Part 5: Meet Them

244 19 0
                                    

Aku terus mensejajarkan langkah dengannya tetapi ketika ia sudah di sampingku dia berjalan lebih cepat. Ah Sial! Aku dikerjain!

"Kka!! Aku capek tau!! Tungguin kek!!"

Dia menatapku dengan sorot mata geli. "Ayo dong, Shill. Lelet deh ah"

Setelah itu dia hanya tertawa puas.

Oh okey, Two people can play the game, isn't it??

Aku pun pura-pura jatuh.

"Awww Kka... Sakit!"

Dia pun langsung menghampiriku yang berada di antara orang-orang yang sedang berlalu lalang. Kami sedang di London Heathrow Airpot. Dan Sialnya setelah bermain gunting batu kertas tadi aku kalah sehingga aku harus berurusan dengan dua koper ini.

"Mana yang sakit??"

Dia memegang pergelangan kakiku dan pura-pura aku meringis.

Dia tersenyum geli. "Kamu bohong kan??"

Huft!! Tuhan mengapa Engkau tidak pernah memihak padaku??

"Abis aku capek tau!! Di suruh bawa koper pula!"Ucapku dengan kesal.

Dia hanya tersenyum dan kemudian tubuhku terangkat. Dia menggendongku dengan gaya Bridal style.

Oh no!!! Aku malu.

"Kka turunin!!"Rengekku sambil memukul punggungnya.

Dia pun memukul pantatku. Aku pun meringis. "Sakit Cakka!!! Sumpah Kka!! Aku malu banget!! Turunin aku please"

Dia tetap berjalan dan tidak mempedulikan ocehanku. Sedangkan aku terus mengoceh dan tidak sadar kami sudah sampai di depan bandara. Kemudian ia pun menurunkanku yang sedang mengoceh. Aku pun memekik kaget.

"Bikin kaget tau gak!!"

"Udah ngocehnya??"Dia tersenyum geli menatapku.

Aku memutuskan untuk diam saja. Lagi pula aku malas meladeninya.

Dia pun mengerutkan kening," Kok diem??"

Aku hanya diam saja.

"Yaudah deh padahal aku mau ngajak makan ice cream tap--" Ucapannya langsung ku potong.

"Vanilla 3 cup"

Dia tertawa puas sambil mengacak rambutku. "Kalo ice cream aja."

"Tapi kita nunggu jemputan dulu."

Aku hanya diam saja dan tak lama kemudian sebuah mobil Lambhorgini reventon berhenti di depan kami.

"Ayo masuk"ajaknya.

Aku mengerjap beberapa kali. Ini mobilmu?? Pikiranku berkata padanya.

"Yaiyalah Ashilla."

Seorang supir pun membukakan pintu belakang. Aku pun masuk disusul oleh Cakka.

Di perjalanan, aku hanya menatapi pemandangan kota London. Rasanya seperti pernah lihat. Tapi di mana ya?? Aku pun tersentak. Ah iya di mimpi kan?? Kok percis banget ya? Aku menoleh ke arah lelaki yang sedari tadi duduk di sampingku.  Aku menilai wajahnya. Rambutnya coklat sesuai dengan warna matanya. Hidungnya mancung, badannya tegap. Tanpa kusadari dia melihat kepadaku.

"Menikmati pemandangan??"Katanya dengan nada geli. Aku memutar bola mataku.

"Oh ayolah, akui saja. Pikiranmu tidak dapat berbohong."

"Yayaya Tuan Cakka Nuraga. Aku sedang memandangi dirimu. Lagipula bagaimana bisa sih kamu membaca pikiranku???"Tanyaku penasaran.

"Sesampai di rumah aku akan memberitahumu."

Si BambangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang