"Lo itu udah pinter nath, gausah belajar lagi dah." Mahen berdiri menjulang di depan meja yang saat ini nathan tempati, tampaknya laki laki itu greget melihat temannya ini membuang masa putih abu abunya hanya untuk belajar. Bagus si tapi agak rugi.
Nathan tetap anteng mencoret buku catatannya sambil berfikir, materi baru saja di jelaskan tapi ia langsung berusaha menelisik bab itu sampai paham. Kelas sepi, semuanya memilih pergi ke kantin saat istirahat.
Biasanya nathan akan sendiri di kelas, tapi entah mengapa mahen hari ini rewel ingin mengajaknya keluar dari kelas.
"Ayo lah nat, otak lo juga harus refreshing, liat cewe cewe cakep." Bujuknya untuk ke sekian kali. "Apa jangan jangan lo gay lagi nat?"
Nathan reflek melotot lalu menoyor kepala mahen sekenanya. "Kalo ngomong di jaga, amit amit. Gue normal."
Meski sakit habis di toyor bibir mahen mengulas senyum, ia tahu hal yang bisa memancing nathan keluar kelas. "Masa sih normal? Gak pernah tuh liat tanda tandanya."
"Iya iya, ayo ke kantin deh." Finally. Mahen bersorak dalam hati. Mengajak nathan sama hal nya membawa sebuah atm, makan siangnya akan gratis hari ini. Hehe. Itung itung berhemat.
Baru saja keluar dari kelas seseorang menabraknya dari samping, karena tak siap tubuhnya langsung oleng dan menubruk siswa lain di belakangnya. Byur. Siswa yang di tubruk nathan tersiram minuman yang di bawanya sendiri, sebagian bajunya basah oleh minuman dingin berwarna merah terang.
Mahen terpaku di ambang pintu kelas menatap live action adegan tadi. Setelah sadar buru buru ia membantu adek kelas yang menjadi korban itu untuk berdiri.
Si pelaku utama yang menabrak nathan reflek menjatuhkan badannya, wajahnya menunduk takut. "Maaf kak nathan, aku ngga sengaja." Murid murid lain terang terangan berkumpul ingin tau apa yang terjadi.
Nathan rasanya pengen ngamuk, ia tak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi lengannya sakit karena menahan tubuhnya agar tidak menindih siswa di belakangnya tadi.
"Minta maaf sama Naren dong." Mahen menyahut.
Nathan mengalihkan atensinya pada Naren yang di maksudkan mahen. Tiba tiba ia tertegun. Ingatannya dengan cepat kembali pada setahun yang lalu, saat ia joging dan beristirahat di sebuah taman. Dimana ia menemukan kucing yang mati di bunuh dengan sengaja, yang mana sang pembunuh dengan polosnya tersenyum.
Ia melamun cukup lama hingga tepukan di bahu menyadarkannya. "Di panggil bu sari." Bisik mahen.
Kini ia berada di ruang bk, hanya ada bu sari, Naren dan dirinya. Rasanya sangat canggung menyadari psycopat cilik di taman duduk tak jauh di sampingnya. "Kejadian tadi, saya nggak sengaja bu." Ujar nathan memulai terlebih dahulu, berharap masalah cepat selesai dan ia bisa ssgera pergi.
Bu sari yang sibuk membuka berkas berkas yang entah apa isinya menoleh bingung lalu tersenyum lembut setelah mengerti. "Oh, bukan itu masalahnya nak."
Nathan langsung bingung, ia pikir dirinya sedang di sidang karena masalah tadi. "Lalu?"
"Nilai mu semester kemarin benar benar memuaskan, hampir seluruh pelajaran mendapat nilai sempurna."
"Maksudnya?" Naren heran mendapatkan pujian yang begitu tiba tiba.
"Ibu ingin minta bantuanmu nak, ibu pengen kamu jadi mentor buat nak Naren agar nilainya membaik."
Netranya kini bersitatap dengan Naren kala nathan menatapnya, senyuman naren menghias wajah rupawannnya. Nathan kembali menatap bu sari yang menatapnya penuh harapan. "Maaf bu, tahun ini saya harus fokus untuk mempersiapkan ujian kelulusan." Tolaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue normal.
Novela JuvenilJaemsung || Nct shipper BL🔞🔞🔞 Nathan yakin dirinya normal secara jasmani dan rohani. Tapi kenapa hatinya deg degan lihat adik kelasnya senyum, baru di senyumin loh nath belum di cium. Cerita ngawur, gausah baca.