Malaikat Yj.

771 65 3
                                    

Saat sedang dalam perjalanan, di dalam mobil ibu soobin terus menanyakan tentang yeonjun.

"Kamu umur berapa yeonjun?"

"21 tahun tan-mah.."

"Wah, jadi tuaan kamu ya dari pada soobin. Soobin 20 tahun. Semoga aja dia bisa jaga kamu ya."

"Hehe, iya ma.."

Soobin di kursi depan yang disebut sama sekali tidak menoleh, ia merasa kesal. Bagaimana ibunya bisa seterbuka itu dengan yeonjun?

Dan kenyataan bahwa yeonjun sedang mengandung anaknya sangat membuat yeonjun frustasi.

Di sepanjang perjalanan dia hanya memikirkan beomgyu. Dia benar benar merasa bersalah kepada beomgyu.

Ia memikirkan, beomgyu pasti sangat hancur saat ini. Ia menyakiti beomgyu, kekasih—tidak, mantan kekasihnya.

Tapi ia benar benar mencintai beomgyu. Jika waktu dapat di ulang, soobin tidak akan menerima ajak hyuka untuk minum waktu itu.



Mereka ber-empat pun sampai di kediaman keluarga choi. Yeonjun terkejut melihat rumah megah tersebut. Desain nya yang mewah dengan taman lumayan besar di depan halaman rumah.

"Jadi ini rumah kamu sementara ya yeonjun. Nanti kalo udah nikah sama soobin, kalian bakal pindah lagi." ucap ibu soobin kepada yeonjun.

"Iya, tenang aja. Rumah kalian udah papa siapkan. Kamu jangan pikirkan apa apa lagi. Cukup rawat dirimu dengan cucu ku itu." sambung ayah soobin.

"I-iya ma, pa.." rasa canggung menyelimuti yeonjun. Memanggil orang yang baru saja di kenalnya dengan panggilan ayah, ibu? sedikit aneh, tapi jujur saja, dia senang.

"Soobin, antarkan yeonjun ke kamar kamu. Kalian akan tidur berdua." perintah ayah soobin.

"Tidur berdua? apa apaan, pa? aku ga mau. Lagian ada kamar tamu, kenapa harus kamar soobin?" tolak soobin.

"Kenapa? dia itu calon suami kamu! dia juga sedang mengandung anak kamu soobin! Tentu saja dia membutuhkan feromon mu untuk kesehatan bayi yang ia kandung!" jelas ayah soobin.

"T-tapi kan pa—"

"SOOBIN! DIA CALON SUAMI MU! PERLU PAPA KATAKAN LAGI?!" ayah soobin terlanjur emosi dan membentak soobin.

Ibu soobin menenangkan suaminya "S-sudah sayang.. kasian yeonjun, dia kaget. Sudah soobin! biar mama saja yang mengantarkan yeonjun! jika kamu tidak mau, kamu saja yang tidur di kamar tamu sana!"

Setelah memarahi soobin, ibu soobin langsung pergi membawa yeonjun ke kamar soobin. Di susul dengan ayah soobin yang pergi ke kamar nya.

Soobin hanya berdecak. Dia memukul dinding untuk melampiaskan amarahnya. Sekarang kedua orang tua nya memihak yeonjun. Bukannya menerima kehadiran yeonjun dan bertanggung jawab atasnya, soobin malah semakin membenci yeonjun karena dia merebut kepercayaan orang tua nya.

|

|

|

"Jadi, ini sekarang kamar kamu ya sayang.. kalo mau mandi di kamar ini udah ada kamar mandinya ya. Baju nya kamu pake baju soobin dulu ya, besok baru kita beli baju buat kamu, dan calon anak kamu." Ibu soobin menghibur yeonjun yang tampak murung dan tidak nyaman.

Ia tau, soobin masih belum bisa menerima kehadirannya. Soobin masih membencinya, mungkin sekarang soobin semakin membencinya karena hal ini.

Tapi, ia tidak bisa berkata 'tidak' ini semua demi anaknya— anak mereka, soobin dan yeonjun.

"I-iya ma, makasih. Emang ga apa apa ya ma? soobin kaya nya ga nyaman."

"Ehh gapapa sayang.. kamu jangan pikirin yang ga penting kaya gitu. Ga usah peduliin soobin. Kamu ga boleh sampai stress ya, kasian bayi nya.." jawab ibu soobin meyakinkan

Yeonjun hanya tersenyum sebagai jawaban. Ibu soobin pun pergi meninggalkan yeonjun untuk beristirahat.

Namun, bagaiman untuk tidak memikirkannya? soobin lah yang membuatnya menghadapi kejadian seperti ini. Yang membuatnya hancur sehancurnya.

Namun dia berterimakasih kepada tuhan, telah mengirimkan malaikat seperti mama soobin, dan papa soobin.

Jika anaknya menghancurkan yeonjun, maka ibu dan ayahnya akan mengobati dan menjaga yeonjun.

|

|

|

Gimana chp ini? seru ga? udah mulai ngebosenin? jangan lupa kasih saran dan votenya ya! See you next chapter‼️

A mistake || Soobjun [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang