Part 17

7.9K 307 30
                                    

- satu minggu kemudian -




Anna POV



Aah.. akhirnya lega juga dari gangguan si Pak Gio. Walaupun awalnya aku agak males buat ngelakuin PKL yang lama banget ini, tapi sekarang berasa juga gunanya PKL biar bisa sekalian ngelupain Pak Gio.
Sekarang Rahman sedang memainkan jemarinya diatas layar ponselnya itu yang mungkin sedang membalas pesan dari pacarnya. Sedangkan aku hanya berkutik dengan slip-slip yang belum ku stempel dalam hening.

'Kring..kring..' bunyi telepon memecahkan keheningan

"Angkat" titah aku dan Rahman bersamaan.

"Udah lo aja" perintahku

"Gantian, lo aja" jawab Rahman.

"Apaan si orang daritadi lo belom ngapa ngapain juga" akhirnya aku mengangkat gagang telepon itu dan mendekatkannya ke telingaku dengan kesal. Rahman hanya terkekeh sebentar dan kembali fokus ke ponselnya itu. Dasar.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu pak?" Oh iya aku lupa menjelaskan ke kalian ya. PKL atau kepanjangannya Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan pengenalan dunia kerja yang harus dilakukan setiap siswa kejuruan(SMK). Dan aku harus menjalankan PKL ini selama dua bulan di salah satu bank yang ada di kota ku.
Gedung ini hanya memiliki dua lantai, lantai 1 merupakan tempat utama melakukan semua kegiatan perbankan. Sedangkan lantai 2 hanya digunakan untuk keperluan lain seperti toilet,tempat ibadah,ruang cctv, dan lain-lain.

Siswa PKL juga diletakkan dilantai dua agar tidak mengganggu proses dibawah. Sehingga jika diberi tugas oleh pembimbing, dia akan menelepon ke telepon yang berada di lantai dua dan menjelaskan tugas kami. Ya seperti itulah kurang lebih kehidupanku selama dua bulan kedepan.

"Kalian berdua kebawah sekarang" jawab Pak Rio yang merupakan pembimbing sekaligus kepala unit di tempat ini.

Aku dan Rahman pun bergegas merapihkan diri terlebih dahulu dan turun kebawah. Kami pun menghadap Pak Rio dan mendapatkan beberapa arahan untuk menjalankan kegiatan ini dengan baik.


Author POV


Setelah satu minggu SMA Avencias libur karena para guru sedang pergi pelatihan, akhirnya hari senin ini semua kegiatan belajar mengajar kembali berjalan seperti biasa. Tentunya kecuali kelas 2 yang sedang melaksanakan PKL.

Gio dengan sengaja berangkat lebih awal agar dapat menjelaskan semua permasalahan kepada Anna sebelum sekolah ramai. Gio pun terpaksa melakukannya disekolah karena seperti yang kalian tahu, jika kerumah Anna pasti Gio akan dihajar terlebih dahulu oleh Wildan.

'Kenapa sudah jam segini masih sepi ya' batin Gio sambil menunggu Anna di pos satpam dekat gerbang.

30 menit kemudian Gio masih belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Anna. Tempat parkir pun yang biasanya selalu ramai oleh kendaraan para murid terlihat lebih sepi dari biasanya.
Bel berbunyi dan Gio pun harus bergegas ke ruang guru untuk bersiap-siap mengajar pada hari ini. Nanti juga pasti ketemu kok batin Gio.









Sedangkan ditempat Anna PKL, dia dan Rahman hanya menatap monitor yang ada didepannya yang menampilkan kegiatan dilantai bawah lewat CCTV.

"Ini apa apaan sih kita berasa kayak petugas keamanan ngeliatin beginian doang" protes Rahman sembari berdecak kesal.

"Yaudah si kan mendingan kayak gini daripada disuruh bagiin brosur, nanti lo makin item lagi" ketus Anna.

"Iya sih, duh kulitku tersayaang" Ucap Rahman sambil mengelus-elus tangannya. Anna menatap jijik temannya ini, cowok kok lembek. Batinnya

Tetapi entah seketika Gio kembali lintas dipikiran Anna.
'Apa yang sedang dia dilakukan disekolah?'
'Apa dia sedang mengajar sekarang?'
'Apakah dia mencariku?'
'Apakah dia masih merasa bersalah?'
Terlalu banyak pertanyaan dibenak Anna yang langsung ia singkirkan begitu saja. Untuk apa memikirkan orang seperti itu.

Kembali ke sekolah, Gio mengajar sambil sesekali melirik ke gedung kelas Anna dan pintunya. Tetapi tempat itu yang biasanya dipenuhi oleh anak-anak yang gaduh saat tidak ada guru yang masuk, atau ribut saat mengobrol dengan temannya,kini sepi. Hanya lantai 1 dan 3 yang terlihat ada murid seperti biasanya.

'Kemana mereka semua?' Pikir Gio.

"Nyariin siapa pak?" Tanya seseorang bersuara yang tak asing di telinga Gio.


Gio POV

Kenapa satu lantai itu kompak tidak datang semua? Apa ada suatu acara? Kenapa aku tidak tahu? Ya walaupun aku hanya guru di SMPnya tetapi kan seharusnya aku tahu karena kami masih satu yayasan.

Hari ini aku membiarkan anak muridku bermain dilapangan apapun permainan yang mereka suka. Dan aku hanya celingukan memperhatikan gedung yang terlihat lebih sepi ini.

"Nyariin siapa pak?" Suara ini. Aku sangat ingat suara ini! Dengan cepat kutolehkan kepalaku kearah suara ini dan mendapatkan seseorang yang sudah kuduga keberadaannya. Ilyas.

Aku lebih memilih untuk tidak mengubris perkataan anak itu dan kembali fokus ke muridku yang sedang berlarian di lapangan.

"Pasti nyariin Kak Anna ya?" Tanya Ilyas lagi sambil terkekeh meremehkan.

"Mau saya kasih tau gak pak? Lagian kok ketinggalan zaman banget" ah ucapan anak ini benar-benar menyulut emosiku. Aku menghembuskan nafasku dengan kasar dan berpura-pura mengecek buku nilai yang kupegang.

"Alah pura-pura gak peduli, gak usah sok jual mahal pak" ucapnya sambil duduk disebelahku. Jujur sebenarnya aku juga agak ingin tahu sih Anna kemana, jadi ya sudahlah.

"Kelas 2 lagi ada PKL pak, jadi pada gak ada." Sambung Ilyas dengan tampangnya yang minta disambit dengan bola kasti ditanganku ini.

"Dimana?" Dengan lancar pertanyaan itu seketika keluar dari mulutku. "Nah kan bapak penasaran" Ilyas mengejekku. Kenapa mulutku gak pernah bisa diajak kompromi sih.

"Kalo mau tahu liat di mading aja,ada kok daftar namanya dan tempatnya dimana. Udah ya pak saya balik ke kelas dulu" ada apa dengan anak ini? Kenapa tiba-tiba baik? Tetapi sebelumnya terimakasih loh hahaha.

Setelah mengajar dan aku sedang jam kosong, aku melangkahkan kakiku ke mading tempat daftar nama yang Ilyas beritahu.

"Ah ini dia.." ucapku pelan saat menemukan kertas tersebut. Dengan perlahan aku menelusuri tulisan tulisan diatas Kertas itu dan mencari nama Anna.

Akhirnya aku menemukan nama Anna dan tempat PKLnya. Lumayan dekat dengan rumahku,jadi nanti saat pulang mungkin aku bisa mampir sebentar untuk bertemu dengannya. Tapi tunggu, orang yang bersama Anna ditempat itu bernama Rahman. Berarti dia laki-laki kan? Ah seketika rasa cemburu mulai menguasai diriku. Padahal aku baru tahu namanya saja

Aku mengeluarkan handphone dari saku celana dan mencoba untuk menelepon Anna lagi. Hasilnya masih sama seperti biasanya, Anna tidak mengangkat. Aku tahu ini kesalahanku, tapi kalau memang dia suka padaku kenapa dia bisa marah selama ini padaku? Aku kan juga sudah mencoba untuk meminta maaf padanya berulang kali. Apa itu masih kurang?

Kenapa wanita selalu membingungkan?


》》》》》《《《《《

끝~
Yeeeyy bisa update lagi woohoo ahaha*gila
Sebenernya aku juga lagi PKL kayak si Anna jadi kalo lagi gak dapet kerjaan bisa iseng sambil nulis lanjutan buat cerita ini^^
Maaf udah bikin kalian nunggu lama, aku juga gak nyangka yang suka sama cerita aku lumayan banyak ㅠㅠ makasih semuanya

Ok jangan lupa vote dan commentnya ya semua biar aku makim semangat ngelanjutin cerita Anna dan Gionya!! Hayo kalian lebih suka Anna sama Gio atau Anna sama Wildan? Kkk

Sampai jumpa di part selanjutnya~^^

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang