Part 20

6.3K 187 26
                                    

Author POV

Terlihat dua pria duduk berhadapan disebuah cafè dekat SMA Avencia dengan aura mencekam berada disekitarnya. Wildan, tanpa takut menatap penuh dendam ke arah pria didepannya yang sudah berkali-kali menyakiti adiknya. Sedangkan yang ditatap (Gio) dengan canggung menengguk secangkir kopi yang ada didepannya sambil berusaha menghilangkan rasa groginya.

"Mau sampe kapan diem mulu?" Ujar Wildan tak sabaran.

"Kalo gak ada yang mau diomongin gak usah ngajak kesini. Gak usah sok akrab ngajak minum kopi sama gue. Mending sekarang gue ke Anna, jagain dia takut diapa apain sama orang jahat kayak lo" Ucapnya lagi sambil bangun dari kursinya hendak meninggalkan cafè tersebut.

"Tidak,tunggu. Ada yang saya mau bicarakan" tahan Gio.

"Ya lo daritadi diem aja gimana si!" Wildan mulai emosi

"Maaf, silahkan duduk dulu" ucap Gio.

Akhirnya Wildan kembali duduk dikursinya sambil bersandar ke belakang kursi.

"Cepat" kata Wildan.

"Anna sudah lulus ya, cepat sekali." Mulai Gio dengan ber basa-basi. Wildan mengernyitkan dahinya dan Gio menerima kode 'bisa-cepetan-ga' dari Wildan.

"Ok sebenernya ini.. sudah sekitar satu tahun saya berusaha menjauhi Anna, banyak kegiatan yang sudah saya lakukan agar bisa melupakan Anna. Tetapi hasilnya nihil, Anna selalu ada dipikiran saya dan rasa bersalah saya kepada dia masih terus menghantui saya selama ini. Saya kesini mau melihat keadaan Anna. Dia terlihat bahagia tanpa saya ya" Ucap Gio sambil terkekeh miris.

"Memang" jawab Wildan dingin.

"Saya salah telah menyia-nyiakan perempuan seperti Anna. Saya menyesal atas semuanya. Kalau boleh bisakah saya menebus semua kesalahan saya kepada Anna? Saya berjanji tidak akan menyakiti hatinya lagi, membahagiakannya akan menjadi suatu kewajiban bagi saya setiap hari. Tolong" Pinta Gio.

Tiba-tiba Wildan tertawa lepas dengan kencang sehingga membuat orang disekitarnya menoleh kearahnya dengan tatapan aneh. Ucapan Gio tadi benar-benar lucu dan tidak masuk akal bagi Wildan.

"Apa lo bilang? Minta kesempatan lagi? Heh pak inget gak udah berapa kali gue kasih kesempatan? Minta kesempatan, oke saya kasih karna adik gue juga keliatannya suka banget sama lo entah darimananya. Tapi apa yang lo buat? Lo udah ancurin kepercayaan gue dengan nyakitin hati Anna lagi! Kalo kayak begini salah gue ragu buat ngasih lo kesempatan lagi? Mau berapa kali lo nyakitin Anna hah!" Wildan sudah sangat emosi sehingga telinganya memerah. Gio sudah menyangka semuanya akan seperti ini. Tetapi dia tidak akan menyerah.

"Saya tahu telah menghancurkan kepercayaan anda. Tapi kali ini anda bisa memegang janji saya, saya tidak akan menghancurkan hati Anna lagi" Ucap Gio memohon.

"Apa yang bikin gue harus nerima permohonan lo lagi? Dan kalo misalnya lo nyakitin Anna lagi, apa yang bisa gue lakuin ke lo" tantang Wildan

"Apa saja bisa anda lakukan. Bunuh saya juga tidak apa-apa. Saya berani berbicara seperti ini karena saya sangat yakin tidak akan menyakiti adik anda lagi" ucap Gio dengan mantap dan serius. Wildan menolehkan kepalanya sambil mendengus dan tersenyum miring

"Nanti gue coba ngomong lagi sama Anna. Karna gimanapun juga semua keputusan ada ditangan Anna."  Ucap Wildan sambil meninggalkan Gio dan bergegas menjemput Anna.

Gio tersenyum dan berharap semoga semuanya akan kembali seperti semula.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Disisi lain, acara perpisahan disekolah Anna telah selesai. Para wisudawan wisudawati beserta orang tuanya pun berangsur telah pulang ke rumah masing-masing. Hanya terlihat beberapa panitia dan anggota OSIS yang masih membantu staff bagian kebersihan membersihkan sisa kegiatan tadi.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang