The Thirteenth Illusion

19 2 6
                                    

"There Will Be Always A New Puzzle Pieces in Life"

***

Aku sudah tidak bisa mencoba untuk tidak narsis lagi setelah mengetahui bahwa Ryana sungguhan ikut bansos bersamaku dibandingkan dengan karyawisata yang pastinya menyenangkan itu. Anak itu bahkan terus-terusan berdiri di sampingku, mengajakku berbicara ini itu, mengomentari sesuatu, bahkan sampai-sampai menjahiliku soal Nata.

Kutatap gadis itu bosan. Untuk apa juga dia menjahiliku soal Nata, sudah jelas-jelas itu masalah dia bukan masalahku, aku yang kerepotan karena entah apapun alasan tidak jelasnya itu. Ryana adalah tipe gadis yang selalu mengikuti trend, jadi aku sama sekali tidak mengerti apapun yang dia katakan jika sudah menggunakan bahasa gaul itu.

Aku menatap sekitar, ada sekitar sepuluh siswa ditemani tiga guru yang mengikuti bansos ini, termasuk aku dan Ryana. Aku sebenarnya cukup terkejut karena sekolah kami memilih panti yang cukup jauh dari sekolah. Di kota seberang, tempat biasanya aku jalan-jalan dengan anak panti lain.

Yah, setidaknya, mereka tidak memilih pantiku. Akan sangat canggung jika sampai itu terjadi. Apalagi tidak ada satupun temanku yang tahu jika aku berasal dari panti. Hanya para guru yang tahu.

Kami menunggu sesaat di depan halaman panti, petugas panti tersebut menyalami dan berbicara sejenak dengan guru-guru yang datang bersama kami. Sembari menunggu mereka, aku mengamati sekelilingku. Gedung panti ini jauh lebih kecil dan kuno kondisinya, meski halamannya tergolong cukup luas, lebih luas dibanding milikku, mungkin karena cukup masuk ke dalam desa. Ada taman kecil di halaman yang luas ini dengan beberapa jenis bunga yang sedang bermekaran. Saat aku berusaha mengintip bagian dalamnya, rupanya hanya berisi lorong dan ruangan tanpa area terbuka lagi seperti pantiku. Saat aku tengah mengamati bagian dalam panti dari luar itulah, mataku tidak sengaja menangkap sosok gadis kecil dengan rambut dikucir samping sedang mengintip dari balik salah satu tembok. Gadis kecil itu tampak penasaran dengan kami, mata hitamnya yang besar menatap penuh rasa ingin tahu. Bukan hanya rasa ingin tahu, tapi juga rasa senang dan ceria.

Ryana menyikutku yang masih asyik mengamati dan segera berlalu membantu siswa lain yang membantu guru dan petugas panti menurunkan berbagai macam kebutuhan pokok, buku dan pakaian. Aku bergegas mengikuti mereka.

Beberapa saat kemudian kami semua sudah dibawa masuk menuju salah satu ruangan yang paling besar yang ada di sana. Aku tidak tahu untuk apa ruangan itu sebenarnya, tapi aku melihat ada cukup banyak kursi dan meja di pojokan ruangan dan ruangan sebelumnya yang ditata rapi, sepertinya ruang makan atau malah ruang belajar panti ini. Ketua panti dan beberapa orang lainnya termasuk guru memberikan pembukaan bagi kami, beberapa cerita menarik yang membuat Ryana berkomentar terus sepanjang pembukaan-lebih tepatnya mengomel kapan kami akan berhenti mendengarkan cerita guru kami itu. Setidaknya, dia tidak mengomel sedikitpun soal petugas panti yang memberikan cerita singkat barusan. Jika sampai, akan kuinjak kaki gadis itu.

Setelah yang, harus kuakui cukup lama, kami akhirnya mulai membagikan mainan dan buku itu kepada anak-anak panti.

Aku tidak tahu apakah ini kalimat yang lucu, tapi, anak panti membagikan bantuan sosial bagi anak panti lainnya.

Bagiku ini semacam paradoks yang lucu.

Selain membagikan bantuan tersebut, akmi juga boleh bermain dan menghabiskan waktu selama beberapa saat dengan anak-anak panti asuhan tersebut. Mereka tidak terlalu banyak jika dibanding panti milikku dan rentang usia mereka juga jauh lebih mirip satu sama lain.

Ketika aku selesai memberikan buku bergambar bagi seorang anak lelaki kecil yang menggemaskan, seorang gadis kecil dengan rambut diikat sebelah dan menggunakan pita berwarna ungu itu datang mendekatiku malu-malu. Pipinya tembam dengan bercak pink yang sangat lucu. Aku memperhatikan gadis itu dengan senyuman sembari berusaha mengingat, dimana aku pernah melihat gadis kecil itu.

Chaos IllusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang