Chapter 9 : What's this?

380 43 8
                                    

○○○○○

Biru dalam darah.

Kemurnian ternodai dengan keegoisan.

Suara nya mengalun lirih, bulu mata lentik milik nya mengerjap pelan, Membiasakan pendar cahaya lentera di sudut ruangan yang menganggu penglihatannya.

Ia masih berbaring, merasakan degup jantungnya, yang bahkan jauh lebih memekakkan daripada ruangan sunyi ini.

Ketidakberdayaan raga nya, membuat dirinya terpaksa terdiam, tanpa pergerakan untuk sekedar keluar melepaskan diri.

Tubuhnya sedikit lengket akibat keringat dan darah, namun tiada luka yang terasa nyeri pada tubuh nya.

Terlihat aneh, namun kenyataannya sohee seperti bak terbangun dari mimpi buruk. Bukan melainkan hampir kehilangan nyawa.

Baju khas biru marga bangsawan miliknya masih melekat dan terlihat acak-acakan.

Pandangannya mengabur, akibat air mata yang menetes tanpa permisi.

Sohee masih mengingat dengan cukup jelas, bagaimana orang tua nya memberikan kasih sayang yang tak pernah terbayang di dalam benak nya sekalipun.

Dan dalam sekejap mata, seluruh emosinya di permainkan semudah itu. Sohee amat sangat kecewa. Bahkan memohon pada sang raja iblis untuk segera membunuh nya. Namun, iblis itu tetap membiarkannya hidup. Walau ia sebenarnya tidak ingin melanjutkan hidup kembali.

Sohee menggigil kuat, merasakan hawa dingin yang menusuk dari rongga-rongga jerusi besi di depannya.

Sohee tidak perlu menebak terlalu jauh, mungkin sekarang ia sedang berada di penjara bawah tanah.

Bau anyir besi pada bentuk ruangan ini dan darah pada tubuhnya membaur menjadi satu, menghasilkan situasi yang mencekam.

Samar-samar netra nya menangkap siluet orang-orang yang terbaring dengan lemah dan tidak berdaya pada beberapa ruangan penjara di depannya.

Luka-luka yang mereka alami cukup membuat seseorang mampu meringis nyeri.

Rintihan, lenguhan, tangisan kecil dari beberapa tawanan di dekatnya, membuat sohee cemas tidak terkendali.

Ia menutup telinga nya, menghalau suara-suara menyesakkan di sekitarnya.

Sohee memejamkan mata dengan erat, ketakutan luar biasa merengkuh jiwa lemah nya.

KLANG!

Bunyi jerusi besi bergeser tidak di hiraukannya.

Tap! Tap! Tap!

Langkah kaki berjalan mendekat dengan perlahan, membuat sohee menahan napas nya.

Ia semakin meringkuk di lantai yang lembab ini.

Sohee terisak kecil.

Berharap orang di depannya berbelas kasih mengampuni.

Deg!

Sohee tersentak, merasakan sentuhan lembut di bahu kanannya.

Usapan itu ia dapat kan berulang kali, membuat sohee sedikit tenang.

" Segera buka matamu, jangan risau, aku tidak akan menyakitimu, sohee. "

Perkataan itu seperti menghipnotis sohee untuk segera melakukan apa yang di perintahkan sosok asing tersebut.

Sohee membuka mata nya perlahan, menengadah ke atas dengan enggan.

Tatapan lugu nya langsung menatap ke arah bibir pria di depannya ini.

ANTI HERO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang