Chapter 7 : Trapped in Black

375 42 19
                                    

○○○○○

Senja temaram di sela-sela rimbun daun menyorotkan cahaya nya, seakan-akan menuntun sang remaja laki-laki melewati jalan setapak berhiaskan lentera api di sekitarnya.

Gema cicitan dan lirihan para fauna itu, menggelitik indra pendengarannya. Ya, the red forest namanya, itu adalah sebuah goresan tertulis berwarna merah yang tertera pada tugu perbatasan selepas sohee melewatinya. Ganjil sekali, mengapa di luar perbatasan tadi, tulisan tersebut tidak berwujud. Dunia sejenis apa ini?

Struktur pohon disini begitu elok, dedaunan berwarna merah menyala dengan bentuk dahan terukir dan menyala terang kemerahan. Segala yang tampak di depan mata, keseluruhannya adalah merah.

" indah sekali, mengapa pangeran seunghan melarang ku kesini. Padahal kawasan hutan ini begitu unik. " batin sohee dalam diam.

Sadar atau tidak sadar, jalanan setapak tadi berubah menjadi beton seperti jalan raya di perkotaan. Dan tampak meluas daripada jalan setapak tadi.

Telinga sohee yang normal dapat menangkap desir kegaduhan suara, sahut-menyahut orang berbicara, tampak begitu ramai.

Sohee bergegas melajukan langkahnya menghampiri letak sumber suara-suara itu,

Tungkai kaki nya terhenti begitu saja, iris mata jernih nya berbinar terpukau menatap ke arah depan.

Di balik hutan yang magical, ternyata di dalam nya terdapat penataan kota se artistik ini, pencahayaan merah menyala menerangi lalu lalang orang-orang yang sedang beraktivitas.

Gedung-gedung tinggi menjulang dengan ornamen rumit dengan berbagai bentuk simbol naga dan api.

Sohee berjalan mengitari sekeliling, memandang satu persatu orang-orang yang berpenampilan sama semua, identik dengan warna hitam. Dan mereka juga tidak begitu ekspresif dan pucat.

Sohee diam mengamati, ia rasa saat ini dirinya berada di pusat perbelanjaan di pinggir jalan, banyak toko-toko kecil yang menjual barang-barang menyeramkan. Contohnya seperti kapak, rantai, dan pisau dengan berbagai jenis. Dan ketika sohee membaca palang di depan toko, ia sedikit kaget ternyata itu adalah tempat menjual aksesoris.

Keanehan tidak berhenti begitu saja, kebanyakan orang-orang itu memegang segelas atau sebotol cairan berwarna merah. Dan anehnya lagi tidak hanya satu orang saja, sepertinya semua orang menikmati minuman yang sama.

" Astaga, apa sebenarnya kawasan yang ku datangi ini? " gumam sohee lirih.

Sohee fokus memberikan perhatian di sekitar, hingga tanpa menyadari orang-orang itu sekilas menatap dirinya aneh, karena penampilannya berbeda daripada yang lain.

Remaja tanggung itu, menoleh kesana kemari seperti anak hilang.

Hingga tepukan di pundak mengejutkan dirinya,

" husst nak, kau ini darimana? Pakaian mu aneh sekali, festival padahal masih lama. Mengapa memakai kostum bergaya manusia itu? " ujar salah satu paman penjual topeng-topeng menyeramkan.

Sohee hanya mampu tertawa kikuk, tidak tahu harus menanggapi seperti apa.

" ya tuhan, aku rasa ini bukan pemukiman manusia. " lirih sohee di dalam hati.

Pria di ujung jalan yang sedari tadi meneguk cairan merah itu, menatap sohee dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.

Menghadap ke dua penjaga yang senantiasa mengikuti nya sejak tadi.

" pergi lah ke istana, katakan pada tuan raja. Ada mainan menarik di pasar kota. " perintah pria jangkung berjubah hitam dengan corak yang berbeda dengan rakyat biasa.

ANTI HERO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang