya dengan anak itu. Anak itu diam, namun sikap nya siaga. Ia tampak meraba raba sekitar nya. Seperti mencari sesuatu untuk ia jadikan senjata. Walau matanya lurus menatap Lan Wangji.

"Kami tidak bermaksud jahat." Lagi lagi, satu gerakan kecil Lan Wangji membuat anak itu semakin siaga dan tegang.

"Ia tidak bisa di dekati." Lan Wangji berdiri
"Lalu bagaimana?" Jiang Wanyi

"Orang dewasa harus tau." Lan Wangji
"Dia terlihat sangat berantakan dan kumuh." Jin Zixuan

"Sudah pasti! Dia tinggal di tengah hutan! Bukan di dalam kediaman pribadi!" Nie Huaisang

"Kalian punya makanan?" Lan Wangji, ketiga nya menggeleng.

"Ah! Anak itu pasti kelaparan, tubuh nya sangat kecil dan kurus." Nie Huaisang
"Harus nya aku membawa beberapa kue bulan tadi." Nie Huaisang tampak sedih.

"Kami akan kembali, dan membawa sesuatu untuk mu." Lan Wangji
"Benar! Kami akan kembali dan membawakan mu sesuatu yang enak." Nie Huaisang

.+.

Wei Wuxian, bocah kecil itu menatap punggung keempat anak yang baru saja menemukan nya. Langkah mereka semakin jauh, Wei Wuxian perlahan berdiri. Dengan pergelangan kaki nya yang terluka, ia memaksakan diri untuk berjalan.

"Menunggu kalian datang kembali...? Hah, aku tidak percaya."

Wei Wuxian meringkuk di dalam sebuah lubang di antara dahan pohon dan tembok sebuah bangunan. Tempat itu seperti sebuah sarang burung namun dalam versi yang cukup besar.

Wei Wuxian memeluk tubuh nya sendiri, menahan rasa sakit di kaki nya. Juga lapar di perut nya, awalnya ia berlarian di hutan untuk menangkap seekor ayam hutan. Tetapi, seekor kelinci membuat ayam itu kabur. Walau ia sempat berhasil menangkap kelinci itu. Ia tetap kehilangan makanan nya kembali saat tidak lagi mampu untuk menahan kelinci yang terus memberontak.

"Aku lapar...." Wei Wuxian memeluk perut nya sendiri.

"Apakah aku akan pingsan lagi hari ini..." Wei Wuxian perlahan memejamkan matanya.

.+.

"Seorang anak di dalam hutan ?" Lan Xichen tampak kaget dengan laporan adik nya itu.
"Iya, ia mungkin masih berusia 6 atau 7 tahun. Tubuhnya kecil dan kurus." Lan Wangji

"Situasi nya pasti tidak baik baik saja." Lan Xichen.
"Aku dan teman teman akan melihat nya lagi untuk membawakan nya makanan dan lain nya. Apa boleh kakak?" Lan Wangji

"Wangji, kakak senang dan sifat penyayang mu. Tetapi, hutan itu bukan hutan sembarangan. Hutan itu selain masih sangat alami. Juga merupakan hutan tempat Permaisuri Terdahulu di asingkan." Lan Xichen

"Lalu... Aku tidak dapat melihat nya lagi?" Lan Wangji tampak kecewa.
"Kakak akan berbicara dengan Baginda Kaisar, mungkin beliau tau akan sesuatu." Lan Xichen.
"Sampai saat itu, jangan melakukan apa pun." Lan Xichen.
"Baik kakak..." Lan Wangji

.+.

"Ini sudah satu Minggu! Apakah belum ada kabar juga ?!" Nie Huaisang tampak kesal. Pasalnya, mereka di larang untuk memasuki hutan itu lagi sampai Baginda Kaisar Wei Changse memeriksa nya sendiri.

"Apa yang mereka bicarakan sampai memerlukan waktu satu Minggu lamanya?!" Nie Huaisang

"Bagaimana jika pergi diam diam? Kita sudah berjanji akan melihat nya lagi kan." Jin Zixuan

"Apa kau mau melanggar perintah Kaisar?" Jiang Wanyi, seketika Jin Zixuan dan Nie Huaisang terdiam dengan kepala menunduk.

"Tentu saja tidak." Nie Huaisang

.+.

Malam harinya, tampak beberapa orang sedang membicarakan sesuatu dengan serius.

"Sungguh ada anak di dalam hutan itu?" Wei Changse
"Benar Baginda, Adikku melihat nya sendiri." Lan Xichen

"Ia dan teman teman nya juga berencana untuk melihat anak itu lagi." Lan Xichen

"Jika tidak salah, hutan itu tidak pernah di buka untuk sembarang bangsawan oleh Kakak dulu. Dan juga, aku tidak pernah mengurusinya sama sekali. Ataukah, di sana sungguh ada seorang anak?" Wei Changse

"Saya mendengar dari leluhur, jika selir Kaisar terdahulu adalah seorang rakyat biasa. Kaisar terdahulu sangat mencintai dan menyayangi nya. Hingga menimbulkan kecemburuan pada hati Permaisuri. Lalu, saat Selir itu berhasil mengandung, membuat rasa benci Permaisuri semakin besar. Dan... " Lan Xichen

"Menjebak selir itu dengan trik paling menjijikan yang ada." Wei Changse meremas kuas tulisnya.

"Dan, para Bangsawan kelas atas lain nya dengan mudah mempercayai hal itu." Lan Xichen
"Mereka adalah pendukung Permaisuri Terdahulu. Tentu mereka akan melakukan nya." Wei Changse

"Besok, kumpulkan anak anak itu dan bawa menuju hutan. Aku akan melihat nya dengan mata dan kepala ku sendiri, ia sungguh anak kakak ku atau bukan." Wei Changse

TBC !!!

New book, happy reading 🥰🥰

Pangeran Yang Terlupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang