"Gak semua hal harus sesuai dengan apa yang kamu mau "
Alaska_
.
.
.
.
Happy reading!
Alaska sudah kembali mendekam diruang rawatnya. Alex tengah menatap tajam anak angkatnya itu. Alaska menunduk sembari memainkan jari jemarinya.
"Ayah? Katanya mau hukum Alaska, tapi kenapa gak dihukum." Tanya Alaska
Alex menyeringai.
"Sebentar lagi hukuman menantimu." Bisik Alex.
Alaska menghela nafas berat, ia pikir akan langsung dihukum. Tapi, malah harus menunggu lagi.
"Ayah tadi Alaska cuma mau kabur aja kok, Alaska cuma mau sekolah aja, kok." Ucap Alaska pelan.
Alex terkekeh. Kenapa anak dari sahabatnya ini jujur sekali.
"Gemes ayah, Al. Kamu sangatlah jujur, ayah suka. Tapi, ayah gak suka Alaska kabur-kaburan. Apalagi kau sedang sakit, dan kesalahanmu bukan hanya itu."
"Emang Alaska salah apalagi, ayah? Perasaan laska cuma mau kabur saja, terus gak minum obat, gak makan aja kok." Ucap Alaska jujur. Alex mendengus kasar.
"Kau turun menggunakan tangga. Gimana kalau kau dan Rion kambuh? Terus jatuh."
Pintu terbuka dan menunjukan pemuda berjaket hitam dengan masker hitam menutupi hidung, dan mulutnya. Alaska bisa melihat kalau abangnya tengah senyum menyeringai.
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
"Eh, Aa-abang kenapa kesini? Bukannya Abang lagi sibuk, ya? Abang gak akan hukum Alaska, kan?" Tanya Alaska.
Bulu kuduk Alaska menegang, aura dingin menusuk kulitnya. la menahan nafas sebentar, dan menundukkan kepalanya.
"Hukum? Emangnya kau melakukan
kesalahan, Alaska?" Tanya riki penuh penekanan.
"Bukan kesalahan, bang kiki . Alaska cuma mau kabur aja, ada teman juga, kok." Ucap Alaska.
"Kau jujur sekali, Alaska. Apa kau tidak takut dihukum?" Tanya Riki
Alaska menggelengkan kepalanya, Alaska memang tidak takut dengan hukuman. Jadi, ia harus jujur dan jangan lari dalam kesalahan.
"Abang? Kenapa Alaska harus takut? Alaska sudah biasa dengan pukulan, cambukan, ataupun tembakan. Jadi, Alaska sudah siap. Abang, ayah, mau hukum Alaska dengan cara apa?"
Riki, dan Alex mencelos dengan ucapan Alaska. Mereka lupa bahwa anak yang ada didepan mereka sudah terbiasa dihukum, saking seringnya ia sudah bisa membedakan suara dan rasa sakitnya.
"Abang tidak akan hukum kamu yang berat, kok. Tenang aja, Abang cuma mau hukum kamu jangan pernah kabur, makan pedas, minum alkohol, dan jangan lupa sama Allah." Ucap Riki
"Abang itu bukan hukuman, itu cuma nasehat biasa. Hukuman itu kaya cambukan, kurungan, siksaan_"
"Stop! Jangan samakan hukuman Abang dengan keluarga iblis itu "
"Maaf bang." Cicit Alaska.
Pintu kembali terbuka, Alaska hanya bisa pasrah. Jika yang buka pintu si kembar dia suka pastikan akan mendapatkan hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA (T A E H Y U N G)
Fiksi RemajaWelcome readers... Terdengar suara pecutan cambukan disuatu ruangan .Terlihat seorang remaja meringkuk kesakitan dilantai gudang.Rintihan ,erangan keluar dari bibir remaja yang bernama alaska .Remaja itu dicambuk terus menerus hingga tak terhitung s...