Douluo: Fengyao, the God of War, starts with Liu Erlong (END)

191-200

Bab 191 Hadiah Liu Erlong!

 Mata Zhu Zhuqing penuh dengan keterkejutan.

Kata-kata Liu Erlong seperti kue yang jatuh dari langit dan mengenai kepalanya.

Suatu ketika, dia juga membayangkan bahwa dia dapat diterima sebagai murid oleh makhluk yang berkuasa.

Tetapi bahkan Zhu Zhuqing, yang lahir di keluarga Zhu, hanya bisa berharap pada guru seperti itu.

Zhu Zhuqing tidak percaya bahwa apa yang terjadi di depannya benar-benar nyata!
Tanpa ragu-ragu, Zhu Zhuqing berdiri dan mundur dua langkah, menghadap Liu Erlong, dan membungkuk dalam-dalam. Kepalanya terkubur dalam-dalam di dadanya yang montok, dan dia berkata dengan suara teredam: "Murid, saya telah bertemu dengan guru!"

Liu Erlong mengangguk gembira dan tersenyum puas.

"Zhuqing, mulai sekarang, kamu akan menjadi murid keduaku! Kita semua adalah satu keluarga!"

"Mulai sekarang, kamu harus rukun dengan Feng Yao dan yang lainnya!"

Pikiran Zhu Zhuqing berubah menjadi bijaksana dan matanya sedikit bergerak.

　　Dia mengangguk ringan: "Guru, jangan khawatir, saya akan mematuhi instruksi saya!"

Liu Erlong sedikit bingung dengan keseriusan Zhu Zhuqing yang tiba-tiba, tapi dia tidak terlalu memikirkannya.

 Feng Yao tidak mengizinkannya mencapai kesuksesan sebagai guru. Sebaliknya, ia sering diajar sebagai murid. Hal ini membuat Liu Erlong, yang selalu menolak mengaku kalah, merasa memberontak.

Melihat batu giok mentah di depannya, Liu Erlong merasa bahwa metodenya dapat dimanfaatkan dengan baik.

 Jangan remehkan kemampuan mengajar seorang bergelar Douluo!
"Zhuqing, tingkat kekuatan jiwa apa yang kamu miliki sekarang?"

 "Guru, Zhuqing berada di level 37!"

 Jawaban Zhu Zhuqing membuat Liu Erlong sangat puas.

Zhu Zhuqing baru berusia lima belas tahun tahun ini, tetapi dia sudah level 37.

 Saya tidak tahu seberapa jauh lebih baik dari banyak orang jenius yang berbakat.

 Dia mengetahuinya.

Kekuatan jiwa bawaan Zhu Zhuqing hanya berada pada tingkat ketujuh.

Sekarang dia bisa bangkit dari ketertinggalan, itu menunjukkan betapa kerasnya dia bekerja.

"Zhuqing, mungkin tingkat kekuatan jiwa bawaanmu tidak tinggi. Selama kamu memiliki hati yang teguh, gelar Douluo tidak akan menghalangi jalanmu."

 "Sebagai hadiah ucapan selamat dari guru, aku memberikan ini padamu!"

Saat dia berbicara, Liu Erlong mengeluarkan kotak giok dari Ruyi Baobao, meletakkannya di atas meja, dan mengirimkannya ke Zhu Zhuqing.

Mata Zhu Zhuqing penuh keraguan.

"Buka!"

Liu Erlong tersenyum dan memberi isyarat.

Mendengar ini, Zhu Zhuqing dengan lembut membuka kotak giok itu.

 Segera setelah kotak giok dibuka, aroma segar memasuki lubang hidung.

Ketika dia melihat lagi, dia melihat sekuntum bunga hitam besar tergeletak dengan tenang di dalam kotak giok.

Bunga hitam besar memiliki sembilan kelopak, benang sari berwarna merah muda keunguan dan memancarkan lingkaran cahaya ungu samar. Di bawah kelopaknya, hanya terdapat dua cabang dan daun berwarna putih, yang membuat jantung berdebar-debar.