bab 3 ayah,bunda

165 13 0
                                    

Dua minggu telah berlalu dengan sangat menyenangkan smaa dengan keluarga salsa dan nabila mereka semakin hangat layaknya keluarga cemara bahkan jika salsa dan nabila memposting foto keluarga mereka di sosmed banyak yang merasaa iri..

Hari ini matahari pagi menyinari kota jakarta yang sangat padat dengan berbagai kendaraan yang melintas di jalanan,, namun tidak menutup kemungkinan aktivitas keluarga ini terhambat mereka tetap menjalani aktivitas mereka seperti biasa nya

"Selamat pagiii bunda ayahh" Sapa salsa ketika sudah berada di meja makan

"Pagi sayang ku" Ucap erma sambil mencium kening putri nya itu huft sweet sekali,, mendapatkan perlakuan itu tentunya membuat salsa tersenyum

"Lohh tumben si inong (nabila)belum turun biasanya dia duluan" Ucap salsa tidak melihat keberadaan adik nya di meja makan karena bisanya nabila yang duluan daripada salsa

"Aku punya nama bagusss ya enak aja inong" Ucap nabila sambil duduk dan menaruh tas nya mendengar itu salsa hanya sedikit tertawa

Di sela sela mereka sarapan dharma mendapatkan telfon dari kerabat nya mendapatkan panggilan itu dharma langsung mengangkat telfon itu

"Ayah anggkat telfon dulu kalian lanjut saja" ucap dharma sambil beranjak dari tempat duduk nya untuk mengangkat telfon nya

"Ayo sarapan" ucap erma sambil mengambilkan anak anak nya roti yang sudah ia buatkan

"Hmmm harum pastii enak ialahhh buatann bundaa ermaaa" ucap nabila sambil tersenyum mendengar itu erma hanya tersenyum dan mencolek hidung anaknya

"Bisa aja,, udah ayo makan" ucap erma,, nabila dan salsa pun memakan sarapan nya dengan lahap memang benar benar enak roti buatan bunda nya

Tak lama dari itu dharma akhirnya kembali ke meja makan nya dan melanjutkan sarapan bersama anak anak dan istri nyaa,,namun saat kembali ke meja makan raut wajah dharma sangat susah di deskripsi kan dan itu di notice oleh anak anak dan istri nya

"Kenapa mas?siapa tadi yang nelfon?" Tanya erma kepada dharma,, mendengar pertanyaan istri nya dharma menarik nafas berat dan menghembuskan nya secara perlahan

"Tadi mba ida nelfon katanya mas bram udah nga adaa" ucap dharma sambil meraupkan wajah nya mendengar itu semua kaget,, yap mas bram itu adalah kakak dari dharma

"Inalilahi Wainnailaihirojiu" ucap erma dan kedua putri nya,, sungguh berita ini pasti membuat dharma sangat terpukul bagaimana pun kakaknya ini lah yang paling berarti di hidup nya dharma

"Kita ke kampung sekarang ya bun" ucap dharma dengan lirih sambil mengusap air matanya dan erma hanya bisa membalasnya dengan anggukan saja

"Aku ikut yaa,, yaah" ucap nabila memohon pada ayah nya supaya ia bisa ikut ke kampung menemui sodara sodaranya yang berada di sana

"Kalian di sini saja ngga usah ikut,, ayah sama bunda cuma sebentar saja ngga lama paliangan cuma 2 hari saja" ucap dharma pada anak bungsu nya mendengar itu nabila mencibirkan bibir nya huft jangan ngambek atuh neng

"Yaudah sekarang kamu siap siap aku mau manasin mobil,, nabila sama kakak dianter nya yaa?" Ucap dharma pada nabila mendengar itu nabila hanya mengangguk dan memeluk ayah nya itu

"Hati hati di jalan yaa,, ayah kalo udah sampe kabarin terus yaaa dan jangan lama lama" ucap salsa kepada ayah nya sambil memeluk badan ayah nya dharma pun membalas pelukan anak nya

"Iyaa sayang kuu ayah sama bunda cuma dua hari aja ngga lama kok,, kamu jaga adek yaaa jangan keluyuran kemana mana dan kalo laper beli aja yaa nanti ayah transfer oke" ucap dharma sambil mencium kepala putri nya dengan sangat tulus

GARIS TAKDIR HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang