Part 6: Mistake

233 32 9
                                    

Author POV

Jiyoung menekan tombol 4 di lift sembari memperbaiki penampilannya lewat cermin lift. Pikiran Jiyoung masih bingung karena dia melakukan sesuatu tanpa ia pikirkan terlebih dahulu. Lift menunjuk angka 4 dan Jiyoung pun segera keluar dari lift.

"Annyeong chingu." ucap Soojin sembari menepuk pelan pundakku.

"Ayolah, aku sedang tidak mood, mian." jawabku sembari berjalan pelan kearah meja kerja.

"Kau kenapa?" tanya Soojin mengikutiku.

"Tidak apa, sudahlah kau mulai bekerja."

Soojin yang bingung dengan tingkah temannya itu pun segera duduk di kursi kerjanya dan memutar tubuh Jiyoung agar menghadapnya.

"Kita berteman kan? Karena itu kau harus beri tau aku kalau ada masalah, oke?" ucap Soojin serius.

Jiyoung terdiam sebentar dan akhirnya mencurahkan semua perasaan yang dia rasakan selama ini kepada Soojin. Soojin mendengarkan satu per satu kisah Jiyoung tanpa ia potong. Ketika Jiyoung sedang asyik menceritakan semua perasaannya kepada Soojin, Sungyeol tiba-tiba muncul dan menggerakan kursinya ketengah-tengah Jiyoung dan Soojin.

"Kau melupakanku." ucapnya.

"Sudahlah, kau tidak akan mengerti ceritanya kalau tidak dari awal." jawab Soojin sembari mendorong pelan Sungyeol agar pergi ke mejanya.

"Aku dari tadi mendengarkannya dari sebelah, Jiyoung pelankan suaramu oke." kata Sungyeol yang sedang sibuk memajukan kursi beroda nya.

Jiyoung pun melanjutkan ceritanya. Beberapa menit kemudian, Sunggyu datang dan semua mata mengarah padanya. Jiyoung yang belum selesai bercerita tetap melanjutkannya karena dia tidak tau bahwa Sunggyu berjalan kearahnya. Soojin sudah memberikan kode agar dia diam tetapi Jiyoung tidak mengerti.

Tanpa sepatah kata, Sunggyu menarik tangan Jiyoung dan membawanya ke lift. Semua karyawan yang ada disana segera berbisik-bisik dan bergosip tentang kejadian tadi. Begitu mereka masuk ke dalam lift, Sunggyu langsung menatap Jiyoung dengan intens.

"Kenapa kau membuang ini?" tanya Sunggyu sembari menunjukkan fotonya dengan seorang perempuan yang setengah rusak.

Jiyoung terdiam sejenak dan memberanikan menatap Sunggyu.

"Aku tidak mengerti maksudmu." jawab Jiyoung polos.

"Jangan bohong. Aku tau ini perbuatanmu." 

"A--Aku benar-benar tidak tau maksudmu."

Sunggyu mencengkram bahu Jiyoung dengan erat karena sudah tidak dapat menahan emosinya. 

"Jawab dengan jujur. Kamu melakukan ini dengan sengaja?" tanya Sunggyu kali ini dengan nada serius.

Jiyoung ketakutan karena sikap Sunggyu berbeda dari biasanya. Dia mengakui jika dia melakukannya, namun tindakannya tersebut tidak sengaja ia lakukan.

"Iya, aku memang melakukannya. Lalu kenapa?" balas Jiyoung menantang.

Sunggyu menghela nafasnya pertanda ia frustasi terhadap sikap Jiyoung. 

"Kemasi barang-barangmu sekarang dan tinggalkan tempat ini. Sekarang." ucap Sunggyu tanpa melihat Jiyoung.

Jiyoung tertegun dan menahan tangisnya. Ia langsung menekan tombol 4 di lift dan berjalan melalui Sunggyu tanpa mengucapkan apapun. Soojin melihat Jiyoung yang baru keluar dari lift dengan heran. 

"Ya, Jiyoung. Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Soojin sembari mendekati Jiyoung.

Jiyoung tidak menjawab pertanyaan Soojin dan tetap mengemasi barang-barangnya. Soojin yang bingung dengan sikap Jiyoung segera memutar tubuhnya agar menghadapnya. Soojin dapat melihat jelas mata Jiyoung yang sudah sembab akibat menangis.

 "Jiyoung-ssi! Kau berhutang cerita kepadaku. Akan ku habisi yang membuatmu seperti ini." jawab Soojin. 

 Jiyoung yang sudah tidak dapat menahan tangisnya segera memeluk Soojin dan menangis kejar. 

 *** 

Jiyoung POV

 Aku menceritakan segalanya ke Soojin dari awal hingga akhir. Aku benar-benar benci dengannya. Kenapa dia memecatku karena hal yang sangat sepele. Aku mungkin memang salah karena bertindak diluar pikiranku, tapi apakah dia harus memecatku? Sekarang aku harus bagaimana? 

 "Jiyoung, aku sudah minta bantuan Sungyeol agar kau di pekerjakan kembali disini." ucap Soojin yang sedang sibuk dengan handphonenya. 

 "Gomawo. Mian, aku tidak bermaksud ingin membebani kalian. Kalian tidak usah sampai seperti ini. Ini kesalahanku juga." jawabku sesekali meminum milkshake yang aku pesan. 

 "Soojin, bolehkah aku menginap di rumahmu? Aku malas untuk tidur di kamarku."

 "Tentu boleh. Kau mau berangkat sekarang?" 

 Aku teringat bahwa aku belum mengembalikkan kunci kamar Sunggyu. Aish, bagaimana ini? Aku bahkan baru saja dipecat. 

 "Hm..bagaimana kalau kau beritau aku alamatmu, aku ingin mengambil barang dulu sebentar." jawabku sembari menghabiskan milkshake tadi. 

"Arasso. Ini, nanti kalau sudah dekat kabari aku ya."

 Aku mengangguk dan segera pergi ke apartemenku. Sesampainya disana, aku berjalan kekamarku dan mengambil beberapa barang. Aku mencari kunci kamar Sunggyu yang aku lupa letakan dimana. Aku mulai mencari dari tempat tidur hingga ruang tamu, hasilnya nihil. Aku duduk di sofa untuk mengingat kembali dimana aku menaruhnya. Seketika, aku merasa menduduki sesuatu. Aku refleks berdiri dan benda yang kududuki adalah kunci kamar Sunggyu. Aku segera mengambilnya dan keluar.

 Saat aku keluar, aku dapat melihat Sunggyu yang sedang berjalan kearahku. Maksudku, kearah kamarnya. Aku segera melempar pelan kuncinya agar tepat ada di depan pintu kamarnya. Aku berjalan melewatinya tanpa mengucapkan sepatah kata. Kim Sunggyu, mulai sekarang aku akan melupakan semuanya tentangmu.

***

A/N: FINALLY SAYA NGEPOST LAGI SETELAH SEKIAN LAMA HUHUHU.

Yah kok Sunggyunya jahat sih? Menurut kalian kenapa?? HIHIHI. Oiya, makasih ya yang udah mau nge vomment dan read cerita ini!! Maaf banget kalo saya slow update. Maaf banget kalo cerita ini emang rada gajelas gitu. Ya pokoknya kritik dan saran sangat ditunggu biar saya bisa memperbaiki ini YEAYY.

Oke itu aja dulu, tunggu part selanjutnya ya!! Annyeong!

InceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang