"Langsung ke kamar pojok, lewat balkon, disana gaada cctv juga ada tangganya."
Nathan tengah berbincang dengan satpam rumah Naren, ia izin ingin menemui anak tuannya tapi si satpam malah menyarankan dirinya masuk diam diam, bahkan memberinya cara untuk menyusup.
"Kalo keliatan di cctv dalam rumah bukannya bahaya pak? Tiba tiba muncul di dalam, malah bikin curiga."
Si satpam tersenyum. "Aman den, di dalam gaada cctv sama sekali sesuai keinginan den Naren dulu. Ga bakal ketahuan." Jelasnya. "Cctv cuma ada di luar, kaya di gerbang, pintu depan, pintu belakang."
Nathan mengangguk paham. Entah bisa dipercaya atau tidak, tapi firasatnya mengatakan bahwa satpam ini tidak penggila uang seperti pekerja yang lain. Mungkin saja berada di pihak naren.
Akhirnya ia mengikuti intruksi tersebut, setelah mengendap endap ia akhirnya masuk ke kamar milik adik kelasnya itu. Naren sedang tidur, Nathan ikut membaringkan tubuh di samping tubuh itu, mengamati wajah polosnya yang terpejam.
****
Siang ini Naren duduk di satu kursi dekat jalan raya, kendaraan berlalu lalang sejauh mata memandang. Ia merasa kebingungan, kenapa dirinya ada di sini? Oh iya, Naren baru saja kabur dari rumah. Orang tuanya bertengkar, lebih baik keluar. Seperti rutinitas.
"Mama?"
Naren berdiri dan berlari kecil ke arah Sherly, mamanya habis menangis, terlihat dari wajahnya yang memerah. Di beberepa bagian tubuhnya juga nampak lebam dan terdapat beberapa luka gores dengan darah mengering. Ayah sangat jahat, tega melakukan ini pada mamannya.
"Kita mau kemana, mama?" Sang anak bertanya kala tubuhnya di tarik ke dalam mobil, meski hanya bertiga dengan sopir di dalam mobil sudah penuh. Banyak barang barang di sana yang entah isinya apa, ada tas koper dan juga kardus kardus.
"Kita pergi Na, mama ga kuat sama ayahmu lagi. Kita ke rumah kakek."
Naren segera memeluk sherly berusaha menguatkan, itu keputusan bijak. Bertahan dengan ayah hanya akan menghancurkan mama dari dalam, dan mungkin juga menghancurkannya. Lagi pula Navan, ayahnya sangat bodoh. Wanita se sempuran sherly di sia sia kan. Cantik jelita, lemah lembut, mandiri, setia, apalagi yang Navan cari dari kesempurnaan itu?
Korea adalah negara tujuan, sherly keturunan indo-korea. Kakeknya tinggal disana, sedang neneknya telah meninggal. Semoga keputusan ini membawa mereka menjadi lebih baik, batin anak itu.
Tiba tiba ledakan terdengar keras, mobil yang mereka naiki seketika kehilangan keseimbangan. Oleng ke kiri hingga menabrak pembatas jalan, di belakang ada beberapa mobil nampak mengejar. "Ap--"
Belum sempat mencerna situasi, sopir itu kembali menancap gas meski satu ban miliknya meletus terkena tembakan sniper dari mobil yang mengejarnya. Kondisi mobil oleng, belum lagi mobil di belakangnya semakin dekat. Mereka terbanting karena gesekan besi ban dengan aspal.
Dorr!
Dorr!
Dorr!
Dorr!
Tembakan beruntun melesat ke udara, mengarah ke satu titik. Sherly dengan sigap memeluk Naren, membiarkan tubuhnya menjadi tameng untung anak tunggalnya.
Akhh
Mamanya merintih, punggungnya terkena tiga tembakan sekaligus. Naren panik saat melihat darah keluar dari tubuh sherly. Sudut matanya mengeluarkan air, ia menangis saking paniknya. Tubuhnya bergetar, ritme jantungnya meningkat drastis.
Brukk
Sopir di depannya jatuh menimpa stir, di belakang kepalanya terdapat lubang yang langsung menembus otaknya. Darah mengalir deras dari sana. Bagaimana? Bagaimana?

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue normal.
Teen FictionJaemsung || Nct shipper BL🔞🔞🔞 Nathan yakin dirinya normal secara jasmani dan rohani. Tapi kenapa hatinya deg degan lihat adik kelasnya senyum, baru di senyumin loh nath belum di cium. Cerita ngawur, gausah baca.