Part 14

7K 292 3
                                    

Author POV

Anna bergegas turun dari mobilnya dan ingin cepat masuk kedalam kamarnya untuk menumpahkan semua emosinya disana. Baru satu langkah memasuki ruang tamunya terlihat sesosok lelaki sedang duduk disofa yang membelakangi pintu masuk sambil mengobrol dengan Ibunya. Jelas Anna tidak tahu siapa itu dan sedang apa dia.

"Anna pulang" salam Anna singkat sambil berjalan menuju tangga kekamarnya

"Eh nak kamu sudah pulang, sini dulu dong masa ada Ilyas kamunya main kekamar aja"

Ilyas? Bahkan Anna sampai lupa dengan anak itu karena terlalu fokus ke Gio. Ilyas pun menoleh ke Anna dan tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Aku mau ditinggal nih kak?" Kata Ilyas sambil terkekeh. Anna berjalan menghampiri lelaki itu sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Nggak kok tadi soalnya kakak gak tau kalo itu kamu hehe" Ucap Anna sambil menghempaskan diri di sofa yang berhadapan dengan tempat Ilyas duduk.

"Yaudah kalian ngobrol dulu aja ya,mama mau kebelakang dulu" Ilyas dan Anna mengangguk berbarengan menjawabnya.

"Kemana aja kak? Kok aku hubungin gak bisa terus,disekolah juga jarang keliatan. Ada apa?" Tanya Ilyas membuka pembicaraan.

"Ah itu.. nomor kakak ganti, trus disekolah juga emang dikelas mulu soalnya lagi suka bawa bekel Yas" jelas Anna.

"Oh gitu" jawab Ilyas dan hanya ditanggapi Anna dengan anggukan. Sebenarnya Ilyas tidak percaya dengan semua alasan Anna,dia yakin bahwa semua perubahan yang ada di diri orang yang ia sukai itu karena guru olahraganya sendiri,Gio.

"Mau jalan jalan gak kak?" Tanya Ilyas lagi,kini Anna terlihat sedang berpikir sambil melihat kearah Ilyas dengan tangan bersidekap

"Kencan?" Ucap Anna yang membuat Ilyas tertawa lepas. "Nggak kak jalan jalan aja kok,tapi kalo mau sekalian kencan juga boleh" jawab Ilyas sambil tertawa lagi. Anna mendengus kesal sambil memberikan tatapan lo-bisa-diem-gak ke orang yang ada didepannya itu.

"Udah ah gak usah merengut aja,jelek" kata Ilyas sambil menyeka air matanya yang keluar karena terlalu puas menertawakan wanitanya. Wanitanya? Yah Ilyas berharap Anna bisa menjadi wanitanya selamanya tanpa ada gangguan.

"Lagian!" Bibir Anna mengerucut sebal sambil berkomat-kamit mengeluarkan sumpah serapah kepada Ilyas. "Lagian mau kemana sih?" Sambung Anna

"Dufan kak"

"Dufan mulu bosen ah,universal studio aja yuk" jawab Anna enteng yang membuat Ilyas megap-megap

"Siapa yang mau ke universal studio? Ngikut dong gewe" sambung Wildan yang tiba-tiba sudah duduk disamping Ilyas. 'Dasar manusia kasat mata'  batinnya.

"Masa iya kesana? Bangkrut dong kak!" Protes Ilyas ke kakak beradik itu.

"Kalo gak mau yaudah,gue gak mau jalan sama lo dek" jawab Anna dengan enteng 'lagi'

"Yaudah yang penting gue gak bangkrut kak" jawab Ilyas sambil menghela nafas. "Kok lo gak maksa gue sih deee" maki Anna. Wildan yang melihat kelakuan adeknya hanya bisa memutar bola matanya.

"Apaan banget si lo dek kayak cewek apaan aja pengen banget dipaksa" kata Wildan sinis.

"Yeuh biarin daripada lo kak gak diajak juga main ikut ikut aja" jawab Anna tak kalah sinis.

