10

501 87 8
                                    

"Jika kau tidak menginginkan nya, papa akan memilihkan guru baru untuk mu." Wei Changse
"Tidak." Wei Wuxian tampak melihat lurus kearah Sanren

"Aku ingin dia sebagai guru ku." Wei Wuxian menunjuk nya.
"Apa kau yakin?" Wei Changse tampak tidak puas dengan jawaban Wei Wuxian

"Ya, di telah mengajukan diri. Akan sangat memalukan baginya jika aku menolak nya." Wei Wuxian, Sanren tampak tersentak dengan ucapan Wei Wuxian. Ia tampak meremas jari jari tangan nya sendiri menahan kekesalan dan rasa malu.

"Aku tidak tau pastinya, tetapi Nona Lou mengatakan jika penolakan adalah rasa malu terbesar bagi seorang Nona muda bangsawan. Aku tidak ingin ia merasa malu, maka aku akan menerima nya sebagai guru ku." Wei Wuxian

"Terimakasih untuk kebaikan Yang Mulia..." Sanren tampak tersenyum janggal penuh kekesalan.

"Jika itu keinginan mu, maka kau dapat melakukan nya." Wei Changse
"Apakah, dia akan tinggal di istana juga?" Wei Wuxian melihat Wei Changse

"Itu benar Yang Mulia, guru Tata krama pada umumnya akan tinggal di tempat yang sama dengan murid nya." Sanren menjawab lebih dulu.

"Maka, kau tidak perlu tinggal di Istana." Wei Wuxian
"Akan lebih mudah jika saya pun tinggal di istana Yang Mulia." Sanren tampak tersenyum canggung

"Papa, apakah dia baru saja membantah ku?" Wei Wuxian lagi lagi melihat Wei Changse
"Tidak! Saya tidak bermaksud seperti itu!" Sanren menjawab cepat.

"Kau melakukan nya! Juga mengapa kau harus tinggal di istana saat kau adalah orang asing." Wei Wuxian

"O-orang asing...?" Sanren meremas kuat pakaian samping nya.

.+.

"Xian'er, apa kau yakin akan menjadikan ia guru mu?" Wei Changse bertanya di sela sela ia mengerjakan pekerjaan nya. Wei Wuxian tampak nyaman duduk di pangkuan nya, ia tampak bermain dengan kuas dan kertas yang ia pegang

"Ya, aku harus menghentikan wanita itu." Wei Wuxian
"Menghentikan apa?" Wei Changse, Jiang Fengmian juga tampak menghentikan kegiatan nya.

"Laki laki tua yang datang bersama nya, ia tampak di selimut niat membunuh yang besar!" Wei Wuxian
"Juga, keserakahan tampak jelas terlihat di sekeliling nya. Ia juga mengeluarkan aroma yang tidak enak." Sambung nya

"Aroma yang tidak enak?" Jiang Fengmian
"Ya, asap hitam itu tampak semakin pekat dan hitam saat ia marah. Dan suara suara itu semakin berisik." Wei Wuxian melihat Jiang Fengmian

"Suara?" Wei Changse
"Ya, setiap asap yang terlihat mengeluarkan suara. Dan suara laki laki tua itu dan wanita itu sangat berisik dan mengerikan." Wei Wuxian tampak membuat ekspresi aneh

"Papa, jangan menikah dengan nya." Wei Wuxian melihat Wei Changse
"Xian'er.... Apa lagi yang bisa kau lihat?" Wei Changse menatap nya
"Em.. aku bisa tau niat dari seseorang saat melihat warna itu." Wei Wuxian

"Xian'er.. papa tidak ingin menanyakan hal ini.. tetapi.. apakah ibu mu.. juga memiliki kemampuan ini?" Wei Changse

"Ya! Mama selalu mengajari ku tentang warna warna dan bentuk warna amarah." Wei Wuxian
"Sudah ku duga.." Wei Changse tampak memegangi kening nya

"Hmm? Papa sakit?" Wei Wuxian melihat nya dengan tatapan bingung nya
"Lalu.. apakah kau tau apa itu bangsa Half Human?" Wei Changse bertanya dengan lebih hati hati

"Mereka seperti mama kan." Wei Wuxian, ucapan nya sontak membuat ia dan Jiang Fengmian tersentak
"Kau tau.. jika ibu mu bukan manusia seutuh nya?" Wei Changse, Wei Wuxian mengangguk

Pangeran Yang Terlupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang