Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba.
Gabriel dan Fabian kini tengah berdiri didepan altar pernikahan.
Mereka terlihat sangat tampan dengan balutan jas berwarna hitam.Gabriel tidak henti-hentinya terus tersenyum menatap Fabian yang kini berada didepannya.
Mereka berdua terlihat sangat bahagia karena akhirnya mereka bisa bersatu dalam ikatan pernikahan.
Setelah resmi menjadi suami-suami,mereka pun kemudian berciuman sebagai lambang kebahagiaan mereka.
Dihari bahagianya ternyata Fabian merasa sangat sedih,dia berharap orang tuanya juga menyaksikan hari bahagia yang sedang dialami oleh Fabian,tapi sayang...orang tuanya hanya bisa menyaksikan Fabian dari alam yang berbeda.
Hari pernikahan Fabian dan Gabriel tepat menjadi perayaan kehamilan Fabian yang menginjak usia 4 bulan.
Mereka berdua sangat antusias dan tidak sabar untuk melihat calon jagoan mereka yang memang sudah diprediksi berjenis kelamin laki-laki.
"Sayang,Mas bahagia banget bisa duduk bersanding sama kamu." Ucap Gabriel menggenggam tangan Fabian erat.
"Aku juga Mas." Ucap Fabian.
"Berjanjilah kalau kamu tidak akan meninggalkan Mas,mau itu dalam keadaan sehat,sakit,kaya,ataupun miskin." Ucap Gabriel.
"Aku berjanji Mas." Ucap Fabian.
"Mas juga akan menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak kita nanti,Mas janji atas nama Tuhan." Ucap Gabriel.
Hari itu benar-benar menjadi haribyang sangat istimewa dan spesial bagi Gabriel dan Fabian.
Pernikahannya dihadiri banyak orang yang meliputi teman,saudara,hingga rekan-rekan bisnisnya.
Gabriel ibarat seorang Raja yang mempersunting orang yang sangat dia cintai.
Fabian juga merasa sangat bahagia karena dia mendapatkan tujuan hidup yang selama ini dia cari.
~~~
Malam harinya Gabriel dan Fabian sedang berada dikamar pengantin.
"Capek banget." Ucap Gabriel.
Fabian kemudian tersenyum dan menghampiri Gabriel.
Fabian membuka jas dan dasi yang dipakai oleh Gabriel dan meletakannya diatas kasur.
"Namanya juga upacara pernikahan." Ucap Fabian.
Gabriel kemudian memeluk Fabian dan tanpa aba-aba langsung menciumnya.
"Sekarang kita sudah resmi,jadi apakah aku boleh memintanya?" Tanya Gabriel.
"Meminta apa?" Tanya Fabian.
Gabriel mulai menciumi leher Fabian,mengendusnya dan sesekali menjilatnya untuk memancing Fabian.
"I want you,baby." Ucap Gabriel.
"Aku lagi hamil Mas,gak bisa." Ucap Fabian.
"Mas akan pelan-pelan kok,dokter juga bilang kalau berhubungan saat hamil itu bagus." Ucap Gabriel.
"Nanti aja deh Mas,kalau aku udah lahiran." Ucap Fabian.
"No,Mas pengen sekarang sayang,percaya sama Mas,Mas bakal pelan-pelan dan bikin kamu nyaman." Ucap Gabriel.
Akhirnya Fabian pun kalah dan mengikhlaskan dirinya ditelanjangi oleh Gabriel,suaminya sendiri.
Gabriel benar-benar melakukannya,dia menyentuh dan menikmati tubuh Fabian dengan sangat lembut dan hati-hati.
Dia tidak ingin egois,Gabriel ingin Fabian pun merasakan nikmat dari malam pertama mereka.
Gabriel benar-benar tidak melewatkan sedikit pun bagian tubuh Fabian,dia menciuminya dari ujung kaki hingga kepala,dan bagian favoritnya adalah dada Fabian yang berwarna pink yang sangat menggoda.
~~~
Fabian terbangun setelah melewati malam yang begitu panas.
Tubuhnya terasa seperti remuk karena malam pertamanya bersama Gabriel.
Fabian menatap wajah Gabriel yang masih tertidur dengan lelap.
Fabian masih tidak percaya kalau dia akan menjadi pasangan dari seorang Gabriel.
Fabian tersenyum lalu mencium kening Gabriel.
"I love you Mas." Ucapnya.
Fabian kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke dapur membuatkan sarapan untuk sang suami.
Gabriel terbangun lalu tersenyum sambil menyentuh keningnya.
Gabriel masih tidak menyangka ternyata Fabian lah sosok yang selama ini dia butuhkan.
Selama ini dia terus memikirkan Vina dan membuatnya depresi,dan selama itu juga Fabian mengurusnya dengan sangat telaten dan penuh perhatian.
Dan sekarang Gabriel sadar bahwa yang dia butuhkan adalah sosok Fabian,dia hanya ingin terus hidup bersama dengan Fabian hingga maut yang memisahkan mereka.
~~~
Fabian sedang memasak didapur dan tak berapa lama sebuah tangan kekar melingkar dipinggangnya.
"Good morning,sayang." Ucap Gabriel.
"Iya Mas." Ucap Fabian malu-malu.
Gabriel kemudian memutar posisi badan Fabian untuk saling berhadapan.
"Can i have a morning kiss?" Tanya Gabriel tersenyum.
Tanpa persetujuan Gabriel langsung mencium bibir Fabian dan sedikit melumatnya.
"I love you." Ucap Gabriel.
Gabriel kemudian berjongkok dan mengelus perut Fabian.
"Good morning jagoan Daddy,lagi apa kamu disana? Cepet lahir ya ! Daddy udah gak sabar pengen ngajarin kamu sepak bola,main game,dan paling penting Daddy udah gak sabar pengen lihat anak Daddy." Ucap Gabriel mencium perut Fabian.
Fabian hanya tersenyum menatap Gabriel.
"Thank you,berkat kamu Mas jadi orang yang lebih baik,berkat kamu Mas tahu caranya melupakan orang yang tidak berharga di hidup kita,dan berkat kamu juga Mas akhirnya tahu bahwa Mas sangat mencintai kamu dan bayi kita." Ucap Gabriel.
Gabriel kemudian memeluk Fabian dengan penuh kehangatan.
"Ekhemm...."
Gabriel dan Fabian pun sontak menoleh.
"Aduh anak mamah ini pagi-pagi udah bikin iri aja." Ucap Bu Ratih tersenyum.
Gabriel pun tersenyum dan memeluk Fabian semakin erat seolah dia tidak ingin terpisah dari sang pujaan hati.
~~~
Makanan sudah tertata rapi di atas meja,semua orang juga sudah berkumpul di meja makan.
Pak Chandra sebagai kepala keluarga memimpin do'a bersama sebelum mereka menyantap makanan yang telah disiapkan.
Suasasa hangat menyelimuti sarapan pagi mereka,Gabriel juga sudah tersenyum bahagia kembali.
Fabian merasa bersyukur karena dia menemukan tujuan hidupnya,sementara Gabriel lebih merasa bersyukur karena akhirnya dia menemukan masa depannya yang kini tengah mengandung calon anaknya yang tumbuh dari benih cinta mereka berdua.
Bersambung...