pb

438 35 2
                                    


































kalfie sudah masuk sekolah seperti biasa, hari ini disekolahnya mengadakan pertandingan basket.






Lapangan dipenuhi oleh sorakan para siswa siswi yang heboh, yang sedang menonton pertandingan basket, sedangkan tim cheers menyemangati pemain di pinggir lapangan.

Erine yang baru sampai langsung menghampiri kimmy yang berada di pinggir lapangan sambil berteriak heboh.
Begitupun dengan teman-teman nya yang lain, hampir tidak ada yang diam, semua hampir berteriak menyemangati tim nya masing-masing.

"Siapa lawan siapa sih?" erine penasaran

"Ini, kelas kita lawan kelas oline, gileee, greget amatt" kata kimmy yang masih menyaksikannya

Mata erine tertuju kepada seorang laki-laki tinggi dengan penampilan yang sangat mempesona. Itu adalah oline.
Dia mengenakan nomor punggung 21. Oline terlihat sedang berusaha untuk memasukkan bola di garis three point.
Dia melempar bolanya dan.. Masuk, oline berhasil memasukkan bolanya ke ring.
Murid-murid berteriak heboh, tapi tidak dengan erine.
Dia menatap oline dengan tatapan tidak suka.
Lalu matanya beralih pada regie dan kalfie.
Mereka ikut bertanding melawan kelas oline.

Pertandingan pun akhirnya selesai, dimenangi oleh kelas oline dengan point 10-4.
Mereka pun bersalaman satu sama lain

"Good game, good game" derren terlihat gembira.

"GG" ucap nachia sambil bersalaman.

"Tidak selamanya kelas lo yang jadi juara" oline berbisik ke telinga kalfie ketika bersalaman.

"Emas bukanlah hal yang paling indah, anak emas" ejek oline, membuat kalfie semakin panas

"Sialan lo!" kalfie makin emosi, tiba-tiba dia menonjol pipi oline hingga jatuh ke lantai.

Penonton kaget melihat adegan tersebut.
Kalfie tidak seperti biasanya. Dia dikenal sebagai anak yang paling taat pada peraturan sekolah.
Nampaknya dia sudah terpancing emosinya meladenin oline yang terus meledek

Oline tak mau kalah. Dia membalas pukulan kalfie. Mereka pun berusaha untuk memisahkan mereka, namun, diantara mereka kena salah sasaran yang menjadi ikut-ikutan baku hantam karena kena pukulan salah sasaran. Tak lama kemudian, bu reva datang ke tengah lapangan

"BERHENTI SEMUANYA!!" bu reva berteriak

Mereka mendadak berhenti berkelahi.

"Kalian semua ikut ibu ke ruang bk, sekarang!" perintah bu reva.

Mau gak mau, mereka mengikuti perintah bu reva. Semua penonton bubar, masuk ke kelasnya masing-masing.






















𝐷𝑖 𝐁𝐤
__________________________________

"Oline! Sudah saya peringati kamu berkali-kali, masih sama aja, apa itu semua gak cukup?" bentak bu reva pada oline dengan keras.

"Kamu juga kalfie! Kamu itu biasanya gak kayak gini, biasanya selalu taat pada peraturan, malah ikut-ikutan jadi berandalan"

"Terus kalian juga ngapain ikut-ikutan!" bentak bu reva kepada yang lain.

"Tapi bu, kan harusnya ketua OSIS juga memberikan contoh yang baik kepada murid" protes kalfie

"Oh, kamu ketos, line?" tanya bu reva polos
Oline Hanya merespon dengan mengangguk

"Kok gak becus sih jadi ketos?" sindir bu reva.
Telinga oline mulai panas.

"Oline kamu ibu skors dia hari karna kamu sudah beberapa kali saya peringati tapi tidak nurut, yang lainnya, berdiri di tengah lapangan selama dua jam" perintah bu reva

Bagi oline, skors adalah hal yang sudah biasa, bahkan dia pernah sampai diskors seminggu, namun rasanya biasa saja.
Entah bagaimana dulu ia bisa terpilih menjadi ketos.
Kelakuannya sama sekali tidak pantas untuk menjadi teladan.

Oline dan yang lainnya pun pergi keluar ruangan bu reva.

"Bye guys, gue balik duluan, semangat yaa berpanas panasan, jangan kangen ya" ucap oline

"Idih, sapa juga yang bakalan kangen lu PD amat" ucap nachia geli

"Yeee, gue juga tau, ntar kalian bakalan kangen sama gue, bakal sepi kan" ucap oline pd

"Idih gausah gr, tapi iya sih nanti dua hari ini bakal sepi gada lo, gada yang rusuh" ucap regie

"Ye, kan, yaudah gue balik dulu ya, selamat berpanas panasan" pamit oline.
Setelah oline pergi mereka pergi kelapangan, buat menjalankan hukuman yang di berikan









































Erine selalu tidak bersemangat dengan pelajaran kimia. Dia sama sekali tidak menyukai pelajaran kimia.
Tak lama dari situ, kalfie dan regie masuk ke kelas. Muka dan tangan mereka terlihat merah

"Kenapa baru datang?" tanya pak gara, guru kimia.

"Tadi masuk bk pak, terus dihukum dulu" jawab kalfie santai.

"Kenapa masuk BK?"

"abis tawuran pak dilapangan" kata kalfie terlalu jujur.

"Haduh, anak zaman sekarang yah, ya sudah duduk sana" perintah pak gara kepada mereka.
Mereka pun duduk

Beberapa menitt dari situ pak gara di telpon salah satu guru, dikarnakan ada urusan sebentar

"Murid-murid bapak ada urusan sebentar, kalian bisa kan bapak tinggal" ucap pak gara

"Bisa pak" ucap semua murid

"Okee, bapak izin sebentar ya, kalian jangan ada yang keluar, diem aja di dalem kelas"
Pesan pak gara

"Baik Pak" ucap semua murid,
Pak gara pun keluar.







Kalfie menghampiri erine yang sedang duduk dan memainkan handphone nya, erine yang sadar ada yang menghampiri nya pun melihat ke arah kalfie

"Heh" ucap kalfie ke erine

"Naon" balas erine

"Si oline kurang ajar banget" ucap kalfie

"Lah, kenapa emng?" tanya erine

"Dia cari masalah banget sama gue. Gara-gara dia gue jadi iteman, muka gue kayak kepiting rebus lagi" ucap kalfie, erine memperhatikan kalfie,benar mukanya terlihat merah seperti kepiting rebus.
Erine membekap mulutnya, menahan tawanya.
Kalfie yang melihat erine menahan tawanya pun kesal

"Malah diketawain" kesal kalfie

"Yee, lagian, itu muka di kontrol ya ahaha"
Ucap erine

"Terserah" ucap kalfie kesal

"Udahlah gak udah marah-marah mulu, lagian samakan dihukum. Ucap erine.

"Enggak, dia di skors"

"Hah? Demi apa?" erine sedikit kaget

"Iya, seriusan"

"Kasian ya dia" ucap erine

"Loh, kok lu malah ngebelain dia sih?" kesal kalfie

"Idih, ya suka suka gue lah" balas erine

"Yeuhh, serah"






















































_______________________________________________

Kalo banyak typo sorry keyboard nya jelek maklum 👎👎☝

Bantu vote banh

can we Finally Unite || ORINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang