Author POV
"Annaaaa maafin gue itu seriusan gue gak ada maksud buat ninggalin lo~" Priska merajuk Anna terus menerus selama di perjalanan pulang mereka
"Gue tuh tadi butuh banget bantuan lo Ka, eh lo nya gaada. Katanya mau bantuin gue tapi lonya malah pergi" Anna menatap keluar jendela dan hendak mengacuhkan sahabatnya itu.
"Untung tadi Pak Gio ada yang nelfon dan langsung pulang, kalo nggak kayaknya mereka pas keluar dari cafe itu langsung babak belur tau gak!" Sambung Anna lagi.
"Oh di telfon ya? Tapi sebenernya tadi gue bukan ninggalin lo,dan gue yang nelfon Pak Gio" ucap Priska sambil menunjukkan catatan sambungan di handphonenya. Dan terpampang ada nama dan nomor Gio disitu. Anna mengerjapkan matanya tidak mengerti
"Jadi, sebelum Ilyas masuk ke cafe itu gue udah ngeliat dia dari jauh lagi mau jalan kesana. Dan karna gue yakin pas Ilyas masuk bakal ada keributan, akhirnya gue nelfon Pak Gio nyuruh dateng ke sekolah. Alesan gue sih dipanggil kepsek hehe" Priska masih berusaha menjelaskan semuanya kepada Anna yang sedang menatapnya datar sekarang.
"Trus kenapa lo harus pergi dari situ?" Tanya Anna lagi. 'Duh nih anak nanya mulu, gak mikir apa kalo gue disitu bakal kayak gimana' batin Priska
"Kalo gue disana trus Pak Gio ngeliat gue bakal ketauan dong oon, nanti dia malah ngomong 'kamu tau darimana saya dipanggil kepsek tapi kamunya ada disini?' " Kata Priska sambil menirukan suara Gio. Anna terkekeh menyadari kebodohannya itu, kenapa dia tidak kepikiran sampai sana ya? Tapi Anna cukup berterima kasih kepada sabatnya itu karena berkatnya kini dia sudah baikan dengan Gio dan telah membantu melerai Gio dan Ilyas secara tidak langsung. Ya walaupun sekarang dia tidak tahu bagaimana hubungannya dengan Ilyas sekarang karena pasti Ilyas sangat kecewa kepada Anna. Yang penting sekarang bagi Anna adalah "Pak Gio sekarang ada untukku, dan aku tidak boleh menyia-nyiakannya."
Rasanya seperti mimpi Gio sudah membuka hati untuknya. Kilasan masa lalu tentang Anna dan Gio pun berputar kembali di benaknya. Dari saat pertama kali Anna melihat Gio di koridor sekolahnya, seorang lelaki tampan dengan jaket dan celana training memasuki sekolah dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya, lalu saat Anna datang ke sekolah berbarengan dengan Gio dan dia lihat saat Gio membenarkan tatanan rambutnya yang sangat keren dimata Anna.
Sampai saat Gio menangis sepeninggal Irene di belakang sekolah dan untuk pertama kalinya mereka mengobrol. Tetapi bukan obrolan baik yang didapat Anna, hanya cacian Gio karena merasa terusik akan kehadiran Anna yang didapat. Semenjak saat itu pun Anna tidak mendekati Gio lagi, dia merasa sangat bodoh dan 'rendah' jadi perempuan karena mengejar-ngejar sesorang yang sangat tidak menginginkan dia ada.
Tetapi sekarang sudah berubah, hubungan mereka membaik. Sangat jauh dari perkiraan Anna bahwa semuanya akan seindah ini, walaupun awalnya sakit tapi ini indah di akhir. Akhir? Anna berharap ini bukan akhir dari hubungan mereka, dia ingin ini sebagai 'awal' dari kebahagian mereka berdua. Yaitu Anna dan Gio.
Hanya tinggal menunggu 4 kata yang terlontar dari mulut Gio untuk memulai awal mereka. "Would you be mine?" Dan semua akan berubah, bukan Anna si murid pintar tapi bodoh dari kelas X IPA 1 karena terlalu berharap hati seseorang. Tapi Anna, si murid pantang menyerah yang berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan begitu pula untuk Gio, kini bukan Gio si guru yang 'anti sosial' dan buta akan apa yang dia rasakan. Tapi Gio, si pria hangat yang sadar akan semuanya.
"Ann, udah sampe" kata Priska sambil menepuk bahu Anna pelan. Anna menoleh kearah sahabatnya itu sambil tersenyum lalu memeluknya.
"Makasih buat hari ini ya Ka, makasih buat semuanya. Gue seneng banget." Ucapan terima kasih yang sangat tulus itu pun terucap dari bibir Anna. "Sama-sama Ann, gue kan sahabat lo" Priska membalas pelukan Anna dan menepuk punggungnya.
"Lo udah ditunggu Kak Wildan tuh didepan pintu, sana masuk" Anna pun keluar dari mobil jemputan Priska setelah mengucapkan salam kepada sahabatnya itu lalu masuk kedalam rumah.
"Kenapa tuh muka? Sumringah amat. Oh iya lo kan abis ketemu sama your lovely Gio kan? Pantes seneng yeee" ledek Wildan ke adiknya itu. Anna hanya menghela nafas dan melewati kakaknya. Tapi Wildan tidak menyerah, dia membuntuti Anna sampai didepan kamarnya.
"Mau ngapain sih kak? Jangan bikin mood gue ancur deh" Tanya Anna jengkel. Wildan hanya nyengir kuda sambil memandang Anna. "Tadi ngapain aja sama si bangkotan?"
"Bangkotan siapa?" Tanya Anna lagi. "Gio lah" ucap Wildan santai. "Dia kan udah bangkotan,tua." Sambungnya.
"Heh kak, dia itu baru 22. Belom tua banget kayak om om di tempat karaoke itu. Malah kalo diliat muka dia lebih muda daripada muka lo kak, kayaknya lo deh yang bangkotan!" Sembur Anna kesal kepada kakaknya itu. Sebenarnya Anna kasian kalau sedang memarahi kakaknya, tetapi ucapannya kali ini sudah berlebihan dan Wildan harus disadari lagi kali ini.
Wildan POV
Hai gue Wildan, kakaknya Anna. Sebenernya gue itu sayang banget sama tu anak, tapi gue gak tau cara nunjukinnya gimana. Jadi dari semua keusilan gue itu cuma nunjukin kalo gue sayang sama dia,tapi Anna malah kesel digituin. Gak penting ya? oke skip.
Jujur gue itu gak suka kalo Anna deket lagi sama si bangkotan,tapi gue juga gak mau ngerusak kebahagiaan adek gue sendiri. Di satu sisi gue takut kalo Anna bakal sakit hati lagi gara gara itu guru, sedangkan disisi lain gue ikutan seneng kalo si Anna seneng. Tapi gue mikir, mending buat sementara waktu ini gue tunggu dan liat. Kalo mereka bakal baik-baik aja dan si guru bangkotan itu gak nyakitin Anna lagi, gue izinin jalan. Kalo dia nyakitin adek gue lagi? Mati lo Gio.
Gue gak segan-segan buat ngancurin hidup orang yang udah ngancurin hidup orang yang gue sayang walaupun itu bakal ngerugiin diri gue sendiri. Baik banget kan gue? Iyalah gue sampe banyak yang naksir gini wahaha.
Hey buat kalian setelah baca kalimat diatas langsung nyindir gue pede, emang bener kok! Gue itu ganteng, baik, gak sombong pula. Kurang apa sih gue? Duh gak kuat gue sama diri gue sendiri. Skip lagi.
Anna itu dari kecil ceria banget, apa apa seneng. Gara-gara hal kecil aja dia bisa seneng banget sampe excitednya gak ketulungan. Berbanding terbalik sama kakaknya,yaitu gue. Dulu katanya gue itu pendiem, ngomong kalo ada perlunya. Bahkan ada sodara dateng kerumah aja kalo gue gak dipanggil sama bokap nyokap buat salam gue gak bakal keluar dari kamar.
Tapi kayaknya sekarang berubah ya, gue yang dulunya pendiem sekarang malah gak bisa diem. Sedangkan adek gue itu malah kebanyakan diem, semenjak kenal si bangkotan sih. Makanya gue pengen banget balikin sifat adek gue kayak dulu, dan semoga kekekoyolan gue ini bisa balikin dia jadi Anna yang dulu.
Gue kadang suka miris kalo mikirin perubahan sifat Anna, gak semuanya salah si bangkotan sih. Awal masalahnya ada di bokap nyokap gue yang kurang ngasih perhatian ke kita,beda kayak dulu. Kalo dulu setiap minggu pasti kita liburan bareng,sekarang? Liburan setahun sekali bareng aja udah alhamdulillah. Mereka selalu mikir kalo uang bisa ngebahagiain anak anaknya dan selalu bikin hidup bahagia. Padahal bagi gue dan Anna mereka perhatian ke kita aja udah lebih dari cukup,sayangnya mereka gak tau dan gak ngerti. Setiap gue bilang begini ke bokap nyokap gue pasti gue malah kena bogeman dari bokap,nyokap? Dia cuma bisa diem, nangis tapi gak ngelakuin apa apa. I hate u all..
Gio POV
Akhirnya sampai dirumah juga, capek sih. Tapi capeknya kebayar banget sama apa yang kejadian hari ini. Anna, lagi apa ya dia? Apa dia udah sampai dirumah? Apa dia sudah makan? Tadi di cafe kan kita tidak makan. Andai saja tadi anak murid tidak sopan itu tidak datang,mungkin aku bisa mengobrol lebih lama dan mengajak makan dia. Ah kok jadi kangen anak itu ya, padahal baru ketemu tadi. Aku sms aja deh
Gio
"Anna? Sudah sampai dirumah?"
Treng!
Wah cepet banget responnya, apa dia kangen aku juga? Hahaha. Buru buru aku langsung buka smsnya dan membacanya
**Operator
Maaf, pengiriman sms ke nomor +628********** gagal karena pulsa tidak mencukupi. Silahkan isi ulang pulsa anda
Ah sial!! Aku kira dari Anna, ternyata dari operator tercinta. Abis lagi pulsanya, perasaan tadi masih banyak. Terpaksa harus beli dulu dan menunda ngobrol sama Anna lagi. Ah!
>>
Maaf gaje dan sedikit:"""
Please vote dan comment~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Teacher
Novela JuvenilCerita tentang seorang siswi SMA yang mengejar-ngejar GURU SMP disekolahnya, apa dia akan tetap mengejarnya walaupun sang guru cuek bahkan menjauh darinya? Lalu bagaimana jika keadaan berbalik disaat gurunya menyukai dia tetapi siswi itu sudah berh...
