5.°Hukuman°

12 4 0
                                    

••❄️••

Di sebuah ruang makan Zayne mengajak saya untuk makan di meja yang sama untuk kedua kalinya tetapi suasana nya berbeda dari sebelumnya sehingga saya belum menyentuh makanan.

"Makanan bukan untuk dilihat tapi untuk dimakan!" zayne menghantam meja.

Saya terkejut kenapa dia tiba tiba marah, dan saya menyesal makan di meja yang sama dengan nya, dan tangan ku gemetar.

Zayne langsung beranjak dari kursi nya dengan wajah yang kesal, dia meninggalkan saya sendirian.

Lalu Luna mendekati saya untuk menghibur. "Nona mungkin Yang Mulia sedang dalam suasana hati yang buruk, kita akan kembali ke kamar dan saya akan membawa kan cemilan kesukaan nona" luna dengan lembut membawa ku ke kamar.

Di kamar saya memakan cemilan yang dibawa oleh Luna, seperti biasa dia menceritakan cerita lucu, tetapi saya tidak tertawa saya masih terus memakan cemilan, karena saya merasa kesal dengan Zayne mengapa dia tiba tiba marah.

"Nona?" dia memegang tangan ku dengan lembut. "Apakah nona masih memikirkan kejadian tadi?" tanya Luna.

Saya hanya mengangguk sebagai respon dan Luna menghela nafas panjang. "Apakah nona membuat kesalahan sehingga Yang Mulia marah?" luna menanyakan nya kepada ku.

Saya ingat apa yang saya lakukan tadi malam, tetapi tidak ada orang yang tau, selain Rafael yang berada di perpustakaan itu, lalu saya menceritakan kepada Luna bahwa saya tadi malam keluar melewati jendela, untuk pergi ke perpustakaan.

Luna terkejut mendengar apa yang saya katakan dan dia tau kenapa Yang Mulia marah. "Itu mungkin karena nona berani keluar malam lewat jendela meskipun sudah di larang."

"Maaf, mungkin nona harus meminta maaf kepada Yang Mulia" luna menyarankan.

"Saya tidak mau" saya memalingkan wajah.

"Nona saya mohon jika nona melakukan kesalahan nona harus minta maaf, jika tidak Yang Mulia akan menyakiti nona, saya tidak ingin nona disakiti" luna memegang tangan ku.

"Baiklah saya akan meminta maaf pada nya demi kamu."

Saya langsung mencari Zayne menanyakan ke pengawal dimana Zayne berada, dan pengawal itu memberitahu ku bahwa dia berada di tempat latihan para prajurit, saya heran mengapa dia disana.

Saat saya tiba di lokasi saya melihat Zayne sedang bertarung dengan prajurit dan dia melawan 5 prajurit sekaligus, dalam beberapa menit mereka semua langsung kalah.

Kemudian salah satu prajurit melihat saya dan berlari. "Untung lah nona disini, nona apakah nona bisa menghentikan Yang Mulia, beliau terus menerus melawan para prajurit" dia menunjuk teman teman nya itu mengalami luka luka karena pertarungan itu.

"KALIAN SANGAT LEMAH!!" zayne berteriak membuat para prajurit itu terdiam.

Para prajurit sudah kelelahan dan mendapatkan luka sayatan dari pedang nya Zayne, kemudian dia mengayunkan pedang nya kepada prajurit yang sudah kelelahan, tanpa memikirkan konsekuensinya saya langsung berlari dan berdiri di tengah tengah, saya tidak ingin dia menyakiti prajurit yang terluka.

Zayne terkejut lalu menurunkan pedang nya. "Apa yang kamu lakukan di tempat seperti ini?" dia berbicara dengan kesal.

"Maaf saya hanya ingin menemui anda Yang Mulia" menatap kearah Zayne.

Zayne menaruh pedang nya ke sarung pedang, lalu menarik tangan saya dia membawa saya ke kamar nya, mengunci pintu dan melemparkan saya ke lantai.

"KAMU MEMANG WANITA KERAS KEPALA! SUDAH SAYA KATAKAN JANGAN KELUAR DARI KAMAR!!" zayne berteriak dengan wajah yang kesal.

Ice Dragon GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang