19

329 57 5
                                    

"Bajingan! Mengapa masih saja gagal, kau penyihir! Apakah kau menipu ku?!" Tuan Cangse tampak marah besar, saat ia lagi lagi gagal untuk menghidupkan satu sosok yang bertubuh seperti manusia. Namun, memiliki tinggi juga panjang tangan dan kaki yang tak wajar.

"Tuan Cangse, menghidupkan half human buatan tidak semudah itu. Membutuhkan banyak usaha dan darah manusia agar eksperimen ini berhasil. Jika ada tidak lagi sanggup untuk membawa manusia,  maka hentikan saja."

"Kau!" Tuan Cangse tampak marah
"Baik! Aku akan membawa lebih banyak manusia untuk mu!" Tuan Cangse tampak pergi dengan perasaan kesal.

.+.

"Pelayan!" Tuan Cangse berjalan dengan angkuh masuk kedalam kediamannya.

"Tuan, anda kembali." Kepala pelayan tua itu menyambut nya.
"Dimana Sanren." Tuan Cangse

"Nona muda pergi menemui Baginda, pelayan pribadi kembali dan mengatakan bahwa Nona Sanren akan tinggal untuk sementara di istana." Kepala pelayan

"Tinggal di istana? Sanren tak mengatakan apa pun tentang hal ini." Tuan Cangse tampak berfikir

"Tapi baguslah, dia dapat membuat Wei Changse sibuk. Dan, tidak ada lagi yang akan menggangu rencana ku." Tuan Cangse tersenyum puas.

"Bagus Sanren, kau gadis yang pintar." Tuan Cangse

.+.

Senja itu, Sanren tampak terdiam menatap lurus kedepan. Walau di hadapan nya, terbentang pemandangan senja yang sangat cantik. Tampaknya, hal itu sama sekali tidak dapat menghibur nya.

"Senja mulai datang, udara semakin dingin. Apa yang kau lakukan di luar seperti ini." Wei Changse perlahan melangkah mendekat kearah nya.

"Baginda..." Sanren bangun dari duduknya dan membungkuk sopan.

"Apa yang kau fikir kan, pelayan tidak melayani mu dengan baik?" Wei Changse

"Sama sekali tidak, mana mungkin pelayan di istana tidak memperlakukan tamunya dengan baik." Sanren

"Ada apa dengan sikapnya? Biasanya, ia akan bertingkah berlebihan untuk mendapatkan perhatian." Wei Changse

"Baginda... Apakah Yang Mulai Selir telah mengutuk saya karna memperlakukan Pangeran dengan buruk?" Sanren

"Apa maksud mu?" Wei Changse

"Mimpi mimpiku, selalu tentang half human dan darah manusia. Semua itu sangat mengerikan, tidak hanya orang dewasa. Anak anak bahkan bayi, tidak.. wanita hamil.. aku melihat nya..." Sanren memegangi kepalanya.

"Mereka menyalahkan saya , mereka mengatakan saya telah membunuh mereka. Saya adalah monster...! Tidak.. saya tidak pernah melakukan hal itu. Walau di mata anda.. saya adalah wanita jahat, tetapi.. saya tidak pernah memukul seseorang. Apa lagi menghilangkan nyawa seseorang..." Sanren tampak terlihat frustasi. Ia kembali duduk, kakinya tampak tak lagi sanggup untuk menopang tubuh nya.

"Saya tidak pernah berfikir untuk menghilangkan nyawa seseorang. Mengapa tiba tiba.. mimpi mengerikan itu datang dan menganggu saya.." Sanren.

"Tampak nya.. dia sungguh tak tau apa pun tentang perbuatan ayah nya dan para leluhur keluarga nya." Wei Changse

"Sanren, apa kau lupa. Mendiang Permaisuri terdahulu. Pernah memiliki ambisi untuk mengendalikan kekuatan Half Human." Wei Changse

"Saya mengetahui cerita itu, tetapi bukan kah hal itu tidak terwujud karna Yang Mulai Permaisuri meninggal dunia?" Sanren

"Benar... Tetapi apakah menurut mu.. semua rencana itu hilang begitu saja setelah Permaisuri terdahulu meninggal dunia?" Wei Changse

Sanren terdiam,

Pangeran Yang Terlupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang