Chapter 9 (Bab 1)

22 5 2
                                    

Ketika selesai membawa Baron masuk ke dalam pesawat, Rakal menatap keluar melalui kaca kokpit. Sosok bertopeng tengkorak dengan jubah hitam terlihat memasuki kediaman Angga.

Rakal sangat mengenali sosok misterius itu. Tanpa berpikir panjang, Rakal bergegas keluar, meninggalkan Baron yang tampak kelelahan.

Dengan langkah lebar, Rakal berlari menuju bangunan itu, dan tanpa ragu, mendobrak pintu masuk. Di dalam, sosok bertopeng tengkorak berdiri, memandangi kekacauan yang terjadi.

Ketika sosok itu menyadari kehadiran Rakal, ia mengibaskan sabitnya. Rakal, dengan refleks cepat, menghindar dari serangan mendadak itu.

"Masih ingat aku?" tantang Rakal, sambil menyerang balik dengan kedua tanduknya.

Setelah beberapa saat, Rakal berhasil menyudutkan sosok bertopeng itu. "Aku tahu siapa kamu sebenarnya. Kamu salah satu anak angkat Angga, kan?" tanya Rakal, tanduknya teracung di leher si topeng tengkorak.

"Dan biarkan aku menebak... Kamu adalah Rakal, anak angkat Angga juga, bukan?"

Mengerti bahwa pertarungan tidak akan menyelesaikan apa-apa, Rakal menarik diri, dan mereka berdua berhenti menyerang, saling memandang dari balik topeng yang mereka kenakan.

"Kita memiliki musuh yang sama," ujar Rakal.

"Aku tahu," balas si topeng tengkorak. "Aku telah menyelidiki kalian bertiga sejak lama. Salah satu temanmu, Indra, ia masih hidup," lanjutnya.

Rakal terkejut mendengar informasi itu. "Bagaimana mungkin?"

"Ketika itu, aku menyelinap masuk ke sini dan menemukan tubuhnya tergeletak. Nadinya masih berdetak, dan aku segera membawanya ke tempatku. Hingga saat ini, dia masih tak sadarkan diri."

"Cepat beritahu aku di mana kau tinggal!" desak Rakal.

"Maaf, tapi aku belum bisa mempercayaimu sepenuhnya," jawab si topeng tengkorak. "Aku akan mempertemukanmu dengannya ketika waktunya sudah tepat." Dengan gerakan tangan yang cepat, ia mengeluarkan asap hitam yang tebal, menyelimuti sekitarnya sehingga Rakal kehilangan pandangan terhadapnya. "Sampai berjumpa lagi, The Perfect."

Saat asap perlahan menghilang, si topeng tengkorak pun lenyap tanpa jejak.

...

Rakal kembali masuk ke dalam pesawat dan melihat Baron tertidur. Tidak ingin mengganggunya, Rakal langsung menuju kokpit dan mulai menerbangkan sendiri pesawat itu tanpa bantuan Alya.

...

Baron terbangun dan mendapati dirinya masih terduduk di dalam pesawat. Di sebelahnya, Rakal sedang asyik dengan ponselnya.

"Sudah enam jam aku menunggu," ujar Rakal sambil mematikan ponselnya. "Ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu," lanjutnya seraya menatap Baron. "Indra, dia... masih hidup."

"Apa? Tunggu... bagaimana mungkin? Darimana kamu tahu?" tanya Baron dengan nada terkejut.

Rakal menghela napas sebelum menjawab, "Aku bertemu dengan sosok yang memakai topeng tengkorak itu lagi. Dia bilang dia telah menyelamatkan Indra saat dia sedang menyelinap ke kediaman Ayah. Dan sekarang, Indra masih terbaring tak sadarkan diri."

Dua Arus Sang PenghakimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang