bab 22 pembunuh

168 17 2
                                    

Setelah sarapan tadi nabila tidak kunjung keluar dari kamar nya, ia tau bahwa salsa sudah keluar dari rumah karena terdengar garasi yang terbuka dan suara mobil salsa yang keluar dari pekarangan rumah nya. Mengetahui itu nabila tidak mengambil pusing ia, ingin tetap fokus pendaftaran kuliah nya agar cepat cepat selesai,selama 3 jam lebih nabila di depan laptop nya dan akhirnya pun selesai semua nyaa tuntass.

"Bosenn" gumam nabila seraya melihat ke layar handphone nyaa berharap ada yang menghubungi nya namun nihil tidak ada, yang ada hanya pesan bahwa paket handphone nya sisa 3GB.daripada nabila sendirian di rumah tidak ada teman nabila memilih untuk mengajak nadifa jalan jalan saja namun sebelum itu nabila meminta izin terlebih dahulu pada kakak nya

Setelah mengabari kakak nya nadifa memilih mengabari nadifa juga biar teman nya itu bersiap siap dan tidak akan ngaret, semakin cepat bersiap semakin cepat berangkatt

Setelah mengabari nadifa, nabila pun bersiap siap untuk pergi bersama teman nya itu, yah dan semua nya telah selesai nabila segera mengeluarkan motor nya dan menutup kembali pintu gerbang rumahnya,dan segera menancap gas motor nya menuju ke rumah nadifa di perjalanan nabila sesekali bersenandung menikmati perjalanan nya
"Kalau aku terus terusan hidup dengan ketakutan apa kebahagiaan itu akan datang?" Gumam nabila di tengah tengah perjalanan nya menuju ke arah rumah nadifa

"Lama banget sih lo, lumutan gua nungguin nya" ucap nadifa mendengar itu nabila hanya terkekeh seraya menatap nadifa yang sedang menggunakan helm nya itu

"Nad lo aja dah yang nyetir males banget, capek gua"ungkap nabila seraya turun dari motor nya mendengar itu nadifa hanya menatap sinis dan terkekeh seraya mengambil alih motor nya dan yang mengendarai adalah nadifa sedangkan nabila di bonceng belakang

Di perjalanan nabila dan nadifa banyak sekali berbicara tentang hal hal random bahkan hal yang mereka ketahui itu tidak akan terjadi sampai kapan pun
" dahhh sampaiiii"ucap nabila seraya turun dari motor nya dan membuka helm nya dan jaket yang ia kenakan supaya menghindari terik matahari di pagi hari.

"Kita mau kemana? Langsung ke gramed? Apa kemana dulu?" Tanya nadifa mendengar itu nabila nampak sedikit berfikir

"Kita keliling aja dulu nanti kan ketemu juga gramed abis itu kita makan deh" ucap nabila, nadifa hanya menjawab dengan anggukan kepala nya dan mereka pun berjalan bersama dengan bergandengan tangan masuk ke dalam mall menyusuri setiap sudut mall tersebut

"Oh ya nab, kakak lo gimana?udah baik? Atau masih marahan?" Tanya nadifa mendengar itu nabila hanya menggelengkan kepala nya karena pagi tadi ia sempat berdebat dengan kakak nya itu, bahkan acara sarapan tadi pagi di tutup dengan perdebatan

"Dia bohong sama gua nad,dia lebih mentingin naya naya itu daripada adik nya sendiri, iya gua tau di sibuk tapi apa ngga ada sedikit waktu yang dia bisa luwangkan, bahkan dia bilang dia kemarin ada meeting tapi kata karyawan nya meeting pun di cancel sama dia" terang nabila sembari terus menatap ke arah lurus berjalan membelah jalan mall tersebut

"Wait, naya? Siapa dia?" Tanya nadifa karena dia tidak tau dan merasa asing dengan nama itu

"Entah gua ngga tau, yang pastinya, naya naya itu yang sering ngehubungi kakak dan entah apa hubungan mereka berdua sampek kakak segitunya sama dia" jelan nabila,nadifa hanya merespon dengan anggukan kepala

"Kalau pun kak salsa bohong pasti punya alasan kan nab? Dan lo ada tanya ngga?" Tanya nadifa, nabila hanya menghembuskan nafas nya secara perlahan
"Gua kan udah bilang dia bohong karena ada urusan sama naya naya itu" sahut nabila mendengar itu nadifa hanya ber oh-ria saja baru sekarang ia paham dari tadi ia mencerna namun tak paham

GARIS TAKDIR HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang