Part 11: Ketika nama malaikat digunakan untuk yang berhati iblis

303 28 6
                                    

G.A.B.R.I.E.L ?.?.?.?

Who is he? Pikiran ku bertanya-tanya tentang sosok yang disebut oleh diriku semasa kecil. Aku melihat bocah laki-laki yang berusia lebih tua 2 tahun dariku mengenakan jubah hitam di ruang alam bawah sadar yang sudah hitam. Ya! Ternyata ini adalah ruang alam bawah sadar. Aku sedikit mengingatnya. Ruangan ini biasanya digunakan untuk para penyihir yang ingin berbicara tanpa harus keluar rumah kemudian memakai sapu terbang untuk mengunjungi orang yang ingin diajaknya berbicara. Well, sebenarnya bagian sapu terbang itu hanya imajinasiku. Karena faktanya kami sudah menggunakan mobil. Lihatlah Cakka dan jejeran Mercedes Benz nya.

Bocah itu terkekeh pelan. "Lama tidak berjumpa, gadis kecil."

Ku lihat Violet mengepalkan tangan. Tapi ekspresi wajahnya datar. Dia itu siapa sih? Diriku? Sepertinya bukan. Bayangkan saja seorang SHILLA yang sudah terkenal ekspresif dan suka wara-wiri di taman kompleks perumahan sambil ngamen hanya untuk membeli jam tangan Daniel Welington yang terbaru memasang ekspresi datar ketika sedang menghadapi sesuatu. Apa waktu kecelakaan otakku sedikit bergeser sarafnya?

"Kenapa kamu memanggilku ke alam bawah sadar?"Violet bertanya padanya.
"Woo santai little girl. Aku hanya ingin kau mengingatku sebelum kau hilang ingatan nanti" Gabriel berkata dengan senyum evilnya.
Violet tampak terkejut. Terbukti dari wajahnya yang tadinya datar sekarang matanya sudah membulat. Well, tapi itu hanya sedetik dan kemudian wajah datarnya kembali.

"Kenapa? Kau terkejut?"tanyanya kemudian anak laki-laki yang tampan itu tertawa puas. Iya! Dia tampan seperti malaikat dengan hidungnya yang mancung, mata yang bulat dan bibir yang merah. Aku iri padanya.

"Dari mana kamu tahu?"tanya Violet dengan nada suara yang tenang.
"Hmmm.. dari mana ya? Sepertinya kau benar-benar ingin tahu."
Kemudian anak laki-laki yang dipanggil Gabriel itu berjalan dan mengurangi jarak antara Violet dan dirinya. Jaraknya dengan Violet hanya 10 cm dan anak laki-laki yang lebih tinggi dari Violet itu pun menunduk dan berkata,"Kau salah ketika berkata umurku 12 tahun. Faktanya umurku sudah 16(*) tahun." Gabriel menunjukkan senyum miringnya.
Violet lagi-lagi terkejut. Aku juga terkejut. Apa diriku pada masa kecil juga berpikiran sama?

"Lihat? Banyak fakta tentang senior mu yang tidak kau ketahui." Kemudian Gabriel berbalik dan berjalan mengambil jarak antara dirinya dan Violet.

"Apa maksudmu? Kamu berbohong atau kamu membuat dokumen palsu?"Violet bertanya dengan nada heran.
"Hahaha pikiran mu benar-benar seperti penyihir zaman sekarang. Jawabannya Ya dan tidak. Aku punya kemampuan memanipulasi pikiran Violet."

Lagi-lagi si anak lelaki itu mengeluarkan senyum miringnya yang menyebalkan.
Tapi anehnya wajah datar milik Violet telah kembali. Aku menarik kesimpulan bahwa aku akan memasang wajah datar itu ketika aku sedang berpikir. Hahaha mengapa aku baru menyadarinya ya? Sepertinya mulai sekarang aku akan memasang cermin di setiap sudut kamarku untuk melihat berbagai macam ekspresiku.

"Kamu tahu kan itu dilarang?"Violet bertanya dengan suara tenang.
"Tidak. Tetapi aku SANGAT mengetahui itu sayang." Jawab Gabriel dengan senyum miringnya.
"Mengapa kamu tetap melakukan itu?"Tanya Violet lagi.
"Kau tahu kan mengapa aku melakukan ini?" Gabriel bertanya dengan mata tajamnya. Violet menghela nafas.
"Apa kamu tidak pernah melihat cermin? Kamu itu tampan. Mengapa kamu terus memaksakan agar aku menjadi kekasihmu? Iel, di luar sana banyak penyihir yang cantik dan melebihi kemampuanku. Kenapa harus aku?"tanya Violet dengan wajah frustasinya.
"Karena aku gak akan pernah rela melihat laki-laki itu memilikimu."Jawab Gabriel dengan nada yang tenang dan mencekam.
"Gengsi huh?"tanya Violet.
"Gengsi? Never!! Karena pada akhirnya aku yang akan selalu menang dari dia. Kita lihat saja nanti!"Ucapnya penuh tekad.

"Never mind. Rasa gengsi ada untuk menutupi rasa takut."Ucap Violet dengan senyum puas.
"Mungkin kamu punya banyak kekuatan agar semua orang tunduk padamu. Tapi ingat Iel! Mereka tunduk karena mereka takut bukan karena mereka senang sama kamu. Berbeda dengan Cakka. Dia tidak perlu menunjukkan kekuatannya pada semua orang untuk membuat semua orang tunduk padanya. Dia hanya menunjukkan sikap yang membuat orang senang padanya dan rela memberikan dan melakukan apapun untuknya."

"Dan kamu adalah orang yang terkena pengaruh sikapnya itu?" Gabriel bertanya dengan menutupi nada kesedihannya. Tetapi tetap saja terdengar.
"Jawabannya Ya dan Tidak."Jawab Violet. Violet kemudian melirik jam tangannya kemudian menghela nafas.
"Waktuku ga banyak. Aku cuma mau bilang, apapun yang terjadi kamu akan tetap menjadi sahabat laki-laki terbaikku. Makasih banyak untuk semuanya Iel. Aku harap ketika aku udah ingat semuanya lagi, kamu sudah berubah menjadi laki-laki yang lebih baik lagi." Violet tersenyum lembut pada Gabriel yang membelakanginya.

Ketika Violet akan memejamkan matanya untuk kembali ke dunia nyata, Gabriel berkata," Satu hal yang perlu kamu tahu. Ingatanmu tidak pernah akan kembali. Meskipun suatu saat nanti mereka menemukanmu dan membuat ingatanmu kembali, Ingatanmu hanya dapat kamu tonton seperti film, kamu tidak akan bisa merasakan kalau kamu pernah mengalami hal itu."

Gabriel tertawa puas. "Oh ya satu hal lagi. Aku mengenalmu lebih dari yang kau tahu. Bagimu orang yang kau cintai berada pada posisi pertama dan orang yang kau sayangi berada di posisi kedua. Kau tahu kan aku tidak suka menjadi nomor dua?"

"Apa maksudmu? Apa yang akan kau lakukan?"Tanya Violet dengan marah.
"Apa yang akan aku lakukan tidak penting sayang, karena kamu tidak akan pernah mengingat hal itu." Gabriel tertawa puas.

"Katakan Iel! Maksud kamu apa?!"Violet bertanya dengan nada marah.
"Well, kau akan tahu ketika pramugari memberitahu bahwa pesawat akan terguncang dan kemudian tebak apa yang akan terjadi?" Gabriel tersenyum miring.
"Kamu Iblis Iel!! Yang di dalam pesawat ada ratusan orang! Kamu membuat mereka yang gak tahu apa-apa mati? Kamu gila!!" Teriak Violet dan kemudian dia pun menangis.

"Ya! Aku gila karena kamu!"Perkataan Gabriel membuat Violet tercengang. Violet pun menghela nafas kemudian menghapus air matanya dan tersenyum lembut pada Iel.
"Semoga kamu dapat menemukan kebahagiaanmu ya Iel. Aku sayang kamu sebagai sahabat." Gabriel tercengang. Violet pun memejamkan mata dan menghilang. Aku melihat Gabriel terdiam dan berteriak.

(*) Ketika penyihir sudah berumur 16 tahun, mereka dapat menguasai seluruh kemampuan sihir termasuk menerawang apa yang sudah terjadi.

******************************

A/N:

Well, aku tahu kalau postingan ini tidak memuaskan. So please forgive me karena otakku udah buntu tapi karena banyak yang support untuk ngelanjutin ini, I'll do my best. :D
Intinya aku cuma pengen ngucapin 2 kata, "Terimakasih" dan "Maaf"
Terimakasih karena udah mau baca cerita "gaje" ini dan ngasih vomment juga. Dan Maaf karena hasilnya tidak memuaskan dan postingnya lama. :(
Makasih untuk kalian semua. Aku masih amatir and perlu kritik dan saran. Please be kind to give Vomment :)

Xie xie, Kamshia, Gomawo, and Thank you :)))

P.S: Big thanx untuk kalian yang udah masukkin cerita ini ke reading list kalian dan untuk kalian yang udah nunggu dan vote. Laff from me <3 :*

1 Juli 2015

Christy Tee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si BambangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang