17.°Penyerangan°

5 3 0
                                    

Pria yang sedang duduk itu tidak lain adalah Zayne. "Saya menghadap Baginda raja" ucap ku memberikan hormat kepada ayah.

"Putri, anda mengenal pria itu bukan?" tanya ayah.

"Iya, saya mengenal nya" jawab ku.

"Dia adalah orang yang telah merawat saya, juga menyelamatkan saya"

"Saya sudah mendengarnya itu, darinya" ucap ayah.

"Lama tak bertemu, Tuan putri" ucap Zayne sambil mencium tangan saya.

Saya mengabaikan nya dan langsung berdiri di samping ayah.

"Apa keperluan anda datang kemari, Raja Zayne?" tanya ayah saya.

"Saya datang kemari karena ingin meminta imbalan, atas apa yang saya lakukan" jawab nya dengan senyuman.

Pria ini tidak tahu malu, dia mengatakan itu dengan tersenyum, apa apaan dia, meminta imbalan.

"Apa imbalan yang anda inginkan?" tanya ayah lagi.

"Saya ingin, putri anda menjadi istri saya" jawab nya.

"Putri saya bukan hadiah untuk diberikan kepada anda!" ayah menahan emosinya.

"Maafkan kelancangan saya, Yang mulia, tetapi saya jatuh cinta kepada nya entah kenapa sejak dia pergi dari istana saya, saya seperti kehilangan kehidupan saya" ucap Zayne.

"Lagipula anda mengatakan imbalan apa yang saya inginkan, jadi saya menginginkan putri anda menjadi istri saya"

"Lagipula dia sudah memiliki tunangan" jawab ayah.

"Tetapi, putri tidak menyukai nya bukan, dia sampai melarikan diri dari istana nya sendiri" tanya Zayne.

"Itu memang benar, dia memang keras kepala tetapi dia sudah menerima untuk menikah dengan pangeran Xavier" jawab ayah.

"Jadi, katakan imbalan apa yang anda inginkan, kecuali putri saya"

"Saya tidak menginginkan apapun, saya hanya menginginkan putri anda menjadi istri saya" ucap Zayne dengan paksa.

"Jika tidak, maka saya akan menyerang istana ini" ucap Zayne mengancam.

"Saya tidak takut ancaman anda" jawab ayah.

"Kalo begitu tunggulah penyerangan yang akan saya lakukan, permisi" ucap Zayne kemudian pergi.

"Ayah, apakah ayah tidak takut dengan ancaman nya?"

"Tidak, Cessy" jawab nya.

"Tetapi dia sudah menguasai beberapa kerajaan"

"Ayah tau, tetapi kita tidak akan kalah semudah itu, karena ada kesatria kesatria yang melindungi istana ini"

"Tapi..."

"Jangan khawatir, untuk sekarang kembalilah ke kamar mu" ucap ayah.

"Baik, saya permisi"

Saya kekamar, saya harap perkataan Zayne tidak melakukan apapun, tetapi yang saya pikirkan salah, malam hari ada penyerangan di istana, saya bangun ingin melihat keadaan diluar, tetapi saat saya keluar kamar, ada pemandangan yang membuat ku terkejut.

Ada mayat dimana mana, para penjaga mati, saya melewati mayat para penjaga, saya terjatuh ke lantai karena saya melihat Luna berlumuran darah. "Luna! Luna bangun!" aku menggoyang goyangkan tubuhnya, dia tidak merespon ku.

Tangan saya gemetar saat saya mengecek nadi nya dan mengecek pernafasan nya, tidak ada tanda tanda kehidupan. "TIDAK!" aku tidak menerima semua ini orang yang selalu membuat saya tertawa sekarang sudah pergi meninggalkan saya.

Ice Dragon GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang