2. tawaran yang ditolak

810 73 4
                                    


Jemari jemarinya menekan tuts piano secara bersamaan dengan tangan kirinya hingga menghasilkan nada dari tuts tuts yang tekan bergantian. Dengan menopang kedua tangannya, mr. Smith yang berada disudut ruangan setia menunggu sekaligus menilai kemampuannya memainkan piano

"Itu mengesankan luana"

Gadis itu memalingkan wajahnya dan berhenti menekan tuts tuts dihadapannya
"Bukankah aku selalu mengesankan?"

Mr. Smith menggeleng pelan kepercayaan dirinya memang layak untuk dirinya yang memiliki banyak kemampuan yang bagus. Pria paruh baya itu mendekat kearah gadis itu lalu memberikan secari surat yang dilapisi oleh cap emas diatasnya

"Undangan dari count rezn"

Luana meraih surat itu pelan, undangan ini pasti memintanya untuk memainkan piano atau biola untuk mengiringi pesta mereka. Bukan berarti ia akan menolak, ini selalu menjadi kesempatannya untuk memperkenalkan kemampuan dan mendapatkan uang tentunya.

"Baik"

"Kau belum lulus pun sudah diundang keacara acara besar, kau beruntung karna mendapat guru pintar sepertiku" balss mr smith

Luana memasukkan surat itu kedalam tas navy miliknya
"Mr smith, aku akan mengakuinya jika beberapa muridmu dapat melampauiku"

Gadis itu tersenyum, ia sebenarnya tidak sepenuhnya merasa benar dengan jawabannya. Sebab jika ia tak mengenal mr smith mungkin juga ia tak akan berada diakademik besar ini

"Yayaya.. luana kau akan lebih sempurna tanpa tampramenmu itu" balas mr. Smith

Luana tersenyum tipis
"Saya permisi mr. Smith"
Menunduk pelan lalu meninggalkan ruangan besar menyisakan mr smith yang tertawa pelan

                            *******

"Permisi"

Luana mengangkat wajahnya, menatap gadis dihadapannya. Tanpa menjawan luana kembali memasukkan makanan kedalam mulutnya

Gadis itu tampak kesal ketika sapaannya  bahkan diabaikan oleh orang yang tidak memiliki status apa apa ini. Tetapi demi mencapai keinginannya, ia berusaha menurunkan egonya.

"Bisakah saya memgambil tempat disini?"

Tidak ada balasan, luana masih acuh tak acuh. Apakah persetujuannya penting sekarang? Bukankah mereka akan langsung mengambil tempat bahkan diatas mejanya?

"Kau lupa aku bukan pemilik ruangan makan ini? Kau mau duduk diatas patung anthena yang disana pun, tidak mempengaruhiku"

Sekitarnya terkikik pelan tetapi langsung bungkam ketika mata gadis itu menajamkan matanya. Siapa yang berani bersikap ketus pada putri kesayagan marquess frizz?

Menutupi rasa kesalnya carol frizz mendudukkan dirinya tepat dihadapan luana, yang bahkan tidak menganggap dirinya ada.

"Luana, minggu depan adalah hari debut saya" carol frizz mengusap tangannya pelan. Kenapa dirinya gugup? Tidak tidak, apa yang harus ia takutkan pada anak yatim piatu ini?

"Penting untukku?"

Carol frizz mengumpat dalam hati, kenapa gadis itu tidak berpura pura saja dengan merespon dengan baik? Tidakkah dia berpikir untuk mendekati dirinya agar punya relasi besar? Kekuatan marquess frizz tak bisa diremehkan

"Saya berencana menampilkan kemampuan saya bermain piano. Tetapi saya kurang memahaminya, bisakah kau mengejariku?"

"Tidak" jawabnya cepat

"Apa?" Carol frizz menganga tak percaya, anak yatim piatu rendahan ini menolak seorang penerus marquess frizz?

"Kau tak dengar? Aku bilang Ti DA K" 

menjadi karakter yang tidak pernah adaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang