benci bisa jadi cinta, cinta bisa jadi benci

491 36 2
                                    






















Kalfie masih dirawat dirumah sakit, erine belum sempat menjenguknya.
Dia berencana untuk menjenguknya setelah pulang sekolah nanti

"Catherina vallencia" panggil pak Ryan, pak Ryan bisa juga disebut guru killer 48 high School, tatapannya begitu tajam mengarah ke erine

"Iya, pak" sahut erine

"Dari tadi saya panggil kamu! Tolong fokus ke pelajaran saya, atau kamu anggap pelajaran saya tidak penting?" ucap pak Ryann



















Bel istirahat pun berbunyi, murid-murid langsung keluar kelas sebelum pak Ryan keluar, erine pun begitu, namun, pak Ryan tiba-tiba memanggilnya

"Erine, tolong bawakan ini ke kelas 12 E"
Pinta pak Ryan sambil memberikan sebuah tas tenteng berisi kertas kertas

"Iya pak" jawab erine tanpa membantah.
Jarak antara kelasnya dengan kelas 12 E lumayan jauh, memakan waktu beberapa menit untuk berjalan menuju kesana.
Mungkin kali ini erine tidak sempat istirahat.

Koridor kelas sangat lah ramai, banyak murid-murid berkumpul melingkar.
Erine yang penasaran pun menghampiri mereka.
Dia menyerobot ke tengah untuk melihat apa yang terjadi, erine sempat kaget saat melihat oline dan teman kelasnya, Vano bersitegang

"Pengecut lo! Tiga lawan satu, kalo mau tiga lawan tiga, kalau nggak satu lawan satu" sengit Vano mendorong bahu oline

"Suka-suka gue dong, ini juga urusan gue sama kalfie, ngapain lo ikut campur hah?
Masalah hidup lo udah kelar semua? Pikir dulu tuh masalah pribadi lo!" oline tak mau kalah

"Lo ngapain nyiksa kalfie kalau ujung-ujungnya lo dan teman-teman lo yang bawa dia kerumah sakit" ujar Vano

Emosi oline mulai terpancing, kupingnya kini sudah panas mendengar celotehan Vano,
Oline melayangkan pukulannya, menonjok Vano.

Vano tak Terima, dia membalas, hingga baku hantam di antara mereka tak terhindarkan, penonton tidak berani melerai mereka, memutuskan untuk mundur, karna takut kena pukulan salah sasaran, namun, dengan nekat nya, erine mendekati mereka

"Oline" erine berteriak

Oline dan Vano berhenti berkelahi mendengar teriakan erine, kini semua mata beralih ke erine yang tiba tiba muncul

"Lo kenapa nyerang temen gue?!" ujar erine kepada oline dengan tatapan tajamnya.

Oline mendekat ke arah erine hingga jarak mereka hanya satu senti, erine menahan napasnya, kini tidak ada jarak diantara mereka

"Bukan urusan lo" bisik oline tepat di telinganya.
Oline menatap Vano yang sudah babak belur

"Heh heh heh ada apa ini rame rame? Bubar bubar" perintah bu reva, guru bk, yang tiba-tiba muncul

Orang-orang membubarkan diri.
Kini hanya ada oline, Vano dan erine, mereka bertiga pun dibawa ke ruang BK

"oline Vano lagi, ibu bosen liat muka kalian, kalian bosen gak sih di panggil ke ruangan ibu mulu" bu reva mengusap dada

"Lumayan bu, bisa mabal beberapa menit"
Ucap oline ngasal

"Heh kamu tuh ya, buat apa kamu ke sekolah kalo buat mabal!? Kamu tuya lagi, anak baru tapi udah masuk ruangan ibu, ibu harap kamu gak masuk keruangan ibu lagi" ucap bu reva sambil menatap erine

"Iya Buu"

"Ibu juga berharap, ini yang terakhir kalinya kalian berdua datang keruangan ibu" bu reva memperingatkan

can we Finally Unite || ORINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang