Pagi hari tubuh naren rasanya sakit sekali. Hampir empat jam lubangnya di gempur tanpa henti oleh orang yang katanya normal, pantatnya nyeri. Ingin bergerak susah.
Jam enam pagi.
Ia tak bisa membayangkan bagaimana hubungan mereka setelah kejadian tadi malam. Lagipula naren sendiri tak menyangka akan melakukan hal tak seonoh pada kakak kelasnya.
Akhirnya naren beranjak untuk membersihkan diri, ia harus tetap bersekolah. Saat menatap tubuhnya di kaca, ia mendesah. Bekas cupang kemerah merahan memenuhi leher hingga dadanya, sepertinya hari ini naren harus mengenakan hoddie lagi.
Sebelum berangkat laki laki itu menyempatkan diri mampir ke dapur, ia memegang bungkusan plastik kecil berisi bubuk putih dari kotak obat. Setiap bungkus berisi normal dosis pemakaiannya.
"Sisa delapan." Gumamnya. Kemarin ia yakin ada sepuluh.
"Den?" Pembantunya muncul dari pintu halaman belakang. "Masih sakit?" Tanya wanita itu.
Naren menoleh lantas tersenyum. "Nggak bi, udah mendingan."
"Syukurlah, obat dari tuan emang ampuh den. Dari aden bilang ga enak badan bibi langsung inisiatif kasih vitamin di minuman den naren."
"Dosisnya double ya bi?"
"Eh? Engga den, kemarin bibi juga kasih ke minuman den nathan, soalnya obat lain lagi habis. Kasihan dia kehujanan, eh kira kira tuan bakal--"
Naren menulikan pendengaran. Dugaannya benar.
*****
Nathan hari ini sangat pendiam. Kalo diam diam belajar mahen sudah biasa, tapi karena kali ini diamnya ngelamun, sebagai teman baik ia merasa khawatir.
"Nath, kenapa si?" Di sepanjang pelajaran juga ngelamun, padahal biasanya cowok itu paling semangat. "Woii nath!" Mahen greget.
Nathan menoleh, tiba tiba bertanya. "Lo hoby nonton bokep ya Hen?"
Mahen menganga, kaget, dari sekian topik kenapa harus bokep yang di tanyakan. "Ngga, mata gue masih suci." Bohongnya.
"Yah, padahal mau minta link."
Mahen makin kaget. "Hah?"
Ia tak salah dengar kan? Entah harus senang apa takut, senang karena teman gila belajar-nya akhirnya sedikit normal, takut jika ternyata sedang kerasukan setan mesum.
"Are you okay, nath?"
Nathan menatap jengah. "Kalo gaada yaudah si, gue bisa cari sendiri." Ia hendak beranjak, mahen segera menghadang.
"Ada ada gue punya." Ucapnya. "Mau yang anak tiri di perkosa, kuda kudaan bus, dokter dokteran, harem, jepang, china, atau bokep lokal?"
Kali ini nathan yang kaget.
***
Lebih enak pusing karena pelajaran dari pada perasaan. Satu fakta baru yang nathan ketahui. Saat ini hatinya resah, entah sejak kapan Naren mencuri perhatiannya. Otaknya tak pernah berhenti memikirkan laki laki cantik itu. Cantik? Gila kau nathan, jelas jelas naren laki laki.
Bibir nathan menarik seulas senyum. Tapi memang cantik, persetan dengan gender.
Sudah tiga hari berlalu sejak malam itu, nathan tak pernah lagi menemuinya. Ia takut ke normalannya kembali di uji. Tapi dirinya sendiri malah tersiksa.
Nathan juga sudah menemui bu sari jika ia tak sanggup melanjutkan, ayah memarahinya habis habisan sepulangnya. Tapi nathan tak peduli. Hatinya hambar. Rasa takut yang biasanya muncul saat ayahnya marah sudah hilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue normal.
TienerfictieJaemsung || Nct shipper BL🔞🔞🔞 Nathan yakin dirinya normal secara jasmani dan rohani. Tapi kenapa hatinya deg degan lihat adik kelasnya senyum, baru di senyumin loh nath belum di cium. Cerita ngawur, gausah baca.