malam saksi sunyinya jiwa Fiona Aprilia

222 7 0
                                    

Sudah dua minggu Fiona tergontang-ganting di bandar Amerika tanpa tujuan selain bertahan hidup dengan cara mengemis.

Bukan ia tak mencoba mencari kerja dengan keadaan fiziknya yang sehat walafiat namun saat ia ingin memohon pekerjaan ia ditolak mentah-mentah.
Satu-satunya tempat yang menerimanya adalah tempat pelacur yang menjual badannya.
Namun Fiona belum ditahap ingin menjual kesuciannya yang selama ini ia jaga.

Ia tak berfikir sempit dan berfikir singkat padat untuk menyerahkan tubuh sucinya kepada biawak belang.
Jadi ia lebih memilih dengan cara menjadi pengemis dan sekaligus memungut botol plastik untuk di putar menjadi siling sebagai mata pencarian tambahannya.

Saat ini Fiona sedang mencurahkan semua yang terpendam dengan cara berjalan menyusuri jalan tanpa batas, Fiona tak tau bila kakinya akan berhenti,namun yang ia tau jika semua fikiran dan luahannya habis ia akan berhenti dan tidur di bahu jalan, menganggap pinggiran jalan sebagai tilam tanpa batas.

Kulitnya yang kian tebal kerana pasir, bajunya yang sudah comot dengan rambut yang serabai dan bentuk muka yang berubah cengkung kerana kekurangan gizi,dan kulit putinya berubah menjadi sawo matang.
Itulah yang terhidang dibawah sinar rembulan bulan yang meneranginya.

Fiona mendongak memandang bulan yang seakan mengikuti langkah kakinya yang sedang menyusuri jalan,seakan bulan itu mengatakan"kamu tidak akan sendiri kerana aku mengikuti langkahmu"

Segaris senyuman terukir dibibir Fiona dengan tatapan sayu menatap bulan yang mengikutinya.

"Andai ada seseorang seperti bulan,yang menerangi langkahku.aku rasa akulah orang yang paling beruntung.
Namun layakkah seorang hamba pendosa ini?"

"Far too pensive"ujar suara lembut serak yang memasuki telinga Fiona, Fiona melihat sebelahnya dan mengerutkan dahinya kerana melihat keberadaan Clara.

"Don't think too much, until you don't even see my presence"ujar Clara dengan cemberut menjawab soalan Fiona meskipun Fiona tidak bersuara kerana dari raut wajah Fiona sudah terpampang pertanya akan kehadirannya yang tiba-tiba.

"Ouh"itu sahaja yang mampu Fiona jawab sambil menggarut kepalanya kerana gatal oleh kelumumur yang sudah berlapis tebal di atas kepalanya.

Budak CintaWhere stories live. Discover now