Mungkin jika mereka sedang ada di suatu buku komik keadaan saat ini adalah Anna dan Wildan yang saling bertatapan penuh benci dan ada kilatan petir dari mata keduanya. Sedangkan Ilyas hanya duduk mojok sendiri dengan background suram dan empat sudut siku siku dikepalanya. Begitulah kira-kira.

"Udahlah kak Dufan aja,deket" bujuk Ilyas lagi. "Iya iya,tadi kakak becanda doang kok" jawab Anna sambil melempar senyum ke Ilyas lalu melanjutkan kegiatan tatap-tatapan dengan kakaknya. Dengan suara kecil Ilyas ber'yes'ria karena ajakannya diterima dan rencananya pasti akan berhasil.

"Emang mau kapan jalannya?" Tanya Anna.

"Minggu aja kak,walaupun rame tapi kayaknya mending minggu daripada hari hari yang lain" Anna mengerutkan dahinya tidak mengerti mendengar jawaban Ilyas.

"Udah kak gak usah dipikirin gitu,bisa gak?" Tanya Ilyas to the point. Anna langsung mengangguk yang berarti dia mau pergi bersama Ilyas di hari itu. Dia pikir bahwa dengan jalan-jalan keadaannya akan semakin membaik terutama perasaannya yang masih sangat sakit.

"Sip! Hari minggu aku jemput jam 8 ya kak! Sekarang aku pulang dulu,mau ada urusan. Salamin buat tante ya kak" ucap Ilyas dengan cepat dan antusias Anna menganggukan kepalanya dan Ilyas pun langsung berlari menuju garasi tempat motornya diparkirkan.

"Gue ikut ya dek?" Kini Wildan merajuk Anna supaya memperbolehkannya ikut hari minggu nanti dengan puppy eyesnya. Anna tau kakaknya itu ganteng dan punya banyak fans disekolah dan dimanapun,tapi jika kakaknya sudah seperti ini membuat dirinya sangat sangat ingin mengeluarkan semua isi perutnya.

"Gak boleh" jawab Anna sambil melengos pergi dari hadapan Wildan dan langsung naik menuju kamarnya.

"Sabar gue mah punya adek begitu" ucap Wildan pelan sambil menghela nafas. Anna menoleh kebelakang sebentar dan melihat kakaknya seperti itu hanya terkekeh geli lalu menggelengkan kepalanya. Setidaknya saat ini masalahnya bisa sedikit terlupakan.

Ilyas POV

Selain berniat untuk jalan-jalan dengan kak Anna, aku mengajak dia karena ada suatu rencana yang sudah aku rencanakan dengan matang. Tidak perlu diceritakan apa rencana yang akan aku lakukan tapi suatu saat nanti pasti kalian akan tau dan kak Anna akan berpaling dari pak Gio. Aku yakin itu dan sangat optimis dengan semuanya!

Sepulang dari rumah kak Anna aku bergegas menuju suatu tempat yang selalu aku gunakan untuk memata-matai sesuatu dan disinilah tempat aku merencanakan semuanya.

Aku mengedarkan pandanganku ke semua penjuru di tempat ini dan akhirnya aku menemukannya,sesuatu yang pasti akan membuatku sukses mendapatkan wanita impianku! Dengan cepat aku mengeluarkan handphone dan melakukan 'semuanya' yang dapat menunjang kesuksesan rencanaku nanti.

Setelah merasa cukup,aku tersenyum penuh kemenangan lalu kembali menuju tempat parkir dengan perasaan bahagia. Sangaaat bahagia!

"Lihat nanti saja siapa yang akan menang" ucapku pelan lalu memakai helm dan bergegas pulang menuju rumah.

>
Hayoooo Ilyas mau ngapain itu haha tadinya antara bingung di part ini mau dijelasin atau nggak rencananya apa tapi kayaknya mendingan dipart selanjutnya aja biar greget /gak

Tunggu part selanjutnya yaaa ditunggu votementnya~

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang