"Kalo kata orang jodoh mah ga kemana, Jeongwoo."
"Tapi lo nya yang kemana-mana, Haruto."
﹏﹏﹏﹏
Ada orang bilang mantan terindah tapi untuk Haruto hanya ada mantan tergila, ya Jeongwoo itu gila.
Gila bukan tentang kewarasan tapi pria jangkung yang mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡selamat hari raya idul Fitri 2024♡
🐺❣️😾
Siang ini matahari sangat terang-menderang dan begitu panas membuat satu orang siswa yang masih di dalam kelas menghela nafas panjang menatap kearah luar jendela dari lantai dua memperhatikan beberapa murid yang sedang bermain bola di tengah lapangan.
tiba-tiba ada tangan seseorang yang memegang pundaknya dari belakang membuat ia dengan cepat menoleh kebelakang, tatapannya langsung bersatu dengan siswa berkulit tan di hadapannya ia buru-buru memutuskan pandangan mereka beralih menatap kearah lapangan kembali.
"Seenggaknya lo kasih tau alesan lo mutusin gue, Haruto." ucap pria berkulit tan itu yang masih ada di belakang tubuh pria manis yang sedang terdiam menatap kearah luar.
hanya ada suara helaan nafas gusar yang pria tan itu dapat dari sang lawan bicara, tiba-tiba siswa mungil itu berbalik badan menatap siswa yang seragamnya tidak bisa dibilang rapih karena baju sekolah dia keluarkan bahkan dia tidak memakai dasi sekolah, seperti berandal saja penampilannya tapi memang berandalan.
"Jeongwoo, aku nerima kamu waktu itu karena aku belum tau sifat kamu-"
"Terus lo nyesel?" selanya sembari terkekeh hambar.
mungkin benar Haruto menyesal menerimanya waktu itu karena dia belum terlalu mengenalnya begitu jauh, tapi ia tidak perduli ia akan mencoba berubah kalau Haruto memberinya satu kali kesempatan, tapi dia begitu kekeuh dengan pendiriannya.
apa yang kurang darinya? ia sudah tampan, tajir, jago motoran. apa yang kurang darinya? semuanya ia bisa kecuali belajar dan memahami isi pikiran seorang Haruto Watanabe.
"Jeongwoo.." ia menatap siswa di hadapannya tak mengerti, mengapa Jeongwoo berkata ia menyesal menerimanya bahkan sebenarnya ia menyukai pria berkulit tan itu juga.
tapi Jeongwoo sangat tidak bisa di atur dan dia terlalu mengandalkan harta, pria gila itu tidak tahu caranya meminta maaf dan berterima kasih.
"Asal lo tau, gue cuma mau lo ga ada yang lain, Haruto." ucapnya penuh penekanan.
"Jeo-"
"Woy! eh? apa, apa gue ganggu?" tanya seseorang pria bertubuh bongsor yang baru tiba di ambang pintu kelas membuat keduanya menoleh ke sumber suara.
"Ngga, kita udah selesai." Haruto langsung pergi begitu saja dari kelas membuat suasana semakin hening.
"Anjing!" dengan kesal ia menendang kursi belajar lalu duduk di bawah lantai bersandar pada tembok sembari mengacak rambutnya kesal.