Chapter 10 : Two sides

331 36 10
                                    

○○○○○

Baskara adalah penentu bagaimana angkasa mengandung ribuan juta cahaya, yang berpadu menggerakkan rotasi bumi beserta makhluk hidup nya, agar kiranya mungkin dapat menghentikan fantasi mimpi dalam petualangan tidur yang mereka rangkai sendiri.

Bisikan angin, sedikit menggelitik belukar pada sekitar. Fauna langit juga intensif riuh bergemuruh, menghasilkan gaung alami pada pendengaran normal manusia yang sedang terjebak di alur mimpi nya.

Tiada simbol waktu yang dapat mengetuk tidur lelap si omega mungil ini.

Nafasnya naik turun dengan selaras, jari lentiknya menarik selimut sutra itu hingga sebatas hidung bangir nya.

Barangkali memang estetika dari bilik kamar ini mungkin dapat menghipnotis sang penghuni agar tetap berbaring saja tanpa melakukan apapun.

Meskipun suasana nya begitu nyaman, sohee nyata nya tetap terbangun selayaknya rutinitas para bangsawan yang teratur dan terjadwal.

Lenguhan indah mengalun begitu saja dari belah bibir nya yang sedikit terbuka.

Manik mata nya enggan terjaga. Tapi sedikitnya berangsur-angsur ia juga dapat merasakan betapa remuk fisik nya kali ini, bak seperti sedang bertanding gulat.

Ia menggeliat pelan, menyingkap sedikit selimut yang membelenggu tubuh nya.

Desisan rintih menggumam begitu saja tatkala selimut itu tidak sengaja menggesek bagian tubuh atas nya.

Akh!

Sohee tertegun sejenak, memperhatikan diri nya sendiri dengan seksama.

Siapapun itu akan merasa ganjil jika mendapati tiada helai kain yang melapisi tubuh nya sama sekali.

Dan itulah situasi yang terjadi pada nya sekarang.

Apapun yang terjadi di pertengahan malam kemarin, sohee sungguh tidak mengingat detail nya.

Sebagian memori yang dapat ia deskripsikan adalah mengenai tentang dirinya di bopong ke aula untuk sekedar di persembahkan sebagai mainan baru yang menarik di hadapan para iblis-iblis itu. Dan Selebih nya apa yang menimpa dirinya, sohee cukup kehilangan memori untuk mengingat nya dengan rinci.

Bak seperti orang di diagnosa penyakit amnesia sementara.

Sohee tampak nya sedikit linglung, menegakkan badan nya saja tidak ada tenaga.

Tapi tetap saja ia memaksa tubuh berlapis helai selimut itu berdiri dan berjalan dengan perlahan mendekati cermin besar yang ada di bilik mewah ini.

Ia menghentikan langkah kaki telanjang nya, menatap pantulan dirinya pada cermin itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

Paras nya sedikit sayu, dengan ujung bibir bawah sedikit terkoyak dan berdarah, Ujung telinga nya juga tampak mengering kan aliran darah disana.

Sohee menunduk, meremat kedua tangannya dengan kuat. Menolak menatap cermin itu.

Namun lantaran di kuasai rasa penasaran cukup tinggi, ia menjatuhkan begitu saja selimut itu ke ubin dingin di bawah sana.

Dengan kepala menunduk, ia perlahan menengadahkan kepala nya berhadapan kembali dengan cermin, mengamati dengan ragu tubuh setengah telanjang nya.

Dan ternyata itu cukup mencengangkan, sohee bahkan meraba dinding di sebelah cermin untuk menyangga tubuh nya yang tiba-tiba lunglai begitu saja.

Nafasnya memburu, sohee mengusap beberapa luka yang ada di bagian leher hingga ke ujung pusar nya.

ANTI HERO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang