Thirteen.

571 70 24
                                    

Happy reading!!

Jinam sangat bahagia bertemu dengan Nara di sisa hidupnya.
Nara adalah gadis periang, dia mendekati Jinam lebih dulu, menyatakan cintanya lebih dulu, bahkan dialah yang paling berjuang untuk menghidupkan hubungan mereka.
Jinam sangat pendiam, tapi Nara tidak pernah protes dan selalu mencintainya begitu besar.
Jinam tak pernah memuji Nara, tapi di buku diary tersebut, hampir setengah buku itu adalah pujiannya untuk Nara.
Suasana hati Jinam hanya bahagia saat membicarakan Nara dibuku ini, dia selalu terdengar suram saat bercerita sesuatu tanpa Nara didalamnya.
Entah itu kematian ibunya yang tak lama setelah kematian ayahnya, kakaknya yang jarang pulang dan kehidupan yang tak mampu membuatnya ingin bertahan.
Dia selalu berdoa jika dia dan Nara bisa bersama di alam lain.

Nara adalah harapan satu-satunya untuk keberlangsungan hidup Jinam, tapi Jinam memiliki banyak lagi alasan untuk memilih mati.

Satu lembar buku terakhir itu, Jinam berbicara soal Khaotung.
Jinam tau Khaotung, tapi dia tak pernah mencoba sekalipun untuk berurusan dengannya.
Tapi, hari itu Jinam sangat ingin seseorang memukulnya dan Jinam pun tahu hari itu Khaotung sedang ingin memukul seseorang, itu cocok.

Jinam meminta maaf karena mengungkit kematian ibunya yang tragis, Jinam tahu bahwa ia dan Khaotung adalah sama.
Tapi, Khaotung menunjukkan semua emosinya sedangkan Jinam membenamnya sendirian.

'Khaotung juga kasihan, aku ingin merangkulnya sekali saja tapi aku ingin mati lebih cepat. Besok, aku akan merangkul Nara saja.'

Khaotung menutup buku diary Jinam.
Kemudian, dia mengingat hari dimana Jinam tiba-tiba saja mengasihani ibunya yang berada di alam lain, kemudian beliau akan menangis karena melihat Khaotung menjadi monster seperti itu.
Khaotung tidak tahu Jinam tahu darimana soal keluarganya, tapi dia tampaknya memperhatikan Khaotung diam-diam.
Khaotung juga saat itu sedang bertengkar dengan kakaknya lewat telpon, dan dia menemukan Jinam sebagai pelampiasan.

Khaotung kemudian kembali melihat postingan Jinam, postingan Jinam yang mengatakan bahwa dia ingin hidup panjang umur dengan kekasihnya, bahwa dia berencana merayakan ulangtahun kekasihnya itu terjadi sebelum akhirnya postingan Jinam yang menunjukkan foto hitam kosong dengan ucapan selamat tinggal.
Jinam ingin mencoba bertahan untuk Nara, tapi dia tak bisa.

"Kau membaca semuanya?"

First memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya untuk melihat Khaotung yang tadi meminta untuk ditinggal sendirian di kamarnya, guna membaca diary Jinam.
Joe belum kembali dari pasar, jadi sedari tadi Khaotung sendirian sampai First kembali dari rumah Jinam.

"Jinam memiliki kakak laki-laki."

First menganggukkan kepalanya. "Bukankah kau sudah tahu itu?"

"Tapi dia tak pernah muncul selama berlangsungnya kasus ini berjalan," jawab Khaotung.

"Kau curiga dia yang mengirimkan semua tuduhan itu pada perusahaan ayahmu?"

"Dan dia mengikutiku selama beberapa hari ini."

----

"Apa?"

"Kau mengenalnya, Pawin."

Pawin terlihat berpikir, dan hanya First yang muncul di kepalanya.

"Tapi untuk apa dia ke rumahmu? Kau sudah memeriksa kamar Jinam, phi Jun?"

Pria dewasa dengan nama Jun itu menganggukkan kepalanya, dia sudah memeriksa kamar Jinam dan tak ada yang hilang dari kamar sang adik.

"Apa dia juga terlibat dalam kematian adikku?" Tanya Jun.

"Tidak lah," jawab Pawin dengan cepat dan kesal, tidak suka First ikut dilibatkan dalam kasusnya Jinam dan Khaotung ini.

Be Nice [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang